chap#36- Masa lalu

Start from the beginning
                                    

"Setuju." Senyuman lega menghias wajah tampan Erga. Ia kembali menegakan tubuhhnya. "Meski kamu sudah tahu, pernyataanku akan dan tetap sama  Aku nggak punya hubungan spesial seperti yang kamu khawatirkan baik sama Putri, kakaknya atau keluarganya. Kami berhibungan baik karena kenal cukup lama."

"Kita pulang sekarang?"

"Masih keras kepala rupanya," desah Erga. Ia melambai pada seorang pelayan. Aku pura-pura bermain handphone saat dirinya membayar pesanan kami.

Perjalanan pulang tidak sesepi yang dibayangkan. Erga terus bicara, banyak bertanya hingga menuntut seluruh perhatianku. Delikannya semakin menjadi setiap kali tangan kiriku memainkan handphone. Untuk sejenak kami melupakan masalah Axel atau Putri. Erga berhasil membungkam keingintahuanku dengan mencecari persiapan ujian nanti.

Genggaman tangannya terkadang menguat dan melembut tetapi tidak sampai membiarkan terlepas. Menit yang berlalu memberi kebahagiaan layalnya pasangan biasa. Menghabiskan waktu berdua, bercerita, menggenggam tangan tanpa diwarnai pertengkaran.

Aku hampir tidak memiliki kesempatan memperhatikan pemandangan di luar jendela. Mendengar suara Erga lebih mengasyikan dari apapun. Getaran yang tercipta di antara kami membuatku betah berlama-lama. Kami seolah berada dalam gelembung. Jauh dari hiruk pikuk. Lepas dari tuntutan di sekeliling.

Setibanya di rumah kami disambut keluargaku. Kak Adji yang biasanya jarang terlihat hari ini tampak bersantai di teras bersama Ayah. Erga bersikap sangat sopan. Ayah cukup senang melihat kedatangannya. Dengan setengah memaksa, ia meminta lelaki itu makan bersama kami. Dalihku bahwa kami baru saja makan tidak digubris. Erga bahkan berkata perutnya termasuk perut karet.

Aku permisi ke kamar sementara Erga dikelilingi keluargaku. Hari ini lumayan melelahkan sekaligus menghibur. Meski bertemu Erga bagai doa yang terkabul, pengakuan Arman tidak bisa diabaikan begitu saja. Teruma saat sedang sendiri seperti di kamar. Keingintahuan memenuhi kepala.

Setelah menaruh tas di meja, aku segera mengambil kaus dan celana piama dari lemari. Erga terbiasa melihatku dalam balutan pakaian sederhana. Ia memuji kecantikanku. Menurutnya kelebihan fisikku tidak terhalang pakaian jenis tertentu. Pernyataan yang sangat berlebihan karena keluargaku tidak sependapat terutama saat melihat betapa buluknya pakaian pilihanku.

Rasa penasaran tentang Arman terpaksa harus tersingkir. Ketukan dan suara Ibu dibalik pintu kamar membuyarkan lamunan. Awalnya aku bereaksi biasa saja. Erga sudah sering mengobrol bersama keluargaku. Humor dan sifat jenakanya selalu berhasil menghibur, menceriakan orang-orang disekelilingnya.

"Ada cerita seru yang kulewatkan?" Kuhempas sofa di samping Ayah saat menyusul Ibu.

Ayah tersenyum lalu melirik Erga. Dibanding dalam perjalanan dari mal di mobil, sikap Erga tampak tegang. Jemarinya saling bertaut. Posisi duduknya seolah tak nyaman.

Kak Adji mendahului membuka obrolan. Ia memberitahu sekaligus meminta izin diriku menenemui keluarga besarnya. Permintaan yang sangat wajar.

"Kenapa kamu tegang begitu. Orang tuaku kan sudah mengizinkan?" Ekspresi Erga memberi kesan ada yang ditutupi.

Dan benar saja penjelasan Kak Adji hampir membuatku terbatuk. Pertemuanku dengan keluarga besar Erga bukan hanya sekadar perkenalan. Sepengetahuanku kondisi neneknya memang kurang sehat. Beberapa kali sakit parah.

Belum lama ini nenek Erga meminta sesuatu pada salah satu cucu kesayangannya itu. Ia ingin mengenal calon pendamping cucunya. Selain itu bila memungkinkan neneknya berharap bisa melihat Erga mengikat hubungan  setidaknya bertunangan lebih dulu.

Kepalaku sontak berputar pada Ayah. Sebagai kepala keluarga, restunya sangat penting. Diriku merupakan anak perempuan satu-satunya, bungsu dan memiliki trauma di masa lalu. Memberikan diriku peluang mempunyai pacar lagi setelah Axel mungkin bukan masalah besar tetapi bertunangan bukan permainan anak-anak.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 16, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Melody From The Past ( completed )Where stories live. Discover now