3

4.7K 551 39
                                    

"Apa Kau adalah takdir atau malah cobaan untukku?"

SHAKEIL

   Sinar mentari terlihat meredup, sang surya kini telah bersembunyi di balik awan putih yang mulai mengabu.

Sejak pagi hari. Mataku terasa begitu berat, 2 cangkir kopi sudah ku habisi. Dan hanya sedikit memberikan efeknya.

Semalam, aku lembur untuk menyelesaikan pekerjaan ku dan pekerjaan yang seharusnya di kerjakan oleh assistenku. Aku mengerjakannya hingga pukul 2 pagi dan tertidur hingga pukul 3 pagi, dan ku lanjutkan dengan sholat tahajud dan tidak kembali tidur sampai sekarang. Ku akui ini memang salahku. Karena terlalu memaksakan diri. Ya Allah, ampunilah hambamu yang mendzolimi tubuh ini.

Sekarang sudah waktunya makan siang. Dan aku segera bergegas pergi. Mencoba menyegarkan mataku.

Dari kejauhan aku melihat Aiesha, assistenku. Ia terlihat bertengkar dengan kekasihnya. Aku hanya beristigfar. Dan tak ingin mengganggu, mereka sudah dewasa. Saat ingin berlalu. Aku melihat kekasihnya begitu dikuasai amarah. Aku mendekatinya, aku tidak bisa membiarkan itu lebih lanjut.

"turunkan tangan anda," ucapku, saat kekasih assistenku menunjuknya dengan tatapan menusuk. Dan kini ia berubah objeknya padaku.

"Hati perempuan itu seperti cermin. Saat dia pecah, dengan usaha apapun kau menyatukahnnya, cermin itu tak bisa memantulkan bayangan sebaik sebelumnya. Begitu juga perempuan. Jika kau sudah menyakitinya. Hatinya tak akan seperti semula," ucapku.

"jangan sok, ucapanmu seperti paham akan wanita. Sedangkan kau tak memiliki kekasih. jangan mencampuri hubunganku dengan kekasihku!" ucap kekasih assistenku. Aku hanya diam. Beristigfar dalam hati, hatinya begitu keras.

"Sudahlah. Aku pusing. Adam, ku mohon kau segera pergi. Atau akan ku suruh security untuk mengusirmu," ucap Aiesha padanya. Ia hanya diam dan pergi berlalu.

"Terimakasih," ucap Aiesha, assistenku.

"Tidak perlu berterimakasih"

"aku baru tau kau begitu bijak," ucapnya.

" Kata-kata tadi saya petik dari orang lain," ucapku dan kembali keruanganku. Aku memutuskan untuk makan siang di dalam ruangan saja. Setelah kejadian tadi kantuk yang dideritaku kini sudah menghilang.

"Nasihatilah perempuan dgn cara yg baik.Perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk, sementara yang paling bengkok itu bagian teratasnya. Jika engkau bersikeras meluruskannya, ia akan patah.Tetapi jika engkau membiarkannya, ia akan bengkok selamanya. Maka nasihatilah perempuan dengan cara yang baik" )HR Bukhari, Muslim, Ibnu Abi Syaibah, dan Baihaqi

***

Tak terasa kini hari sudah petang. Aku melihat ke jendela. Rintikan hujan mulai mengguyur perkotaan. Ku tadahkan tanganku.

"Allahumma shoyyiban nafi'an, aamiin" do'aku.

"Aamiin," ucap seseorang di depanku. Aku melihatnya sekilas dan segera mengalihakan pandangan seraya beristigfar.

"Tidak pulang, pak?"tanya nya.

"Sebentar lagi" jawabku. Sambil menyusun berkas yang terlihat berantakan di atas meja.

"Di luar hujannya sangat deras, cuacanya menjadi lebih dingin. Bapak mau kopi panas?" tawarnya.

"Tidak, terimakasih. Saya sudah terlalu banyak meminum kopi hari ini," tolakku halus.

"kalau begitu bagaimana kalau coklat panas? Atau teh? Atau bapak ingin minum susu hangat?" tawarnya lagi.

"Tidak,terimakasih," sahutku.

"baiklah kalau tidak mau"

"saya pulang, permisi," ucapku berdiri dan berlalu melewatinya.

"Pak," panggil Aiesha. Aku segera menghentikan jalanku.

"Saya ikut pulang ya, kalau hujan begini taksi susah di dapat. Boleh ya pak, lagi pula rumah saya kan dekat," ucapnya yang kini sudah berada di hadapanku, tak sengaja aku bertatapan dengannya. Aku segera memalingkan tatapanku dan beristigfar.

"Saya akan telpon ayah anda. Agar supir beliau yang menjemput,"ucap ku. Lalu mengambil ponselku dari saku jas yang ku pakai.

"Assalam-" ucapku terpotong karena pekikan dari assistenku. Ponselku telah di rebut olehnya.

"Jangan telpon ayah. Aku sedang di hukum jadi besar kemungkinan permintaanmu tidak di kabulkan, jadi biarkan aku ikut denganmu,"ucapnya dengan muka memelas. Aku merasa kasian, tapi aku tidak mungkin satu mobil dengannya, dan itu hanya berdua.

"Tapi.."ucapku kembali terpotong

"Ayolah pak. Sekali ini saja,"ucapnya memelas. Membuatku menghela nafas.

"Baiklah, tapi anda duduk di jok belakang,"ucapku dan berlalu. Tidak peduli apa yang dia katakan selanjutnya.

Di dalam mobil. Sepanjang perjalanan tidak ada percakapan yang terjadi. Aku selalu beristigfar sepanjang jalan. Setelah mengantarkannya, aku segara melanjutkan perjalanan menuju apartement tempatku tinggal.

***

Malam ini, terasa begitu terang. Sangat berbanding terbalik dengan siang hari.

Aku menatap langit dari jendela, rembulan terlihat begitu bersinar. Bintang-bintang berhamburan menghiasi angkasa raya. Malam ini terasa sejuk.

Ya Allah. Begitu indah ciptaanmu. Aku tersenyum, menikmati permandangan yang begitu memanjakan mata dan hati.

Puas menikmati pemandangan. Aku segera menutup kembali jendela. Ada sesuatu yang aneh mengganjal pikiranku. Astagfirullah, kenapa aku memikirkan wanita itu. Aku terus beristigfar dan memutuskan untuk berwudhu agar terhindar dari bisikan setan.

Sehabis sholat sunnah . Aku mendapat telpon dari umi. Beliau memberitahukan tentang resepsi pernikahan abangku. Ya, aku mempunyai seorang kakak laki-laki, yang menjadi tauladan bagiku. Aku terkejut saat mendengar pertama kali tentang pernikahannya. Tapi aku mengerti, itu adalah takdir yang sudah di rencanakan sang Ilahi.

Assalammu'alaikum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Assalammu'alaikum. Ada yang kangen Shakiel, atau Aiesha atau penulisnnya? hehe😁

Tolong kritik dan sarannya ya.

Jazakumullah katsiiran

Salam penulis

Sflhtmy ❤

YA SHAKEILWhere stories live. Discover now