Interaction

30 4 0
                                    

Warning!
Typo everywhere!

❄❄❄❄

Manik coklat tersebut membuat jantung Sophie berdegup kencang seakan hendak meledak. Kembali Sophie merasakan sensasi aneh seperti ada listrik yang menyetrum tiap sel yang ada di tubuhnya. Ia ingin mengalihkan pandangan tetapi manik tersebut seakan mengunci tiap pergerakan Sophie. Memaksanya untuk tetap memandangi sang pemilik yang tersenyum miring walau terlihat samar.

Hingga sebuah tepukan di bahunya menyadarkan gadis itu. Sophie sangat bersyukur Aria menepuk bahunya. Kalau tidak ia tidak bisa membayangkan bagaimana malunya ia karena terus-terusan memandangi manik milik seniornya tersebut dan dilihat oleh banyak orang. Bisa-bisa Sophie dikatai kecentilan pada kakak kelas.

"Lo kenapa?" Tanya Aria dengan alis mengkerut. Sophie dengan wajahnya yang masih terasa panas merespon hanya dengan gelengan. 

"E-emang gue kenapa?" Tanya Sophie balik.

"Gapapa sih. Tapi kayaknya kakak itu ngeliatin elo deh." Ujar Aria dengan suara yang sebisa mungkin dikecilkan layaknya bisiskan. Perkataan gadis bermata hazel tersebut juga disetujui Luna dan Andallie.

"E-eh? M-masa? E-enggak kok. P-perasaan lo aja kali. Mungkin dia ngeliatin cewek di samping gue." Elak Sophie gelagapan. Membuat ketiga sahabatnya memicingkan mata curiga.

"Cewek? Hell-o Sophieku sayangku cintaku. Di samping kanan, kiri, pojok kanan, pojok kiri, sama belakang elo itu cowok." Ucap Aria dengan 'duh' tone.

"Heh! Emang ada yang suruh kalian duduk-dudukan hah?!" Entah darimana asalnya, seorang pengurus OSIS bernama Misa yang terkenal akan kegalakannya tiba-tiba nongol di dekat para peserta MPLS yang sedang duduk di bawah pohon rindang. Membuat adik-adik kelasnya dengan cepat berdiri dan bubar meninggalkannya yang masih mencak-mencak sendiri.

Sophie dan temannya pun kembali mencari tanda tangan OSIS. Mereka menahan tawa saat Andallie berjalan berlenggak-lenggok bak model sambil ngomong ' I love you ' dengan alay ke semua cowok disana saat meminta tanda tangan ke salah satu kakak OSIS cewek yang diberi gelar 'Kakak Osis ter-sensi sedunia'. Setelah berputar-putar, akhirnya Andallie berhasil mendapat 12 tanda tangan.

"Eh eh! Temenin gue nyari ttdnya kak Nathan!" Pinta Luna tiba-tiba ketika keempatnya berdiri di dekat pohon dengan Andallie yang melontarkan berbagai kata kasar.

"Pleaseeeee..." Mohonnya sambil menunjukkan puppy eyes. Membuat ketiga sahabatnya mendengus.

"Kenapa sih lo nge-bet banget minta ttdnya Kak Nathan? Suka lo ya?" Tanya Andallie penuh selidik. Tanpa menutupi apapun, Luna mengangguk malu-malu membenarkan. Membuat ketiga sahabatnya memekik.

"SERIUSAAN?!!!"
Luna menutup matanya karena pekikan Aria, Andallie, dan Sophie. Lalu memukul kepala mereka satu-satu.

"Alay banget njir!" Sophie mengerucutkan bibirnya sambil mengusap kepalanya. Pukulan Luna masih terasa sakit.

"Yaudah cepet!" Putus Andallie agar tidak lama-lama berdebat. Saat mereka akan melangkah, tiba-tiba Sophie mencekal tangan Luna. Dengan wajah pucat dan tegang ia menggeleng.

"J-jangan kesana..." Cicit Sophie.

"Kenapa?" Tanya Luna yang seketika tidak peka karena saat ini pikirannya juga tak tentu akibat jantungnya yang berdegup kencang seperti orang gila.

"I-itu ada..."

"Udah gapapa. Lagian dia gabakal makan lo kok. Ayok udah!" Tanpa menunggu jawaban Sophie lebih lanjut, Luna menariknya menuju segerombolan OSIS yang sedang duduk-duduk sambil sesekali tertawa di dekat kolam ikan yang terlihat bersih dan jernih. Sadar ada yang mendekati, para laki-laki yang merupakan pengurus OSIS itu menoleh.Membuat Luna tiba-tiba gugup karena pandangan mereka yang seolah panas seperti laser.

The Wild CardWhere stories live. Discover now