5 (Revisi)

19.7K 552 13
                                    

Ameera bangun dengan rasa pening dikepalanya. Aron yang awalnya berdiri menghadap jendela menolehkan kepala ketika mendengar suara dibelakangnya.

"Kau ingin sesuatu?" Tanya Aron. Ameera menggeleng, tangannya sesekali memijit keningnya pelan.

Kenapa ia sikapnya berubah secepat itu? Batin Ameera.

"Pusing? Ingin ku pijatkan?" Tawar Aron. Matanya memandang Ameera dengan sorot khawatir.

"Tidak, terimakasih."

"Ingin keluar? Kebetulan pohon rambutan dibelakang rumah sedang berbuah lebat." Sekali lagi Aron mencoba membujuk Ameera.

"Tapi-" Ameera tampak ragu. Kalimatnya menggantung seakan takut pria itu memarahinya.

"Tapi?"

"Aku ingin mangga muda." Cicit Ameera pelan.

"Baiklah."

"Baiklah?" Ameera tampak takjub. Tidak biasanya pria itu akan menuruti kemauannya.

"Namun sebelum itu kau harus mengisi perutmu itu." Katanya seraya meminta Ameera untuk bangun dengan gerakan mata.

Sejenak Aron tampak berpikir sebelum mengumpat.
"Sial! Aku lupa memberi wanita ini makan."

Ameera tersentak mendengar makian pria itu, kepalanya itu tundukkan takut. Menyadari hal itu, Aron menghela napas.

Aron berdiri kemudian meletakkan sebelah tangannya dibawah lutut dan sebelah tangan lainnya memeluk tubuh Ameera dari samping.

Ameera mendadak gugup,"Apa yang kau lakukan? Aku bisa berjalan sendiri."

Aron menghentikan langkahnya. Wajahnya menunduk memandangi Ameera digendongannya."Dengan resiko kau akan pingsan lagi? Bodoh!"

Ameera merengut mendengar kalimat tajam yang Aron lontarkan. Seketika ia menggoyang-goyangkan tubuhnya yang berada dalam gendongan, ia meronta." Aku ingin kembali ke kamar saja, lepaskan!"

Namun Aron bergeming."Aron! Ku bilang lepas. Aku ingin kembali ke-" Kalimatnya terpotong ketika Aron membalikkan badan berjalan kembali ke arah kamar.

"Hei, kau tuli ya? Aku ingin turun, lepaskan!" Kesalnya, " Lepaskan aku Aron!"

Aron menatapnya tajam,"Tutup mulutmu atau aku akan membungkamnya dengan bibirku sendiri!"

Ameera terdiam, berhenti meronta seperti yang dilakukannya tadi.

"Bagus. Sekarang pulihkan tenagamu karena aku merasa lapar." Ucap Aron serak. Lapar versi Aron tentu memiliki makna berbeda.

Sial sekali nasibku! Rutuk Ameera dalam hati.

_________________________________________

Wkwk. Hai, aku kembali beserta dengan cerita absurdku hehe. Kebetulan tempat w lagi musim rambutan jadi ya iseng nulis gitu😅. Ngakak plus geli sendiri😂.

Selamat membaca😍!

PREGNANTWhere stories live. Discover now