12. Think

99 23 13
                                    

Koridor sekolah tampak lengang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Koridor sekolah tampak lengang. Waktu menunjukkan pukul delapan pagi, tentu saja proses belajar mengajar masih berlangsung di seluruh kelas. Hanya terdengar samar-samar suara guru yang menjelaskan materi pelajaran atau suara murid-murid yang mencuri kesempatan mengobrol di tengah penjelasan yang disampaikan guru.

Suara derap kaki yang susul menyusul dan seirama terdengar dari lapangan olahraga indoor. Pagi ini jadwal pelajaran olahraga untuk kelas 3-2. Seluruh murid kelas itu berlari mengelilingi lapangan sebagai bentuk pemanasan. Di salah satu sisi lapangan terlihat Hyuk Ssaem, guru pria bertubuh atletis yang sedang memantau mereka.

Lapangan olahraga indoor yang dilengkapi dengan tribun penonton yang mengelilinginya ini bisa dibilang luas, sehingga untuk mengelilinginya satu kali saja sudah melelahkan. Murid-murid yang di awal waktu tadi begitu bersemangat, kini mulai memperlambat larinya saat putaran kedua. Belum lagi putaran ketiga untuk mengakhiri sesi pemanasan ini.

Salah satu kelebihan orang bertubuh tinggi adalah kaki-kakinya yang panjang, sehingga mudah untuk berlari dalam waktu singkat didukung langkahnya yang lebar. Mingyu menyeka keringat di dahi, terengah-engah sambil perlahan mulai memperlambat larinya. Ini putaran terakhirnya, bisa dibilang ia yang tercepat dibanding teman-temannya yang lain. Tak lama kemudian, Mingyu mempercepat langkah saat dilihatnya Eunseo sedang berlari beberapa meter di depannya. Gadis itu masih belum menyelesaikan putaran kedua.

"Kau lambat sekali," ucap Mingyu yang kini sudah berlari beriringan dengan Eunseo, sengaja ingin membuat gadis itu kesal.

Eunseo menoleh, ekspresinya berubah kesal saat dilihatnya Mingyu berlari di sampingnya. "Jika kau ingin mengangguku, mending pergi saja. Aku tak akan meladeni troublemaker sepertimu," balas Eunseo ketus. Ia sudah sangat lelah, kehadiran Mingyu yang sering mengganggunya tentu saja makib memperburuk moodnya. Eunseo berusaha berlari mendahului Mingyu, namun tentu saja lelaki jangkung itu dengan mudah dapat menyusulnya.

"Ya! Kenapa wajahmu pucat?" Mingyu bertanya sambil memandang wajah Eunseo di sampingnya. Memang benar, wajah Eunseo terlihat berbeda dari biasanya. Gadis itu nampak pucat.

Eunseo refleks membasahi bibir bawahnya, "Lipbalmku habis, jadi aku tidak memakainya hari ini. Apa itu penting bagimu?" Menampilkan tatapan sinis pada Mingyu, Eunseo mengisyaratkan agar lelaki itu tak usah peduli dengan wajahnya.

Mingyu mengerucutkan bibir sekilas, "Bilang saja kau lelah dan tidak sanggup berlari. Lemah sekali ckck."

Mingyu mempercepat larinya setelah mengatakan kalimat tersebut. Perlu diketahui, apa yang dikatakan Mingyu tadi bukan untuk mengejek atau merendahkan Eunseo, melainkan untuk menyemangati gadis itu. Mingyu tahu jika ia mengatakan hal semacam itu, Eunseo pasti akan marah dan tidak terima sehingga gadis itu bisa termotivasi dan kembali semangat melanjutkan larinya. Dan benar saja, sedetik kemudian Mingyu bisa mendengar Eunseo berseru jengkel padanya diikuti langkah kaki gadis itu yang menyusulnya berlari.

Life, Love, Hurt. (Wanna One ft. Seventeen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang