13. Something goin' on

7.4K 738 87
                                    

Hermione terbangun dari tidurnya dan menyadari bahwa ia tidak berada di kamarnya. Ia tersenyum ketika merasakan tangan seseorang melingkari perutnya. Rasanya seperti mimpi. Baru kemarin mereka bertengkar dan sekarang sudah berpelukan dalam tidur?

Hermione menoleh dan menatap lelaki pirang yang masih terlelap. Begitu damai seperti anak kecil. Jika saja Draco Malfoy terlihat polos seperti ini, Hermione tidak mungkin sempat membencinya.

"Draco, kau mau tidur sampai kapan?"

"Hmm morning." Bisik Draco masih setengah mengantuk. Ia mengeratkan pelukannya pada gadis itu, menikmati nyamannya kasur (dan pacarnya) setelah sekian lama tidak bisa tidur dengan tenang.

"Wake up, boy. Cepat mandi dan bersiap. Kau pasti tidak mau terlambat ke kelas Professor McGonagall bukan." Hermione bangkit setelah melepaskan lengan Draco dan menguncir rambut bergelombangnya asal-asalan.

"Oh great, i'm being bossed around by Hermione Granger." Ucap Draco dengan nada menjengkelkan.

Hermione menatapnya dengan garang, tangan terlipat di depan dada, bersiap menyemprot Draco dengan ceramahnya yang panjang lebar.

".. and i'm mildly enjoying it." Lanjut lelaki itu kemudian berlari ke kamar mandi. Hermione mendengus dan tertawa. Sungguh menyebalkan mempunyai pacar Slytherin kan?

Saat memasuki jam makan siang, Hermione menuju Great Hall dan berkumpul di meja Gryffindor bersama teman-temannya. Senyum manis terukir sepanjang hari di bibirnya.

Tidak berbeda dengan lelaki berambut pirang di meja Slytherin. Biasanya Draco terlihat sendu dan lebih banyak melamun, tapi kini wajahnya cerah dan bahagia. Mereka bertatapan kemudian tersenyum lagi seperti orang bodoh. Hanya karena satu hal bernama 'cinta'. Menggelikan. (ini aku geli beneran)

"Kenapa kau senyum-senyum seperti itu?" Tanya Ginny yang duduk disebelah Hermione.

"Hanya mengingat sesuatu yang lucu." Jawabnya singkat.

"Mione, kemarin kau menghilang seharian. Bahkan kau tidak datang makan malam. Kau kemana?" Tanya Ron. Hermione meringis dalam hati. Sahabatnya ini sudah cocok menjadi Auror dengan kehebatan interogasinya tersebut.

"Aku hanya em, sedikit lelah dan beristirahat lebih awal." Katanya menghindari tatapan ingin tahu teman-temannya.

"Malfoy juga tidak ada semalam. Kau bersamanya?" Pertanyaan dari Harry membuat jantungnya hampir melompat. Apa yang harus ia katakan?

"Apa? Tentu tidak Harry! Tidak mungkin." Suara Hermione terdengar naik turun dengan aneh. Dalam hati Hermione meminta maaf pada ketiga temannya karena tidak bisa mengatakan sejujurnya. Ini bukan waktu yang tepat untuk mengakui semuanya.

Tingkah laku Hermione yang tidak seperti biasanya malah membuat Harry, Ginny dan Ron makin curiga. Apakah sesuatu terjadi antara mereka berdua?

Ketiganya serentak menoleh ke belakang, mendapati Draco yang mencuri pandang ke arah meja Gryffindor. Begitu ketahuan, Draco segera mengalihkan pandangannya. Ada apa ini?

Merasa ada yang aneh, Harry dan Ron pun memutuskan untuk mencari tahunya langsung dari Draco Malfoy. Mereka pikir, Hermione tidak berani memberitahu mereka mungkin karena ancaman atau semacamnya. Karena itu, mereka menunggu Draco keluar dari Great Hall di bagian timur Central Park.

"Malfoy, ada yang ingin kami bicarakan." Kata Harry begitu mendapati lelaki itu datang.

Mereka menepi hingga tidak banyak murid yang berlalu-lalang. "Tentang apa, Potter? Kau ingin membalas dendam?" Tanya Draco dengan nada seperti biasa, mengejek.

The End of the NightmareWhere stories live. Discover now