20. Quidditch Game

6.2K 611 60
                                    

Beberapa minggu kemudian, hari pertandingan Quidditch antar asrama yang telah ditunggu-tunggu pun datang.

Selebaran jadwal pertandingan bertuliskan Ravenclaw vs Slytherin tersebar di seluruh sudut Hogwarts.

Semua murid berlari ke Quidditch Pitch, menyambut gembira pertandingan tersebut. Beberapa murid dari Gryffindor bahkan bertaruh atas siapa yang akan memenangkan pertandingan kali ini. Hal turun temurun yang dilakukan seluruh murid saat Quidditch di selenggarakan.

Hermione duduk di salah satu menara yang mengelilingi Quidditch Pitch bersama Harry dan Ron. The Golden Trio mendapatkan tempat duduk khusus bersama para professor dan tamu-tamu penting lainnya.

Seharusnya Hermione sebagai Ketua Murid berada dibawah sana untuk memantau langsung pertandingan. Tapi Draco melarangnya, memerintahnya untuk duduk manis dan menonton saja dengan alasan bahwa gadis itu tidak terlalu mengerti Quidditch dan dibawah sana lebih berbahaya. Lelaki itu mengambil alih tugas Hermione, dibantu oleh Ginny dan prefek lain yang sudah ditunjuk sebagai pengurus.

Di bawah sana, Draco bersama Ginny memberikan sebuah pembukaan dan pengarahan singkat pada setiap pemain. Setelah itu, Draco mendekati tim asramanya yang dipimpin oleh Mark Mclaggen. Mereka tidak terlalu dekat, tapi status keluarga Malfoy tetap berada jauh diatas keluarga Mclaggen.

"Aku harap kita tidak melalukan hal-hal berbahaya saat pertandingan nanti." Katanya pada sekumpulan pemain Quidditch Slytherin itu.

"Kau bercanda, Malfoy? Kami melakukan permainan ini dengan cara Slytherin." Jawab Mclaggen meremehkan.

"Kau sudah dengar peraturannya bukan? Jika ada pelanggaran atau kekerasan, kalian tidak diperbolehkan bertanding lagi." Tegas Draco.

Pemain lain yang masih berada ditingkat 5 dan 4 terlihat gelisah. Meski tidak mengiyakan secara langsung, Draco tahu mereka tidak akan berani melawannya. Tapi tidak dengan Mclaggen. Ia merasa muak dengan Draco yang sok berkuasa dan berlaku seperti orang baik. Slytherin bukan orang lemah dan mudah mengalah seperti itu. Ia mendengus lalu meninggalkan Draco, diikuti oleh pemain lainnya.

Pemain Quidditch kemudian menaiki Broomstick mereka dan terbang mengelilingi Quidditch Pitch. Seorang murid tahun ke-4 Ravenclaw membuka acara dengan pengeras suara.

"Hello, welcome to Hogwart's first Quidditch game in this season. Today game is Ravenclaw versus Slytherin!" Ucapnya penuh semangat. Seluruh murid juga berseru dan meneriakkan nama asrama yang mereka dukung.

Kemudian para pemain berkumpul di tengah lapangan, mengelilingi Madam Hooch yang berjalan menuju sebuah koper yang bergerak-gerak.

"Bersiap di posisi kalian masing-masing. Aku mengingkan permainan yang baik dan bersih!" Katanya lalu menendang koper itu hingga terbuka.

Sebuah Snitch dan Bludger terbang keatas, membuat para pemain menundukkan kepala saat benda itu melesat. Sementara Madam Hooch mengangkat Quaffle kemudian melemparnya keatas.

"Quaffle is realese and the game, begin!" Seru anak perempuan pembawa acara.

Dengan begitu, para Chaser segera merebut Quaffle. Keeper menjaga di gawang berbentuk bulat, Beater menjaga Chaser agar tidak terhantam Bludger dan Seeker mengejar Golden Snitch.

Permainan itu berlangsung sengit dan menegangkan. Quaffle beberapa kali pindah tangan sebelum akhirnya seorang Chaser dari Ravenclaw menguasainya. Ia melewati beberapa pemain lainnya dan terbang menuju gawang sampai ia berhadapan dengan Keeper Slytherin. Seorang Beater dari Ravenclaw memukul Bludger itu kearah Keeper Slytherin, sehingga membuatnya menghindar dan gawang bebas tanpa penjaga. Chaser Ravenclaw pun menggunakan kesempatan baik itu dengan melemparkan Quaffle memasuki gawang.

Ting!

Angka di papan berganti menjadi 10 poin untuk Ravenclaw dan 0 untuk Slytherin. Mclaggen yang seorang Beater mengumpat kesal. Ia berteriak pada Chaser Slytherin untuk tidak memberikan Quaffle pada Ravenclaw dan memerintah Seeker untuk menangkap Golden Snitch. Ia mendengus karena pemain Slytherin bermain aman, tidak seperti permainan sebelumnya. Ini semua karena perintah Ketua Murid sok baik itu, Draco Malfoy.

Semenjak Draco menjadi Ketua Murid, banyak peraturan yang dibuat semakin ketat (dalam hal baik). Hal itu tidak memberi keuntungan sama sekali untuk Slytherin. Lelaki itu bahkan tidak memberi keringanan untuk asramanya sendiri. Menurut sebagian orang, Draco sudah menunjukkan perubahan yang baik dengan cara berdedikasi penuh dalam tugasnya. Tapi menurut Mclaggen, itu tampak seperti pencitraan sampah agar mantan Pelahap Maut itu terlihat baik di mata orang-orang.

Sesi kedua dimulai, kini Slytherin terlihat lebih gesit dan memimpin pertandingan. Namun saat mendekati gawang, Keeper Ravenclaw berhasil menepis Quaffle itu. Quaffle segera berpindah tangan ke Chaser Ravenclaw dan permainan kembali dipimpin Ravenclaw.

Mclaggen kembali mengumpat dan hampir mengutuk pemain sialan Ravenclaw. Slytherin tidak akan mencetak angka jika mereka selalu bermain aman! Ia lalu menyadari keberadaan Draco yang berdiri didekat pintu masuk Pitch bersama Ginny.

"Sepertinya sedikit permainan 'kotor' tidak masalah." Bisiknya pada diri sendiri.

Bertepatan dengan itu, ia menyadari seorang Beater dari Ravenclaw memukul Bludger kearahnya. Dengan cepat ia membelokkan Bludger itu dengan pemukulnya. Tetapi ia sengaja mengarahkan Bludger itu menuju seseorang yang menjadi targetnya.

Draco Malfoy.

Kejadian itu begitu cepat dan tanpa diketahui seorangpun jika itu adalah kesengajaan. Mereka hanya melihat Bludger keluar dari lingkaran permainan dan melesat kebawah.

"Oh tidak! Ginny!" Harry bangkit dari tempat duduknya, menyadari Bludger itu terbang kearah kekasihnya. Pukulan Mclaggen ternyata sedikit meleset dan malah mengincar Ginny.

Draco yang menyadari sebuah Bludger terbang kearah Ginny, langsung menarik gadis itu sedetik sebelum Bludger menghantamnya. Tetapi naasnya, benda itu menyenggol sedikit bahu Draco. Menyebabkan beberapa tulangnya bergeser akibat hantaman benda keras tersebut. Mereka terjatuh hingga berguling di tanah.

"Ouch! Ketua Murid kita baru saja terkena Bludger!" Kata si gadis pembawa acara, membuat para penonton terdiam seketika. Para pemain juga menghentikan permainan mereka.

Sementara Mclaggen diam-diam tersenyum miring. Meski meleset, ia berhasil melukai targetnya.

.
.
.

TBC

A/N: hehehe apaneh

The End of the NightmareWhere stories live. Discover now