02 : Namjoon itu..

1.2K 161 28
                                    

"Jim, sudah kuliah?"

Jimin sedang duduk di lantai, membuka kardus-kardus Namjoon yang masih berjajar tak tersentuh sedari kemarin.

"Sudah, ini semester empat." Katanya dibarengi suara sobekan plester. Kardus Namjoon isinya kayu, ada yang berebentuk dan ada yang benar-benar hanya balokan kayu.

"Tidak kuliah hari ini?" Jimin menggeleng, menggeser kotak itu lalu mengambil kotak lain. Dibuka, lagi-lagi isinya kayu.

Namjoon melirik, merasa lucu saat menangkap gerutuan Jimin tentang isinya hanya kayu.

"Isinya kayu semua. Aku tukang kayu." Katanya. Jimin menoleh, Namjoon sedang berusaha makan mi dengan tangan kiri. Dia pura-pura tidak menganggap itu lucu, berdeham untuk menetralkan tawa. Lalu dia menggeser kotak itu lagi, membuka kotak-kotak lainnya.

"Mau ditaruh dimana, kayunya?"

"Hngg.. nggak usah repot-repot, nanti Taehyung kemari, dia yang akan membantuku."

Jimin menggeleng, menopang dagu dengan tangan yang ditaruh diatas kardus kayu.

"Abang hanya akan bunuh diri lagi. Aku bisa kok, nyeret kardus sampai gudang."

Bagi Namjoon, kalimat Jimin lebih terdengar seperti gerutuan. Terdengar seperti aku sebenarnya malas tapi kau bisa mati jadi aku akan menolongmu dalam bahasa yang lebih halus.

"Nggak.. serius, kau tetangga baruku, ini nggak benar."

Untuk beberapa saat Jimin diam, menggaruk pipinya yang untuk beberapa alasan, Namjoon benar-benar ingin menggigitnya!

"Tapi barusan abang sudah menyuruh tetangga baru ini membuat mi instan," katanya, lalu tersenyum dengan jenaka. "Jadi tunjukkan dimana gudangnya! Jangan tanggung-tanggung untuk memerintah tetangga baru ini."

Namjoon mendengus, sedangkan dihadapannya Jimin tertawa dengan girang. Daerah flat mereka tidak terlalu terkenal, itu sesutu dengan fasilitas pas-pasan dan tidak tampil di iklan televisi senin malam, jadi kebanyakan orang yang tinggal disini adalah seorang pegawai atau pengangguran yang tidak pernah bersosialisasi.

Bahkan semenjak Jimin pindah dan menetap, Namjoon adalah tetangga pertamanya.

"Aku suka, aku nggak punya tetangga sebelum abang pindah kemari."

Namjoon berhenti memakan minya, dia berdeham, lalu menggosok mulutnya dengan punggung tangan.

"Mau bantu aku memindah kardus sialan ini?" Katanya, berdiri lalu dengan sok-sokkan bergaya meregangkan pinggang. Jimin tertawa, mengangguk lalu mengangkat satu kardus dengan bersemangat.

"Ayo!"

.

.

.

.

.

Sore harinya, saat Jimin baru saja selesai menggosok rambut basahnya, seseorang mengetuk pintu.

Itu Namjoon, dengan wajah dan tubuhnya dipenuhi tepung. Jejak kakinya disepanjang koridor bahkan terlihat jelas, tepung.

"Anu.. aku berencana menunggu Taehyung pulang untuk mandi tapi ini benar-benar keadaan darurat." Katanya.

Jimin untuk beberapa saat hanya diam, lalu dengan tiba-tiba terbahak begitu kencang. Dia mengusap wajahnya dan dengan bersemangat mendorong punggung tetangga barunya masuk kedalam rumah yang diselimuti tepung putih. Benar-benar kacau.

"Ini kecelakaan, serius."

Jimin hanya tertawa, pipinya sakit dan merah. Dia harus berhenti tertawa tapi itu benar-benar sulit.

MESS UPWhere stories live. Discover now