A Few Years Ago: You!!

19 1 0
                                    

I'm standing in your line
I do, hope you have the time
I do, pick up number two
I do, keep a date with you

***

Hai ... di bagian ini, aku fokus ke masa lalu si tokoh utama dari serial A Few Years Ago: When You Love Me.

Cekidot .... 🐌🐌🐌

Udara siang itu sangat menyesakkan dada seorang gadis muda yang tengah berdiri menunggu bus kota di halte.

Memakai seragam putih abu-abu, berkacamata bulat, dengan rambut di kuncir satu ke belakang, tanpa poni.

Tak lupa, tas punggung yang ia kenakan berwarna merah muda.

"Selamat datang di SMA Cendikia Jakarta. Kalian sudah membawa apa yang di suruh?"

Ya, ini adalah hari pertama memasuki kegiatan MOS, dan akan berlangsung selama tiga hari ke depan.

"Heh, nama kamu siapa?"

"Pu ... Put ... tri ... Ka," Jawabnya.

"Kamu cepet cari kakak Osis yang namanya Ali. Minta foto bareng dan tanda tangan dia di buku MOS. Sekarang!!!"

"Bbaa ... Baik, Ka." Putri bergegas mencari pria yang di maksud dengan kakak osisnya.

Kalo begini, gue ga bakal mau masuk SMA favorit. Bener kata Yuga, kenapa sih gue pengen banget masuk sekolah ini. Padahal MOS-nya bikin spaneng otak. batin Putri mengeluh.

***

Jakarta, 14:00.

'My Princess, keluar jam berapa?'

Tanpa sadar Putri menyinggung senyum saat membaca pesan yang baru saja ia terima.

'sekitar dua puluh menit lagi, ini aku lagi siap-siap.' Balasnya. Dan lalu memasukkan ponsel ke dalam tas berwarna merah muda miliknya.

Di saat Putri berjalan menyusuri koridor sekolah, ia merasa ada yang menahan bahunya dan membuat Putri menoleh ke belakang.

"Hai, Put." Sapanya.

"Ka Ali, ada apa?" Tanya Putri kepada Ali Muhammad. Ketua Osis yang hari ini menjadi bahan tugas dari kakak Osis lainnya.

Masalah wajah, Ali Muhammad tidak buruk. Laki-laki itu memiliki senyum yang khas, lesung di pipi sebelah kiri, hidung mancung, rahangnya begitu jelas terlihat di kedua sisinya. Tidak sedikit yang mengidolakan Ali Muhammad sebagai ketua Osis ataupun sebagai gebetan hayal para siswi sekolah SMA Cendikia Jakarta.

Namun, tidak dengan Putri. Yang memiliki nama lengkap Putri Anisha, gadis itu sudah mempunyai pria yang dirinya idolakan. Pria itu yang sedang memperhatikan Putri dari depan gerbang sekolah, bersandar di pintu mobil merahnya.

Pratama Yuga, laki-laki yang berbeda usia hanya tiga tahun dengan Putri. Anak pertama dari keluarga Yuga, dengan iris mata berwana cokelat. Bulu mata yang sedikit lebih panjang dan lentik, dan di bawah bibirnya teradapat tahi lalat muda dengan warna cokelat samar.

"Ciee ... siapa itu?"

Putri memeriksa ponselnya saat mendengar dering pesan masuk. Setelah membacanya, ia melihat ke arah luar sekolah, lalu tersenyum.

Putri berhadapan dengan Ali Muhammad, "ehm ..., Ka, sepertinya aku pulang duluan deh," kata Putri gugup.

"Kamu dijemput supir? Atau ...," kalimat Ali menggantung, saat melihat pria berjalan dari balik tubuh mungil Putri, dan memanggil namanya dengan sangat lembut. Bagi Ali Muhammad.

"Iya, Ka. Aku dijemput, duluan ya Ka Ali. Yuk, kita pulang." Sesaat Putri melambaikan tangan kepada Ali, dan lalu meninggalkannya.

"Kamu sudah makan belum, princess?"

Kalimat itu sudah terdengar samar di telinga Ali.

Baru juga ada niat buat deketin, eh ... Udah harus mundur aja. Belum juga mulai. batin Ali, kemudia dirinya berjalan keluar menuju mobilnya.

***

Plakk

"Kita cerai!!"

Yuga menghentikan langkahnya, dan menarik lengan Putri menuju mobil kembali.

"Harusnya aku nggak bawa kamu ke rumah, kita jalan-jalan aja ya ...," kata Yuga dan Putri hanya memberi anggukan, tanda setuju.

Dan akhirnya, Yuga membawa Putri ke taman area dalam perumahannya.

"Ka, aku mau itu," kata Putri sembari melihat ke arah gerobak siomay.

"Ada minumnya nggak?" Tanya Yuga, dan dijawab dengan gelengan kepala oleh Putri. "Sebentar ya," Lanjutnya lagi.

Hfft, bukan cuma keluarga gue yang berantakan. Ternyata keluarga yang terlihat baik-baik aja di luar bisa hancur di dalam. Ya Tuhan, semoga kami–aku, Ka Yuga, dan Jo–bisa melewati segala ujianmu di dunia. batin Putri tanpa memutuskan pandangannya kepada Yuga.

Yuga menoleh ke arah tempat Putri duduk menunggu, menyunggingkan senyum manis pria itu. Tak lama, Yuga berjalan kembali dan di ke dua tangannya memegang plastik berisikan makanan bumbu kacang, dan tangan satunya memegang air mineral yang berkeringat.

"Ini, Put." Katanya dan ia memberikan apa yang di bawanya kepada Putri. "Terima kasih, Ka." Jawab Putri.

Yuga mengangguk dan tersenyum, satu tangannya di arahkan ke puncak kepala Putri, dan mengacak rambut wanita itu secara perlahan.

"Habiskan, setelah ini.  Aku antar kamu kembali ke rumah. Hari sudah mulai sore, aku nggak mau buat Ibumu khawatir, karena anak tercantiknya pulang telat," ucap Yuga.

"He'emm," hanya itu yang Putri dapat suarakan dengan mulut penuh siomay.

Bahagia, terus ya princess. Aku akan terus berusaha menjaga dirimu, walau nanti jarak memisahkan kita. pikir Yuga, dan tatapannya seperti terkunci pada satu arah.

Bagaimana tidak, sedari empat tahun lalu, fokusnya hanya pada satu arah, yaitu, Putri Anisha.

Itu terjadi ketika Pratama Yuga menjadi senior di sekolah menengah pertama Putri Anisha. Ketika MOS kala itu dan melihat gadis imut nan lucu sedang terduduk lesu di taman sekolah setelah jam pulang.

Saat itu pula, Pratama Yuga memutuskan akan terus berdekatan dengan Putri. Walau sebagian orang dewasa menganggap ini hanyalah rasa suka anak kecil atau cinta monyet. Tapi bagi Yuga, ini adalah First love.

To be continued
***

Absurd part. Say to sorry guys ....
Love you 😘
Click star and favorite my story please.

Thank you

A Few Years Ago: When You Love MeWhere stories live. Discover now