Untuk beberapa detik, Dazai hanya bisa ternganga dan wajah memerah bak kepiting rebus.

"Aku tidak menyangka dia akan memberiku obat," 

.

.

.

.

.

.

.

Setelah jam kerja berakhir, Jane pergi menuju kediaman El Melloi menggunakan shinkansen. Terlihat Jeanne tengah menunggu kedatangan tuannya sejak lama. Jane menggaruk kepalanya yang tidak gatal melihat kondisi servant nya yang dikenal sedikit 'unik' ini, terutama sifat Tsundere nya.

 Jane menggaruk kepalanya yang tidak gatal melihat kondisi servant nya yang dikenal sedikit 'unik' ini, terutama sifat Tsundere nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau lambat sekali. Jadi ini kuberikan padamu, walau sudah dingin." Jane menerima gelas yang diberikan Jeanne. Tidak terlalu dingin, namun ia tak ingin mengecewakan rekannya.

"Terima kasih, Jeanne."

Mereka berdua itu berbeda, baik dari penampilan dan sikap. Jane sebagai seorang Master cenderung bisa bersikap tenang sedangkan Jeanne yang notabene seorang servant biasanya sering mengutarakan perasaannya dengan blak-blakan.

"Jane,kenapa kau memilihku dalam tugas kali ini? Padahal ada si kucing manja Atalanta dan si bongsor Cu Chuulain yang lebih bisa diandalkan," ucapannya terdengar seperti mengeluh namun menyimpan tanda tanya besar.

"Oh, jadi kau ingin pekerjaanmu ini diganti? Bisa saja kok. Ah, tapi daripada mereka berdua, Dantes lebih cocok bekerja bersamaku." dengan sedikit nada usil, Jane terlihat tidak ambil pusing mendengar keluhannya.

"Ini tidak ada hubungannya dengan pria bayangan aneh itu! Hei, mana sudi aku mau mengganti pekerjaanku dengan dia," 

"Ah, atau dengan Oui... dia lumayan ahli-"

"Stooop! Cukup... cukup! Aku hanya bertanya dan sepertinya kau akan senang kalau aku digantikan," Jeanne menggerutu dengan guratan yang banyak dikepalanya.

"Aku belum selesai bicara, nona penggerutu. Maksudku, mereka memang cocok menggantikan pekerjaanmu ini, tapi... aku tetap memilihmu karena kau adalah servant pertama yang terpanggil. Itu hal yang wajar 'kan?" seringai tanda kemenangan terukir di wajah sang master.

"Ka...kau... wanita yang aneh," dengan wajah memerah, Jeanne menutupnya dengan lengan jaket yang ia kenakan. Dalam hati, ia berteriak kesenangan karena masternya sangat mempercayakan tugas ini padanya. 

"Oh ya Jeanne, apa menurutmu dunia ini benar-benar bisa diselamatkan dengan cawan suci?"

"Mungkin iya, dan mungkin juga tidak. Menurutmu bagaimana, master?"

"Aku tidak tahu. Karena, dunia ini sebenarnya sudah rusak sejak awal penciptaannya." 

"Pencipta, ya? Jadi... kenapa kita melindunginya?"

"Karena ini adalah tugas darinya."

"Maksudmu Madam? Ah, wanita itu. Setiap hari ia mengendalikan populasi manusia dalam jumlah besar, kita seperti pesuruh dihadapannya."

"Yah... setidaknya mengendalikan umat manusia terdengar menyenangkan,"

"Master, kau ini gila..."

"Seharusnya kau katakan itu pada anggota Counter Force yang lain, Jeanne,"

Bersambung

Maaf, segini dulu untuk pembukaan ceritanya. Tolong kritik dan sarannya yang membangun

Terima kasih banyak atas waktunya!

Catatan tambahan :

Servant* : roh pahlawan yang dipanggil dari berbagai abad dan dimensi sebagai pengawal perang cawan suci

Alter* : roh pahlawan yang terkena kutukan atau hasil kekuatan cawan suci di dunia sebelumnya atau hasil dari keinginan ciptaan suatu objek

Lord* : seseorang dengan pangkat tinggi dalam dunia sihir di organisasi clock tower

Lord El Melloi II*: nama formal untuk Waver Velvet, salah satu orang yang selamat dari tragedi perang cawan suci keempat tahun 1994

Master* : orang yang memiliki kemampuan sihir dan terpilih untuk mengikuti perang cawan suci

Dragon witch* : sebutan untuk Jeanne Alter karena kemampuannya mengendalikan naga Fafnir




Setitik embun dibalik saljuWhere stories live. Discover now