Chapter 1 - My Hero

196 5 0
                                    

Adriana mengernyitkan keningnya ketika cahaya matahari menerpa wajah mulusnya yang tanpa cela. Ia bangkit dari posisi berbaringnya dengan malas dan melihat dua orang asisten rumah tangga, yang satu tengah menyibak tirai dan satunya lagi membawa nampan berisi sarapan yang kemudian wanita itu taruh di atas nakas di sebelah tempat tidur gadis itu.

"Sarapannya, Non."

"Iya. Makasih, Bi." Jawab Adriana pelan lalu kedua asisten itu membungkuk hormat kemudian meninggalkan kamar Adriana sedangkan gadis itu menghela napas.

Adriana menyandarkan tubuhnya pada headboard ranjang lalu melirik sarapan yang ada di sebelahnya. Ia meneguk air putih kemudian berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Adriana membuat dirinya senyaman mungkin ketika air membasuh tubuhnya di bawah pancuran shower. Pikiran gadis itu menerawang ke masa lalu dimana kehidupannya yang dulu terasa lebih baik dan menyenangkan saat Ibunya masih ada. Dulu ia adalah seorang anak yang begitu beruntung karena mempunyai kedua orang tua yang sangat mencintainya, hidup Adriana bak seorang putri raja yang tidak pernah kekurangan apapun. Semua kebutuhannya terpenuhi dan gadis itu bebas pergi kemanapun yang ia suka. Ayah dan Ibunya selalu menuruti semua keinginan yang ia pinta.

Namun semuanya berubah ketika Ibunya meninggal. Adriana masih bisa mengingat jelas bagaimana Ibunya mati di depan matanya tiga belas tahun silam, dan hal itu lagi-lagi membuat Adriana merasakan sesak di dadanya. Setelah kematian Ibunya kehidupan Adriana berubah seratus delapan puluh derajat. Ia tidak lagi mendapatkan kebebasan seperti dulu, Ayahnya bahkan bersikap dingin semenjak Ibunya meninggal. Ya, Adriana sangat paham, Ayahnya pasti membencinya karena Adriana-lah yang memang telah menyebabkan kematian Ibunya sendiri. Gadis itu memaksa Ibunya turun dari mobil dan menyebrang jalan untuk membeli permen kapas yang ia lihat ketika mereka sedang dalam perjalan menuju kantor Ayahnya. Namun ternyata tanpa mereka ketahui sebuah bahaya tengah mengintai mereka hingga kejadian naas itu tidak terelakkan.

Sebuah bus melintas dengan sangat kencang ketika Adriana menarik Ibunya untuk menyebrang jalan, gadis kecil berusia sepuluh tahun itu tidak mengetahui kalau ia sedang dalam bahaya sedangkan Ibunya lebih fokus pada Adriana yang menarik lengannya erat, wanita itu baru menyadari sebuah bus melintas ketika suara klakson dari bus itu berbunyi nyaring, dan semuanya terjadi hanya dalam hitungan detik. Ibunya mendorong tubuh mungil Adriana sampai gadis kecil itu terpental ke sisi jalanan setelahnya ia tidak bisa merasakan apapun lagi selain rasa sakit yang ia rasakan pada tubuhnya ketika berbenturan secara keras dan kasar dengan bus yang menabrak tubuhnya hingga terpental jauh beberapa ratus meter ke depan.

Adriana yang awalnya kebingungan hanya bisa terdiam ketika melihat tubuh Ibunya yang bersimbah darah, gadis kecil itu berjalan tertatih karena luka yang ia dapatkan akibat tersungkur ketika Ibunya mendorongnya tadi. Supir yang berada di dalam mobil segera menghampiri Adriana dan menggendong gadis kecil itu kemudian menjauhkannya dari tubuh Ibunya yang sedang sekarat. Lelaki itu segera menghubungi polisi dan pihak rumah sakit untuk mengirim ambulans kemudian membawa Nyonya Sanjaya untuk segera ditangani.

Antonio Dharmaja, Ayah Adriana, hanya bisa terdiam ketika mendapati tubuh istirnya yang kini terbujur mengenaskan di atas ranjang ruang UGD. Setelah sampai di rumah sakit, Dokter menyatakan kalau Nyonya Sanjaya sudah tidak lagi memiliki harapan. Ia kehilangan banyak darah dan tulang rusuknya yang remuk membuat kinerja jantungnya tidak stabil. Di saat-saat terakhir tarikan nafasnya, wanita itu berpesan kepada sang suami untuk tetap menjaga Adriana sampai kapanpun karena ia begitu menyayangi putrinya tersebut. Tuan Sanjaya bertanya kepada supirnya tentang bagaimana bisa kecelakaan itu terjadi, dan ia terlihat sangat geram ketika mendengar semuanya, saat itu juga ia melirik Adriana dengan tatapan benci dan amarah. Ia tidak menyangka akan kehilangan istri yang begitu ia cintai secepat ini, dan itu semua akibat ulah Adriana. Anak yang memang sejak dulu ingin Antonio singkirkan ketika ia tumbuh dalam rahim istrinya.

Wild RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang