I know I can treat you better than she can

Start from the beginning
                                    

"Uhm, dia sedang liburan ke rumah neneknya di Andong. Aku semalam mengantarnya ke stasiun." Aku mendesah kecewa. Taehyung pasti akan memintaku untuk tetap disini. Padahal aku punya banyak kegiatan yang aku ingin selesaikan di hari sabtu ini. "Jung, tetap disini ya. Mama dan Papa ada urusan di Daegu."

"Baiklah." Akupun pasrah.


Taehyung versi sakit tidak banyak bicara. Aku bersandar di ranjang di samping Taehyung dan memutuskan untuk menonton variety show di televisi kamar Taehyung. Kami menonton dan tertawa bersama. Taehyung sesekali menirukan gaya yang dibuat Kang Hodong selama acara. Program di televisi berganti menjadi drama. Drama yang sama yang sering ditonton Somi—yang aktornya mirip dengan Eunwoo. Drama membuat Taehyung mengantuk sepertinya. Ia tertidur dengan lengannya memeluk lenganku. Aku mengelus lengannya. Membiarkan momen ini terjadi apa adanya.



Taehyung bangun di sore hari saat aku sedang menghangatkan makanan di dapurnya. Ibuku tadi siang membawakan bubur, sup daging dan perkedel kentang. Taehyung menungguku di meja makan. Sepertinya badannya sudah mulai bugar. Aku memberitahu Seokjin kalau Taehyung sakit. Ia dan Namjoon langsung pulang dan akan sampai di rumah dalam lima belas menit.

Seokjin sampai ketika kami selesai makan. Ia langsung memeriksa Taehyung. Memeriksa detak jantung dengan stetoskop, lalu melihat lidahnya juga bagian bawah matanya. Seokjin adalah seorang dokter, kini ia sedang mengambil keprofesian sebagai dokter anak. Ia juga menanyaiku obat apa yang diminum Taehyung. Seokjin bilang Taehyung baik-baik saja. Akupun pamit, tapi Taehyung memintaku untuk datang kembali saat malam.

Sebenarnya, aku tidak mau kembali ke rumah Taehyung. Aku teringat akan keinginanku untuk menghindari Taehyung. Taehyung sudah sehat—menurutku—juga ada kakaknya di rumah. Jadi, untuk apa juga aku kembali kesana. Aku masuk ke kamar, berbaring dan memainkan ponsel. Wonwoo tiba-tiba masuk ke dalam kamarku. Ia memakai dress hitam selutut juga menenteng clutch merah marun. Lalu berbaring di sebelahku dan menghadap padaku.


"Jung, jujur padaku. Kau sekarang bersama—Cha Eunwoo?" Aku terkejut. Bagaimana bisa Wonwoo tahu soal rumor itu?

"Kau—tahu—Eunwoo?" Tanyaku. Aku masih bingung kenapa semua orang tahu akan dirinya.

"Jung, dengar. Eunwoo itu bagai anak Zeus yang turun dari Olympus ke Gangnam. Hampir semua orang tahu siapa itu Cha Eunwoo. Anak terakhir Cha Seungwon, salah satu investor saham di perusahaan tempatmu bekerja."

"Apa? Demi Tuhan aku tidak tahu apa-apa soal ini."

"Jadi, kutanya sekali lagi. Kau bersamanya?"

"Astaga, tentu saja tidak. Itu hanya gossip murahan yang disebar oleh Jaebum. Aku hanya diantar pulang olehnya, lalu kemarin dia mengajakku makan malam dan membahas mantan kekasihnya."

"Wow. Aku percaya padamu yang tidak ada hubungan spesial apapun dengannya. Kuingatkan untuk berhati-hati dengan Eunwoo. Bye, sayangku." Wonwoo berlalu dari kamarku. Sepertinya ia akan pergi malam minggu bersama Mingyu.


Aku baru sadar kalau tidak ada orang dirumah selain aku. Ibuku pergi arisan bersama ibunya Jimin, Somi dan Wonwoo sibuk dengan kekasihnya. Aku sangat iri pada Somi dan Wonwoo. Mereka mendapatkan pria yang juga mencintai mereka. Malam minggu kali ini tidak berbeda dengan malam minggu sebelum-sebelumnya. Hanya ada aku, kasur, air mata yang perlahan mengalir dari mataku, juga kesunyian malam.

Terdengar ketukan halus pada pintu kaca balkon kamarku. Aku segera menghapus air mataku dan siap untuk bertingkah seolah semuanya baik-baik saja. Itu Taehyung, dengan selimut putih yang melingkupi tubuhnya. Aku membukanya, lalu tanpa meminta izin Taehyung tidur tertelungkup di kasurku. Kemudian ia bergumam tidak jelas karena bibirnya terhalang bantal. "Jwung, akwu mawu twidur dwisinwi."

Taehyung mode manja ternyata belum berakhir. Ku kira dengan suhu tubuh yang sudah tidak sepanas kemarin, ia akan kembali menjadi Taehyung yang dewasa. "Baiklah, aku akan tidur di kamar ibu."

Taehyung yang tadinya tertelungkup, berubah posisi jadi berbalik. "Ayolah, Jung. Disini saja—denganku. Kita biasa melakukannya saat sekolah dulu, bercerita hingga larut dan ketiduran." Ya, ini memang kebiasaan kami di masa lalu, tapi masa sekarang sudah berubah Taehyung.

Taehyung menarik lenganku. Aku terjatuh di sampingnya. Taehyung menahan badanku dengan rangkulan di bahuku. "Tae, ayolah. Kita bukan anak sekolahan la—"

"Shh, tidak akan terjadi apa-apa, okay? Aku hanya ingin—disini bersamamu. Entah, aku merindukan segala hal yang sering kulakukan bersama dirimu." Oh, Taehyung. Aku juga. Aku juga. "Aku tidak menggodamu untuk melakukan sesuatu yang—yah kau tahu. Aku sangat menghargai wanita, terutama kau adalah salah satu wanita yang selalu ada di hidupku. Aku tidak sebejat itu untuk melukaimu. Bahkan, aku menolak ajakan Sora tempo hari."

"M—maksudmu, Sora memintamu melakukannya?" Aku paham apa yang dimaksud pria didepanku ini. Aku tidak sebodoh itu untuk tidak tahu. Taehyung mengangguk-anggukan kepalanya.

"Dengar, Aku tidak mau merusak sesuatu yang bukan milik-ku." Taehyung memutar badannya ke arahku. Wajah kami saling berhadapan. Jantungku sudah berdetak tak karuan. "Aku hanya ingin melakukannya dengan wanita yang sudah berjanji denganku di depan Tuhan. Aku dan Sora bermain hanya sejauh saling mencium, tidak pernah lebih. Kemarin Sora menggodaku. Aku tahu maksudnya. Mungkin ia ingin mencoba sesuatu yang baru, tapi aku tidak mau. Bagiku ini salah." Aku tahu Taehyung bukanlah pria brengsek yang sering kutemui di pub saat aku di luar negeri. Taehyung tidak memakai ketampanannya untuk menjerat para gadis. Lee Sora merupakan gadis yang sangat beruntung, tapi aku tidak menyukai sifatnya. Kesan pertamaku pada wanita bernama Lee Sora adalah sebuah keanggunan, sikap polos dan menggemaskan. Tapi kini, aku hanya melihat sifat posesif, protektif dan tidak tahu malu pada dirinya.



Oh Taehyung sayangku, bagiku Sora memang bukanlah wanita yang baik untukmu. 

****

TBC

eh, ngefeel gak? ehe

spesial buat taejjk57 yang minta upup

voment juseyo :>:>

ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekookWhere stories live. Discover now