I'm captivated by you baby like a fireworks show

Start from the beginning
                                    





Rapat ditutup sekitar sore hari. Perusahaan sepakat untuk mengikuti lelang tender pembangunan apartemen murah di Ilsan yang merupakan program pemerintah. Apartemen tersebut diperuntukkan untuk keluarga yang kurang mampu dari segi finansial. Divisiku harus bekerja keras untuk itu. Kami harus membuat perencanaan yang baik agar memenangkan tender.

Eunwoo mengantarku kembali ke rumah. Kami sampai di rumahku sekitar pukul tujuh. Ibuku membukakan pintu dan menyuruh Eunwoo masuk tetapi ia menolak. Aku sempat mendengar percakapan Eunwoo dengan seseorang yang memintanya untuk bertemu jika ia sudah kembali dari Ilsan.


"Dia pria yang sopan," Aku setuju dengan ibuku. Tutur katanya halus, berbicara dengannya juga menyenangkan. "Kau tidak mau bilang pada ibu kalau kau dan atasanmu itu ada sesuatu?" Ibuku sama saja dengan Wonwoo ternyata.

"Tidak, kami hanya rekan kerja, percayalah." Aku tersenyum dan memeluk ibuku dari samping. "Tidak ada apapun diantara kami."

"Sepertinya, ia menyukaimu." Aku tidak mau meneruskan pembicaraan ini—terutama soal cinta. Aku melepas pelukanku dan mulai menaiki tangga.

"Bu, sudahlah. Aku tidak mau membicarakan ini. Aku—"

"Jadi, masih ada Taehyung?" Aku berhenti di tangga ke delapan. Sejujurnya, iya.

"Ibu—"

"Istirahatlah. Kau pasti sangat lelah hari ini."


***



Wonwoo sudah pergi sejak fajar tadi, jadi aku harus naik transportasi publik. Ibuku juga sebenarnya punya mobil, tapi arah tempat kerjanya berbeda arah dengan ku. Somi sudah dijemput oleh Jackson sejak tadi. Aku membuka gerbang bersamaan dengan Taehyung membuka garasinya. Taehyung melihatku, lalu berteriak memintaku untuk menunggunya. Taehyung keluar dengan skuternya. Ia menyuruhku untuk naik dan bilang akan mengantarkanku.

Selama perjalanan, Taehyung tidak banyak bicara. Aku tidak tahu harus berkata atau bercerita apa. Taehyung hanya menanyakan kapan aku pulang kantor. Kubilang mungkin aku akan lembur. Aku meminta Taehyung untuk menurunkanku di kedai kopi samping kantor. Aku butuh asupan kafein dan juga bagel. "Pulang nanti aku jemput. Aku tidak menerima penolakan. Hubungi aku kalau kau sudah siap untuk pulang." Belum juga aku berkata sepatah kata, Taehyung sudah berlalu.



Hari ini aku pergi ke Kementrian Pekerjaan Umum untuk melihat detail tender yang akan kami menangkan. Jaebum dan Youngjae sudah duduk di kursi depan, sedangkan aku di belakang bersama Rose. Jaebum menggodaku lagi, kemudian Youngjae dan Rose mengikutinya. Kejadian kemarin dimana aku bersama Eunwoo seharian menjadi perbincangan hangat di kantor. Aku sangat risih dengan rumor semacam ini. Mungkin berbeda jika pemain utamanya adalah Taehyung.

Sepulang dari Ilsan kemarin, rumor kedekatan antara aku dan Eunwoo makin meluas. Paman Baro yang seorang teknisi gedung saja sampai tahu. Aku selalu mengelak dengan apa yang ditanyakan orang-orang, tetapi Eunwoo tidak. Aku selalu menggelengkan kepala, tetapi Eunwoo menanggapinya hanya dengan tertawa kecil. Semua ini karena Jaebum sialan. Ingin sekali aku menenggelamkannya di kolam belakang kantor.



Aku pulang paling terakhir di HQ, ini sekitar pukul delapan malam. Aku ingat dengan perkataan Taehyung tadi pagi. Sebagian dari diriku menyuruhku untuk meneleponnya, tapi sebagian lagi menyuruhku untuk naik bus saja. Saat aku sampai di lobby, aku terkejut melihat Taehyung sedang berbincang dengan Paman Baro. Taehyung melambaikan tangannya, lalu aku menghampirinya.

Taehyung merangkulku, lalu tangannya turun ke pinggangku. Jelas aku kaget karena Taehyung tidak pernah berlaku seperti ini kepadaku. Hal tersebut sontak membuat Paman Baro bertanya-tanya. Kami berjalan menuju parkiran, lalu Taehyung memasangkan helmnya padaku. Taehyung mengajakku berburu makanan malam hari—seperti yang biasa kami lakukan dulu. Sejujurnya hari ini aku lelah sekali dan sangat ingin kembali ke kasur. Tapi, Taehyung bilang kalau ia belum makan sejak siang jadi aku akan menemaninya.

Taehyung mengajakku ke taman yang waktu itu kami kunjungi. Sejak diresmikan, Ia ingin sekali mencoba segala makanan disini, tapi Sora tidak menyukainya. Sora tipikal gadis mall yang tidak suka jajanan tenda. Sangat berbeda dengan Taehyung yang apa saja ia makan. Setelah berkeliling dan mendapat banyak camilan, kami duduk di kursi taman. Taehyung mulai memakan fish and chips sedangkan aku memakan permen kapas. Rasa lelahku seakan menguap sejak Taehyung melemparkan lelucon anehnya padaku.

"Aku merindukan ini—denganmu. Berjalan-jalan di malam hari dengan skuter lalu makan di kedai tenda. Sora tidak suka pergi dengan skuter di malam hari, terkadang aku harus ke apartemennya dulu untuk mengganti skuter dengan mobilnya. Tapi denganmu, aku bisa lakukan hal apapun." Pernyataan Taehyung membuatku terkejut. Aku tidak tahu Sora sampai semanja itu. "Kau lelah, Jung?"

"Ya, hari ini sangat padat, juga membuat kepalaku sedikit pusing dengan pekerjaan."

"Bersandarlah. Dulu kau suka bersandar disini." Taehyung menepuk pundaknya. Aku ingin sekali, tapi sesuatu dalam diriku berkata untuk tidak melakukannya. Tidak ada pergerakan dariku, yang ada malah Taehyung merangkulku hingga aku bersandar pada dadanya. "Aku masih ingin disini. Sebentar lagi akan ada parade kembang api. Aku ingin melihatnya."

Aku tidak bisa berkata apapun. Yang aku tahu hanyalah merasakan dada bidang Taehyung di punggungku, juga wangi parfumnya dipenciumanku. Aku ingin menikmati ini walau hanya sebentar. Ditambah indahnya kembang api yang menghiasi langit malam dan hangatnya Taehyung menghiasi hatiku. 


"Jung, kalau nanti kau sudah punya kekasih, jangan lupakan aku. Aku ingin kita tetap seperti ini. Karena aku akan selalu menyayangimu—












—sebagai sahabatku."

****

TBC

vomentnyaa gaes :>:>

ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekookWhere stories live. Discover now