chapter 03

1.3K 143 3
                                        


"Mwo? Apa yang baru aku lakukan" hanbin kebingungan melihat tubuh jisoo yang tiba tiba tergeletak di lantai.

Drrtt..drrtt..

Hanbin mendengar suara yang bersumber dari handphonenya. dengan sigap hanbin mengangkat panggilan telepon tersebut.

Eomma.

"Yoboseo.."

"Eomma dan appa akan mengunjungimu"

"Aishh.. aku sedang tidak ada di apartemen"

"eomma dan appa sudah berada di parkiran"

"mwo? Ada perlu ap_"

Sambungan telephone pun terputus secara sepihak.

Hanbin pov*

Apa yang akan terjadi jika eomma dan appa melihat kondisi jisoo ini? Apa perlu aku sembunyikan dia? Baiklah aku harus gerak cepat.

Aku pun mengangkat tubuhnya yang terbilang tidak berat. Aku jatuhkan tubuhnya yang lemas ke dalam lemari besarku, kuharap dia tidak sadarkan diri sampai eomma dan appa sudah pergi dari apartemenku.

"Haishh.. gila memang" aku langsung menutup pintu lemarinya

Ting..tong..
Cklek..

"Eoh eomma dan appa ada perlu apa menemuiku" tanyaku pada kedua makhluk yang sudah merawatku dari lahir itu.

"Huhh.. dimana jisoo?" Tanya eomma terus terang setelah melihat ruangan apartemenku yang sepi

"Ji-jisoo?.. aahh.. ituu dia sedang pergi berbelanja" jawabku terpotong potong

"jinjja?" Appa tiba tiba memperlihatkan smirknya,semenjak kecil appa selalu tahu gerak gerikku ketika berbohong,ya aku selalu mengusap leherku saat berbohong.

"Aiighhh... sebenarnya apa keperluan eomma dan appa?" Aku kesal jika harus meneruskan topik sebelumnya.

"Ini.." eomma mengeluarkan dua helai kertas dari tasnya

Sekilas aku melihat cermat kertas itu.

"Tiket honeymoon?" Tanyaku malas

"Ne! Hanbin-sshi eomma hanya ingin meminta satu permintaan saja" baru pertama kali eomma memperlihatkan wajah seriusnya,sebelumnya eomma adalah eomma yang selalu mendengar ceritaku dengan baik.dan selalu membelaku ketika aku sedang dimarahi appa

Sekilas mengenai eommanya hanbin. (Flashback)

Eomma. Sekarang eomma berumur 46 tahun, dan aku 25 tahun (ceritanya). Eomma adalah orang yang selalu mengarahkanku pada hal hal yang baik melewati tiap senyuman dan candaannya. Pernah disaat aku masih SMA, aku terkena masalah karena aku selalu menggambar postur tubuh wanita tanpa busana. Appa benar benar marah dan malu sampai dia pernah menyewa psikolog untuk memperbaiki sifatku.
Tapi,saat itu eomma tidak marah sama sekali. Eomma malah merangkulku dan bicara dengan suara lembutnya

'Ahh.. eomma tidak mempermasalahkannya lagipula kau hanya menggambarnya bukan? Eomma pikir itu masih wajar tetapi sesuaikan juga dengan lingkungan hidupmu. Kau harus menyembunyikan gambarannya dari appa ok!"

Dan juga disaat aku SMA,aku pernah merokok dan pihak sekolah mengetahuinya,disaat itu aku selalu dimarahi appaku bahkan appaku juga pernah memarahi eomma karena tidak bisa mendidikku. Hingga disaat aku mengurung diri didalam kamarku,eomma merangkulku lagi dan bicara seperti khasnya.

'Appamu itu memang aneh. Dia memarahi anaknya yang merokok sedangkan disaat masa mudanya dia bahkan sering merokok bahkan pernah mengajak yeoja yang sekarang jadi istrinya untuk melakukan hal hal yang  dapat dibilang gila dan diluar dugaan. Tapi kau tau? Jika kau menjadi anak yang baik dari tuan kim ini,kau pasti sukses membuat appamu malu pada dirinya sendiri. Apa kau mengerti?'

Saat iti aku tidak mengerti apa yang dikatakan eomma tapi,sekarang aku sangat mengerti apa yang dikatakan eomma. Dan sekarang saatnya membalas kebaikan eomma padaku selama ini.

Flashback off

"Berikan eomma dan appa cucu secepatnya... eomma dan appa akan bahagia melebihi bahagianya siapapun. Tolong kabulkan permintaan eomma ini" ucap eomma panjang lebar

"MWOYA??..eomonim..." eomma dan appa melihatku serius

"Aku sudah menuruti permintaan eomma,menikah.lalu permintaan gila apalagi kali ini? Aishh.. Lagipula tidak menyukai kim jisoo itu,kami hanya main main saja" ucapku dan aku sadar,kalimat terakhirku sangat beresiko.

"mworago?" appa tiba tiba terkejut mendengar ucapanku.

"aigo...  Hanbin-ssi bagaimana kau melakukannya? Apa kau mempermainkan perasaan orang yang kau nikahi?... Hiks... Seperti itukah?" aku melihat mata eomma yang berkaca kaca dan membuatku tidak tega.

"aahh... Anii.. Eomma jangan menangis dulu" aku memeluk eommaku yang sudah dibanjiri air matanya

"bagaimana bisa kau mempermainkan seorang wanita... Hiks..apa eomma salah mendidikmu?...hikss.. Jawablah kim hanbin!" eomma benar benar menangis dan memukul punggungku dengan tenaga lemasnya.

"Eomma~"

"katakan! Katakan jika kalimatmu yang sebelum sebelumnya tidak benar" eomma menatap kedua mataku dan aku sempat melihat matanya yang benar benar merah.

"tidak benar haha." aku bingung harus bagaimana jadi aku mengeluarkan ucapan seadanya.

"yaak! Sejak kapan kau tertawa disaat seperti ini" appa melihatku serius

"sejak kini." jawabku singkat

Tapi setelah itu, eomma sudah berhenti menangis.

"akan kupikirkan lagi eomma" jawabku setelah keadaan kembali membaik.

"hmm... Eomma yakin kau pasti selalu mengambil tindakan yang benar. " balas eomma disertai dengan senyumannya

Eomma pergi meninggalkan appartemen,sedangkan appa masih memakai sepatu.

"ekhremmh.. Hanbin-ssi buatlah eomma mu bahagia maka appa akan menaikan jabatanmu bagaimana?" appa tiba tiba membuatku terkejut

"jinjja?" tanyaku meyakinkan

"ne! Sekiranya kau juga sudah dapat memegang perusahaan kita dengan baik. Tapi, kau harus turuti perintah eomma"
"arraseo"

Hanbin pov end*


You're Number One √ Khb • KjsWhere stories live. Discover now