"Oh, astaga, Kim Taehyung, kau tau seberapa besarnya aku khawatir? Dari mana saja kau? Apa yang kau pikirkan sampai tak memberi kabar sama sekali, bahkan mematikan handphonemu. Ada apa sebenarnya? Kenapa kau berkelahi, di depan rumah tahanan?"

Taehyung menghembuskan napasnya, pertanyaan yang bertubi itu, ia harus bersiap untuk menjelaskan sejujurnya—seperti yang Namjoon suruh. "Saat itu... saya sedang menjemput seseorang."

"Menjemput? Siapa?"

"Ibuku."


~~~


Sebelumnya, Namjoon sudah memberitahu Seokjin jika ia sudah berhasil membawa Taehyung kembali. Ia juga berpesan untuk semua member, agar jangan menanyakan macam-macam pada Taehyung dan biarkan dia mempersiapkan diri. Jadi, saat ia membuka pintu dorm, semuanya sudah menunggu di ruang tamu. Menatap Taehyung yang sama sekali tak memandang kelimanya, hanya terus menurunkan pandangannya ke lantai, dan berjalan melewati ruang tamu seolah tak ada siapapun di sana.

"Tae—"

Seokjin menahan tangan Jimin yang hendak berdiri. Sahabatnya itu menatap sendu punggung kurus yang hilang di balik kamar Namjoon.

"Dia butuh waktu, Jim." Titah Seokjin menenangkan. "Sebenarnya apa yang terjadi, Namjoon-ah?"

"Hahh..." Namjoon mengambil duduk di sebelah Jungkook. "Dia mengalami hari yang berat. Aku tidak tau—maksudku, bukan hakku untuk mengatakan apa yang terjadi. Tapi, percayalah, dia butuh waktu, dan aku harap kalian juga bersiap untuk menerima penjelasannya. Sebab, aku tidak siap saat aku tau itu."

"Lalu, apa yang harus kita lakukan selama menunggunya bicara?"

"Bersikaplah... seperti biasa, walaupun aku sendiri tidak tau apakah aku bisa. Aku hanya... astaga, aku terlalu terkejut dengan kenyataan yang kuterima."

"Apakah lebih baik hyeong mengatakannya sekarang—"

"Tidak! Jangan sekarang, Jim. Aku tidak... aku tidak berhak, dan aku juga tidak mau, terlalu menyakitkan."

Namjoon hanya terus menghembuskan napas, membuat lainnya malah semakin penasaran. Ingin sekali bertanya, tapi melihat Namjoon sendiri tampaknya terpukul dengan apa yang ia ketahui.

"Emm... Seokjin hyeong dan Yoongi hyeong, apakah aku boleh tidur di kamar kalian malam ini?"

"Apa kau yakin membiarkan Taehyung sendirian? Bagaimana jika ia kabur lagi?"

"Tapi—"

"Aku saja, hyeong," Jimin menawarkan dirinya.

Semuanya menatap pada Jimin, menimang sebentar. Mereka tau sekali jika Jimin adalah member terdekat dengan Taehyung, tapi, apakah Jimin bisa menghadapinya? Bisakah Jimin tetap menerima Taehyung sebagai sahabatnya setelah nanti ia tahu selama ini Taehyung membohonginya? Membayangkan itu membuat Namjoon menghela napas. Jadi, sang leader mengejar Jimin saat laki-laki itu berjalan menuju kamar Namjoon yang terdapat Taehyung di sana.

"Jim,"

"Iya, Namjoon hyeong?"

"Apapun yang terjadi, apapun yang kau ketahui nanti, kumohon, jangan tinggalkan Taehyung. Kau sahabat terbaiknya,"

Jimin mengangguk, tersenyum menenangkan sembari menepuk bahu Namjoon. "Terima kasih, hyeong, sudah membawanya pulang." Kemudian menekan gagang pintu, menghilang di baliknya.

'Semoga saja tak ada hal yang buruk terjadi.'


~~~

FATAMORGANAWhere stories live. Discover now