3. You saved me?

7.7K 761 23
                                    

Keadaan Hogwarts semakin dingin dan kelam sejak tidak adanya Dumbledore. Severus Snape yang diketahui telah bergabung dengan Pelahap Maut kemudian diangkat menjadi kepala sekolah untuk menggantikannya.

Anggota Pelahap Maut kini dapat memantau Hogwarts untuk mencari keberadaan Harry Potter, the boy who lived untuk diberikan kehadapan Pangeran Kegelapan.

Harry tidak bisa kembali ke Hogwarts dalam keadaan seperti ini. Namun ia juga tidak bisa diam saja melihat kehancuran dunia sihir.

Anggota Order of the Phoenix sudah banyak membahayakan nyawa mereka demi keselamatan Harry. Karena itu Harry memutuskan untuk mencari Horcrux yang dipercaya menyimpan sebagian jiwa Voldemort.

Hermione dan Ron tidak bisa membiarkan Harry mencari benda itu sendirian disaat dirinya berada dalam bahaya. Karena itu mereka bersama-sama mencari Horcrux yang tidak diketahui dimana keberadaannya.

Namun pencarian itu tidak berjalan lancar karena mereka dikejar oleh kawanan perompak. Sebelum mereka benar-benar tertangkap, Hermione memantrai wajah Harry agar tidak dikenali.

Perompak itu masih mengenali Harry karena tanda di dahinya. Mereka pun membawa ketiga orang itu ke Malfoy Manor.

Manor itu memiliki gerbang besar di depannya. Gedungnya hampir sebesar kastil dengan warna hitam mendominasi. Auranya gelap dan suram, persis seperti rumah berhantu. Tidak heran jika tempat itu dijadikan markas rahasia Pelahap Maut.

Di dalam Malfoy Manor, mereka dihadapkan dengan Bellatrix, Lucius, Narcissa dan Draco

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam Malfoy Manor, mereka dihadapkan dengan Bellatrix, Lucius, Narcissa dan Draco. Bellatrix Lestrange dan Lucius Malfoy langsung mengenali Hermione dan Ron, namun tidak dengan Harry. Mereka berpikir bahwa bisa saja Hermione dan Ron membawa Harry palsu untuk mengecoh.

Karena itu, Bellatrix dan Lucius meminta Draco untuk mengenali Harry dari dekat.

Bellatrix menahan kepala Harry dari belakang dan memanggil Draco dengan manis. "Kemari, sweetie. Don't be shy."

Draco menatap Harry di depannya dengan ketakutan karena paksaan bibi dan ayahnya. Sebenarnya ia bisa langsung mengatakan bahwa orang yang berada di hadapannya adalah Harry Potter. Namun ia memilih diam seribu bahasa.

"Katakan Drakie, apakah dia Harry Potter?" Tanya Bellatrix dengan senyum menyeramkan.

Bibir Draco bergetar dan ia menjawab dengan lirih. "Aku tidak tahu."

Harry sedikit tersentak dengan jawaban itu. Tidak mungkin, kan Draco Malfoy tidak mengenalinya?

"Son, kau tidak boleh salah mengenalinya." Ucap Lucius dengan nada mengancam.

"Aku.. tidak tahu, Father." Jawab Draco lagi.

Bellatrix terlihat kecewa. Hingga akhirnya ia menyadari pedang yang dibawa oleh perompak.

"Dari mana kalian mendapatkan itu!?" Teriaknya.

Dengan marah ia merebut pedangnya, mengutuk kumpulan perompak itu dan mendorong mereka untuk pergi.

Ia memerintah Wormtail untuk membawa Harry dan Ron ke penjara bawah tanah dan meninggalkan Hermione bersamanya.

"Aku akan bertanya pada yang satu ini. GIRL TO GIRL!" Ia menarik Hermione dan meletakkan sebuah pisau di leher sang gadis. Mengancamnya dengan seringai yang menyeramkan.

Lucius dan Narcissa tidak ingin mencampuri urusan Bellatrix, karena itu mereka pergi dari ruangan.

Namun Draco masih berdiri disana dengan rahang keras dan tangan terkepal. Ia melihat bibinya melempar Hermione ke lantai dan menyerangnya dengan mantra Crucio. Salah satu dari tiga mantra terkutuk yang juga menyiksanya selama ini.

Hermione tidak bisa menggerakkan tubuhnya sementara Bellatrix berada diatasnya. Wanita berambut ikal hitam itu tersenyum menakutkan dan berkata dengan suara berbisik tepat di telinganya.

"Dimana kau mendapatkan pedang itu? Dimana?!" Suara Bellatrix yang awalnya berbisik menjadi berteriak menggelegar di telinga Hermione.

"Aku menemukannya. Please don't.." Ucap Hermione sambil menangis kesakitan.

"Kau berbohong, filthy mudblood. Aku tahu kalian mencurinya dari vaultku di Gringgot's Bank! Katakan apalagi yang kalian ambil dari sana?!"

Bellatrix mulai menyayat pergelangan tangan Hermione dengan pisaunya, membuat gadis itu berteriak histeris ketika ujung pisau menggores kulitnya. Goresan itu membentuk sebuah kata yang paling dibencinya.

Mudblood.

Draco tak sanggup lagi melihatnya. Teriakan Hermione begitu menyayat hatinya. Ia kini terpaku pada pedang yang tergeletak tak jauh darinya. Otaknya sedang memikirkan sesuatu yang dapat menghentikan Bellatrix.

Dengan cepat dan tanpa diketahui Bellatrix, ia mengganti pedang itu dengan benda lain yang sudah ia transfigurasi.

"Bibi Bella, seperinya pedang ini palsu." Draco berkata, menelan salivanya susah payah. Ini kedua kalinya ia berani berbohong pada Bellatrix. Beruntung ia menguasai Occlumency dengan sangat baik.

Bellatrix mengalihkan perhatiannya pada Draco yang memegang pedang tersebut. Ia akhirnya melepaskan Hermione dan mendekati Draco untuk mengamati pedang itu.

"Kau benar Drakie, ini palsu. Beraninya mereka membodohiku!" Dengan sekejap benda itu lenyap dihancurkan oleh Bellatrix. Kemudian ia pun pergi meninggalkan ruangan setelah puas menyiksa Hermione.

Draco segera menghampiri Hermione dan melihat luka yang masih mengalirkan darah. Luka itu mengerikan, sama seperti tanda hitam di lengannya.

Ia mengayunkan tongkatnya dan menyebutkan mantra "Episkey". Tidak terlalu membantu, setidaknya luka di tangan Hermione langsung mengering.

"Bangun, Granger." Panggil Draco mengguncang tubuh Hermione. Sepertinya gadis itu sangat syok hingga pingsan.

"Oh c'mon. Wake up!" Ia menoleh kearah pintu, memastikan tidak seorangpun penghuni Manor  memergokinya.

Hermione merasakan seseorang mengguncang tubuhnya dan memanggil namanya berkali-kali.

"Granger!"

"Granger, sadarlah."

"Hermione!" Mata gadis itu sedikit terbuka, antara sadar dan tidak sadar. Suara itu terus memanggil namanya. Pertama kalinya ia mendengar suara itu memanggil nama depannya.

Samar-samar Hermione melihat sosok lelaki berambut pirang dengan iris kelabu yang berada di atasnya. Lelaki itu terlihat kacau dan matanya menyiratkan kekhawatiran?

Ia tersentak dan langsung membuka matanya lebar.

'Malfoy?!'

"Bangun, kau harus pergi dari sini sebelum bibi ku kembali." Draco menarik tubuh Hermione untuk bangkit.

Namun tiba-tiba sebuah mantra Stupefy dilayangkan kepadanya, membuat dirinya terpental jauh. Tongkat Draco melayang ke tangan si pelaku.

"Hermione? Kau tidak apa-apa?" Itu Harry dan Ron! Hermione segera berlari ke sisi mereka.

Ia menoleh pada Draco yang meringis sakit. Ia tidak percaya kejadian barusan. Apakah Draco mencoba menolongnya? Harry dan Ron pasti berpikir bahwa Draco yang menyiksanya.

"Kalian pikir mau kemana tikus-tikus kecil?" Bloody Hell! Bellatrix, Lucius dan Narcissa kembali ke ruangan itu karena mendengar keributan.

Mereka menghadapi Wand Fight beberapa saat sebelum Dobby datang menyelamatkan mereka dan membawa mereka untuk ber-Apparate ke Shell Cottage.

Naasnya, pisau milik Bellatrix sempat menancap ditubuh Dobby sehingga peri rumah itu tidak dapat diselamatkan.

.
.
.
TBC

A/N: anggap aja episkey ini seperti mantra penyembuh, ntah itu tulang bengkok atau luka kecil ya

The End of the NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang