42

6.8K 852 157
                                    


Gue mengamati jari-jari kecil seorang bayi yang sedang tertidur di sebelah gue.

Bintik kemerahan di kulitnya perlahan menghilang karena usianya sekarang sudah satu minggu.

Rambut hitam dan lebat, bibirnya mungil. Bener-bener menggemaskan. Nggak bosan rasanya gue memandangi dia.

Dhatu.

Satu minggu yang lalu gue melahirkan dia, penambah kebahagiaan keluarga kami.

Sejak empat hari lalu kami pulang dari rumah sakit, tangisannya selalu mewarnai rumah kami. Menjadikan alarm untuk Papa dan Mama yang sekarang mulai begadang lagi.

Rutinitas yang terakhir kali kita lakukan sekitar dua tahun yang lalu.

"Cantik banget anak Papa."

Kai menyadarkan lamunan gue yang dari tadi senyum-senyum sambil ngeliatin Dhatu.

"Mirip kamu, yang." Kai juga nggak berhenti tersenyum sambil menatap Dhatu. Nggak bosen-bosennya dia bilang kalau Dhatu mirip sama gue.

"Mirip Mama ya kamu dek, cantik sekali."

Dhatu, sayangnya Mama, Papa dan kakak Ta.

Dhatu, sayangnya Mama, Papa dan kakak Ta

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

***

"dedeeee, kaka Ta puyang."

Srestha yang baru aja pulang sekolah berlari mendekati gue dan Dhatu yang saat ini sedang berada di ruang tengah.

Srestha melempar tasnya asal kemudian duduk mendekati Dhatu yang baru aja nenen dan sekarang udah mau tidur.

"dede thatu." Jemari kecil Srestha menyentuh pipi Dhatu secara hati-hati.

Sejak adanya Dhatu, Srestha seneng banget karena dia kayak punya temen baru. Dia suka banget ngeliatin adeknya yang bobo. Sambil elus-elus pipi dedek, kata Srestha pipinya halus.

"Dedeknya bobo abis nen tadi. Papanya di mana kak?" Gue bertanya karena sejak gue melahirkan gantian Kai yang antar-jemput Srestha. Tapi ini Srestha masuk rumah nggak sama Kai.

"Mobing tadi."

Gue hanya mengangguk karena setelah Srestha menjawab, Kai masuk ke rumah sambil membawa sepatu Srestha yang ternyata dari tadi dilepas di mobil.

"Kamu ke kampus lagi?"

"Iya abis ini. Tapi kau cium dedek dulu." Setelah meletakkan sepatu Srestha, Kai menghampiri Dhatu kemudian berniat mencium Dhatu.

"Papa ngga boyeeeehhh. Nanti dedenya banun." Melihat Kai yang ternyata udah nyiumin Dhatu, Srestha protes karena mungkin dari tadi dia juga mau cium adeknya tapi udah tidur duluan.

"Kakak mau cium dedek juga?"

"dedenya bobo."

"Iya, nggak papa pelan-pelan aja ya jangan sampe kebangun." Kai menaruh telunjuknya di mulut memberi isyarat pada Srestha agar nggak terlalu berisik.

Ad Astra Per Asperaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن