Bab 1

2K 78 1
                                    

Bintang baru saja membereskan barang-barangnya. Ia sudah selesai menyusun perabot rumah tangganya. “ makasih pak, untuk ada bapak yang mau meminjamkan mobil pikap. Jika tidak saya pasti akan repot mencari mobil”. “sama-sama nak Bintang, sudah sepatutnya saya membantu nak Bintang. Kalo sudah selesai, bapak akan langsung kembali ke Bandung” ucap seorang pria paruh baya. “ oh,iya Pak, sudah selesai kok. Bapak bisa pulang sekarang, saya titip salam untuk ibu saya, tolong bilang,saya akan baik-baik saja” ucap Bintang. “baik nak,pasti akan saya sampaikan”sahut pria itu.

Bintang Raditya, seorang mahasiswa baru di fakultas hukum universitas Bung Karno. Dia baru saja pindah dari Bandung, dia memilih untuk tinggal jauh dari orang tuanya. Bintang rencananya akan tinggal di Jakarta selama kurang lebih 4 tahun. Rencananya ia akan mengambil kerja paruh waktu sebagai photographer untuk menambah biaya hidupnya.

Bintang melihat sekeliling rumahnya, “masih sedikit berdebu” batinnya. Pria dengan tinggi kurang lebih 178 cm ini menarik napas panjang. “ susah juga ternyata memulai hidup baru seorang diri”ucapnya. Dia mengambil sapu yang bertengger di belakang pintu. Dia mulai membersihkan rumah barunya itu.

Pagi-pagi sekali Bintang sudah berangkat ke kampus barunya. Ia harus mengikuti OSPEK selama 3 hari, layaknya mahasiswa baru lainnya lakukan. “ dari Bandung ya ?” ucap Dimas, teman sebangku Bintang. “iya”ucapnya singkat. “oh”sahut Dimas manggut-manggut,dia sebenarnya bingung mau membuka obrolan seperti apa. Tiba-tiba seorang gadis menghampiri mereka. “hai, gue gak ada temen nih. Jadi bingung mau ngapain” ucapnya. “eh Marsha,ngagetin aja” sahut Dimas. Marsha dan Dimas adalah teman SMA,jadi mereka sudah saling mengenal,kecuali Bintang yang masih rada kaku. “ eh, Bin, kenalin nih Marsha temen gue”, “oh,hai. Gue Marsha”ucap Marsha ramah. “gue Bintang”masih terkesan cuek. Bintang emang tipe cowok cuek. Dia gak begitu suka bergaul. Dia hanya memikirkan dirinya,tanpa tau sekelilingnya.

OSPEK sudah berlalu. Bintang akhirnya mulai membuka diri terhadap Marsha dan Dimas. Mungkin karena kegigihan,atau lebih tepatnya keisengan Dimas yang akhirnya membuat Bintang tertarik untuk berteman. Marsha mulai menampakkan rasa tertariknya pada Bintang. Dia mulai mendekati Bintang dengan berbagai cara. Bintang hanya menganggap gadis itu sebagai teman.

***

Bintang mengambil kamera kesayangannya. Ia berdiri di balkon rumahnya. Seperti biasa dia mulai tidak tahan untuk menyentuh kameranya itu. Dia mulai memotret sekelilingnya. Tertangkap di gambar kameranya seorang gadis cantik sedang duduk di sebuah kursi di halaman rumahnya. Bintang melihat kea rah gadis itu. Seorang gadis cantik dengan rambut lurus sepinggang. Dia Nampak melamun di kursi di bawah pohon yang cukup rindang. Bintang turun ke halaman rumahnya. Dia berjalan menghampiri tetangga barunya itu.

“permisi, aku tetangga baru yang tinggal di rumah depan itu” ucap Bintang ramah. Gadis itu Nampak bingung dengan tatapan kosong. Dia berjalan ke dalam rumah dan meninggalkan Bintang. Bintang terlihat heran, padahal dia hanya ingin menyapa tetangga barunya itu. Karena memang dari awal pindah Bintang belum pernah berkenalan dengan tetangga sekitarnya.

“kenapa dengan dia, padahal kan gue Cuma pengen nyapa aja” ucap Bintang heran sambil berjalan pulang. Dimas tiba-tiba datang,dia memarkirkan Honda Varionya di depan rumah Bintang. “ woy, ngelamun aja lo. Awas kesandung”ledeknya. “ elo. Apa sih. Siapa yang ngelamun” bantah Bintang. “ hahhhaa,kok sewot gitu sih. Gue kan becanda” ucap Dimas. “ngapain lo ke sini. Pasti lagi gak ada kerjaan. Ya kan ?”ucap Bintang. “ eisst, gak boleh apa gue berkunjung. Eh, gue bawa sesuatu nih”ucapnya sambil mengeluarkan selembar kertas dari tasnya.

LOMBA FOTOGRAFI

Lomba fotografi dengan tema bebas. Setiap peserta diwajibkan mendaftarkan diri di radio Global fm. Pendaftaran paling lambat tanggal 23 September 2011. Dan hasil karya dikirimkan ke redaksi Tria Buana paling lambat tanggal 30 November 2011. Info lebih lanjut di www.TriaBuana.com

“gue tau banget lo suka kan sama fotografi. Lo mesti ikut nih”ucap Dimas sambil menunjuk selebaran yang dipegang Bintang. “ ntar deh gue pikirin. Gue cukup tertarik sih. Tapi hadiahnya apaan dulu”ucap Bintang. “gue denger dari kaka gue sih, kalo gak salah tuh,ada Laptop sama uang tunai. Uang sekitar Rp.5.000.000,00. Lumayan tuh”. “ ntar deh. Gue pikirin lagi” sahut Bintang.

Pagi itu Bintang berdiri di balkon rumahnya,sambil memperhatikan rumah tetangga di depannya. Dia masih penasaran dengan gadis yang kemaren ditemuinya. Dia ingin melihat gadis itu sekali lagi. Sudah setengah jam Bintang berada di sana. Tapi gadis itu sama sekali tidak terlihat. “kenapa sih sama cewek itu. Gue jadi penasaran sama tingkahnya. Dia kayak orang linglung yang gak ada pikiran”batinnya. Bintang akhirnya memutuskan untuk berangkat ke kampusnya.

Bintang turun dari Honda Jazz putih hadiah dari ayahnya. Dia berjalan menuju teras rumahnya. Namun dia sempat terhenti dan menengok ke rumah tetangga di depannya. Dia masih penasaran dengan gadis yang kemarin ditemuinya. Dia lalu melanjutkan melangkah ke dalam rumahnya. Sempat rasanya dia heran, kenapa gadis secantik itu Nampak mempunyai kelainan. Atau memang gadis itu mempunyai sikap seperti itu. Dia berusaha untuk melupakan gadis itu. Tapi seolah telah melekat di pikirannya. Bayangan gadis cantik itu terus menggelayut di otaknya.entah apa sebabnya.

Bintang sudah siap dengan pakaian olahraga lengkap dengan sebuah handuk kecil di lehernya. Seperti yang biasa orang lain lakukan di Minggu pagi, ya jogging. Dia sedang melakukan sedikit pemanasan sambil menunggu Dimas dan Marsha yang rencananya akan ikut bersama Bintang mengelilingi komplek rumahnya. “ lama banget sih kalian. Lumutan gue nunggu lo pada “, “Marsha nih Bin,pake dandan segala. Gue udah bilang kita Cuma mau lari pagi. Eh dia malah pake acara dandan,kayak mau ke kondangan” ceplos dimas. “enak aja.gue yang disalahin, gue kan Cuma pengen tampil rapi aja di depan Bintang,ya gak Bin ?”sahut Marsha gak mau kalah. “udahlah,malah ribut lagi. Udah siang nih,jadi gak ?”ucap Bintang sambil meninggalkan kedua temannya.

Gadis itu lagi,batinnya. Bintang menoleh ke arah gadis yang ditemuinya kemarin. Kali ini gadis itu Nampak tengah melamun,dengan mata berkaca-kaca. Kenapa sih dengan gadis itu ? tanyanya dalam hati. Perlahan Bintang mendekatkan diri ke tempat gadis itu. “permisi,….. gue Cuma pengen tau nama lo. Boleh ?”ucap Bintang perlahan. “ Davi ???” ucap gadis itu pelan. “Davi……. ? siapa Davi. Kenalin gue Bintang” sahut Bintang. “aaaaa………………Pergi………pergi………”teriak gadis itu tiba-tiba. Dia Nampak takut atas kedatangan Bintang. “ lo,lo kenapa ?”jawab Bintang heran. “ kamu bukan Davi, pergi………pergi”teriak gadis itu histeris. Kali ini seorang wanita paruh baya keluar dari dalam rumah. Mungkin dia mendengar teriakan gadis ini. “ Davi ???”ucap wanita itu lirih. “ah,Clara. Kamu kenapa sayang ? ayo masuk” ucap wanita itu lagi sambil merangkul gadis yang dipanggilnya Clara itu. “maaf, anda siapa? Ada perlu apa?”tanyanya pada Bintang. “Saya Bintang,pemilik rumah di depan itu. Saya hanya ingin mengajak Clara ngobrol”. “oh,kamu tetangga baru itu. Maaf anak saya sedang sakit,mohon jangan ganggu dia dulu. Kalo memang tidak ada perlu,silahkan anda pulang saja”ucap wanita itu dengan nada tidak suka. Mungkin karena Bintang membuat anaknya ketakutan,pikir Bintang.

Aku PenggantinyaΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα