You Must Do It

22 2 0
                                    

Warning!
Typo Everywhere!

❄❄❄❄

Note : Part ini belum di edit. Jadi agak kurang nyambung dengan part sebelumnya.

Sophie memandang pemandangan kota di malam hari dari balkonnya dengan datar. Ia menggunakan kaos berwarna hitam tanpa lengan dan hot-pants berwarna hitam. Membuat lekuk tubuhnya terlihat. Meskipun angin malam berhembus dingin dan menusuk tulang, ia tak mempedulikan hal itu. Pikirannya melayang jauh.

*Tok tok tok*

Tiba-tiba pintunya diketuk. Ia meliriknya malas.

"Hmm. Masuk."

Pintu terbuka dan menampilkan wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dengan balutan gaun malamnya yang berwarna cream. Ia terlihat kebingungan. Terbukti dari kepalanya yang celingak-celinguk mencari sesuatu.

"Sophie, kamu dimana nak?"

Sophie memejamkan mata. Suara itu. Suara yang berpotensi menghancurkan dinding pertahanan yang selama ini susah payah ia bangun. Mendengus, ia kemudian bersuara.

"Balkon." jawabnya dingin.

Wanita paruh baya tersebut melangkah dengan cepat menuju balkon kamar Sophie.

"Astaga Sophie. Ini udah malem. Angin malem enggak baik buat kesehatan. Kalo kena angin malem terus bisa-bisa kamu sakit. Sini mama bantu." Ya, ia adalah Mama Sophie.

"Tidak usah menghiraukan saya." Camilla, mama Sophie menghela nafas. Tatapannya berubah sendu.

"Tapi mama khawatir Sophie. Gimana kalo kamu sakit nanti."

"Tidak usah khawatirkan saya. Saya baik-baik saja."

"Tapi-"

"Bukankah memang seperti itu dari dulu? Saya masuk rumah sakit dan memerlukan operasi pun tidak ada yang peduli. Kenapa anda tidak memerhatikan putri 'kesayangan' anda saja?"

Ucapan putri bungsunya membuat hati Camilla tertohok. Air matanya jatuh namun segera dihapusnya.

"Sophie-"

"Maaf saya sedang tidak ingin berbicara. Dan sekarang saya harus tidur agar bisa bangun pagi. Jadi dengan segala respek, saya persilahkan anda keluar. Terima kasih." Camilla tak dapat menahan air matanya lagi, menangis terisak.

*plak!*

"BRENGSEK! BERANINYA LO BUAT MAMA GUE NANGIS DASAR PARASIT!"

Sophie memandang orang di depannya dengan dingin dan datar. Kakaknya, Axel memandangnya marah dengan dada yang naik turun.

"Sekali lagi lo buat mama nangis, habis lo sama gue! Udahlah ma parasit kayak dia gak pantes dikasianin."

"Harusnya mama dengerin kata-katanya anak mama. Parasit gak pantes di kasianin. Jadi silahkan keluar."

*plak!*

Axel tercekat. Camilla menatap putranya dengan pandangan marah. Charles, suaminya yang mendengar suara gaduh dengan tergopoh-gopoh mendatangi sumber suara. Lalu ia melihat pemandangan istrinya menampar putranya.

"Tega sekali kamu bilang dia parasit. Dia adikmu Axel! DIA ADIKMU!"

Camilla menangis histeris dan segera melangkah keluar dari kamar Sophie. Charles segera mengejar istrinya sementara Axel yang masih shock terdiam kemudian memandang Sophie.

"Ini semua gara-gara lo cewek pembawa sial!"

Ia keluar dari kamar Sophie dan menutup pintu dengan cara membantingnya. Sophie masih terdiam di tempatnya.

The Wild CardWhere stories live. Discover now