Ia melihat appa mertuanya sedang diwawancarai banyak orang, dan juga disebelahnya terdapat jungkook yang tengah menjawab pertanyaan dari beberapa reporter.
Satu hal yang jisoo dengar adalah pengadilan soal kasus ini akan dilaksanakan besok pagi.
Ia tersenyum melihat jungkook tidak gugup menanggapi masalah ini, dan ia bangga melihat appanya hanbin selaku pemilik rumah sakit ini yang bijak menanggapi para wartawan itu.
Drrttt.. Drrtt
Jisoo merasa ponselnya bergetar di saku celananya,dan langsung ia mengambil ponsel itu dari saku celananya. Tertera nama 'jihyo' di layar ponselnya.jisoo menekan tombol hijau dilayar ponselnya untuk mengangkat panggilan itu.
"jihyo-ah.." sapa jisoo sambil membuka pintu ruang kerjanya dan memasuki ruangannya itu.
"eonniya~ makan malam ini, apakah eonni keberatan?"
"eoh itu. Baiklah, jam berapa?"
"eonni sungguh tidak keberatan? Jam delapan malam."
"tentusaja tidak, baiklah akan diusahakan tepat waktu."
"gomawo eonniya.. Ada yang ingin aku ceritakan malam nanti"
"eoh begitu, soal kemarin?"
"ne. Aku tidak sabar ingin menceritakan ini"
"ahaha.. Tunggu nanti malam, itu bukan waktu yang lama bukan. Eoh.. Kau tidak pergi ke kampus?"
"aku sedang di kampus. Dosen sedang menjelaskan sesuatu,apa eonni dapat mendengarnya?"
"aishh.. Yang benar saja, kau sempat menelponku di waktu seperti itu. Bagaimana jika ketahuan"
"ah.. Tenang saja, dosen itu tidak begitu galak.. Aku duduk di paling belakang"
"aigoo.. Bagaimana bisa, jika aku menjadi dosennya mungkin aku akan mengambil ponselmu itu"
"a-ais.. Aniya.. A-aku? Aku tidak menelpon siapa pun"
Tip
Jihyo memutuskan sambungan teleponnya dan membuat jisoo bingung kenapa tiba tiba saja jihyo mematikan sambungan teleponnya.
****
Kantor perusahaan kim
Hanbin sibuk menandatangani beberapa berkas yang ada diatas meja kerjanya.
Cklek..
Pintu terbuka dan memperlihatkan jinhwan yang merupakan teman sekaligus sekertaris di perusahaan itu.
"bujangnim.." jinhwan menyapa hanbin lalu duduk di hadapan meja kerja hanbin.
"hyung.. Selamat pagi." hanbin biasa memanggil jinhwan dengan sebutan itu karena jinhwan lebih tua beberapa tahun darinya.
"aihh.." jinhwan menghembuskan nafasnya dan menyerahkan map berisi laporan.
"apa ada masalah?" tanya hanbin
"bukan. Lebih tepatnya bukan masalah buruk,jadi begini.. Ada rapat yang perlu dihadiri." ucap jinhwan to the point
"kapan?" hanbin menghentikan pekerjaannya menandatangani berkas berkas.
"besok lusa, infonya memang mendadak tapi kupikir kau tidak risau soal kapan dan dimananya rapat penting ini" ucap jinhwan
"baiklah, dimana?"
"di bangkok,anda wajib mendatangi ini." jawab jinhwan
"baiklah" hanbin terlihat begitu tenang menanggapi ini.
Jinhwan yang melihat wajah dingin hanbin hanya berdecak kagum tak percaya.
"baguslah. Aku dapat sekalian membawa jisoo berlibur disana" batin hanbin
****
Jisoo tengah menunggu hanbin di koridor rumah sakit,hanbin berjanji akan menjemputnya pulang.dan ini sudah sore dan waktunya jisoo pulang.
Mobil hitam mendekati tempat berdirinya jisoo,kaca mobilnya perlahan membuka dan memperlihatkan wajah hanbin sepenuhnya.
"Jisoo-ya.. mian membuatmu harus menunggu" ucap hanbin
"Gwancanha.. tidak lama kok." Jisoo membuka pintu mobil dan langsung masuk ke mobil.
Hanbin menancap gas dan pergi meninggalkan rumah sakit.
"Bagaimana hari ini?" Tanya hanbin sambil memfokuskan laju mobilnya
"Hari ini? Seperti biasa,eoh! Tadi appa mendatangi wawancara. Apa kau tau ini?" Tanya jisoo
"Tidak. Memangnya wawancara apa?" Tanya hanbin,sebenarnya hanbin sudah tau ini.
Hanya ingin mendengar jisoo bercerita.
"Wawancara soal kasus yang terjadi beberapa hari lalu,dan juga jungkook tadi bercerita padaku soal kasus pembunuhan yang terjadi kemarin. Itu sangat menegerikan,membuatku merinding saat ia menceritakan bagaimana pembunuhan itu terjadi" jelas jisoo
"Aigoo.. bagaimana bisa itu terjadi di rumah sakit sebesar itu. Eoh,pengadilannya akan dilakasanakan kapan?" Hanbin bertanya sesuatu yang telah ia ketahui untuk yang kedua kalinya.
"Besok pagi. Yaa! Bagaimana kerjamu hari ini di kantor? Apa saja yang terjadi" tanya jisoo dengan antusiasnya.
"Seperti biasa,tadi jinhwan memberiku info bahwa aku harus mendatangi rapat di bangkok lusa. Aku ingin kau ikut denganku" ucap hanbin bisa dibilang to the point
"M-mwo? Ikut denganmu? Bolehkah?" Jisoo tak percaya dengan ucapan hanbin barusan
"Aku mengajakmu,tentusaja boleh." Jawab hanbin
"Yaaissh! Tak kusangka aku dapat pergi kesana dengan orang yang kucintai" ujar jisoo
"Orang yang kucintai?" Seakan akan hanbin ingin jisoo mengucapkan kata kata itu sekali lagi.
"A-ani.. maksudku.. lupakan saja!" Jisoo mulai salah tingkah.
"Nuguya?" Hanbin melihat semburat merah jambu yang tertera di pipi jisoo.
"Aniyo~" jisoo menyembunyikan wajahnya dari hanbin
"Bwahaha! Aku dapat melihat pipimu yang berwarna pink,kyeopta!" Tawa hanbin mengisi ruangan di mobil.
Setelah tawaannya berhenti,keadaan menjadi normal kembali.
"Eoh. Hanbin-ssi.. malam ini aku dan jihyo akan makan malam" ujar jisoo
"Baiklah. Mau kuantar?" Tanya hanbin
"Tidak perlu. Kau harus istirahat untuk besok,jadi aku akan pergi naik taksi saja" jawab jisoo
Hanbin hanya mengangguk mendengar jawaban jisoo,dipikir-pikir jisoo memang menyimpan banyak perhatian pada hanbin.
YOU ARE READING
You're Number One √ Khb • Kjs
Fanfiction[Baca sampai akhir] "hubungan ini diawali dengan main-main,lalu bagaimana dengan akhir kisah hidup kita hanbin-ah?" -jisoo "seberapa pahitnya,kita harus terus menjalani hubungan ini hingga ajal memisahkan kita" -hanbin
chapter 26
Start from the beginning
