'Awas aja kalau komplain masakanku nanti, puasa masak selamanya aku.' ucap Gifta di dalam hati.

Ya kan, banyak orang modelan Febe gitu. Bilangnya nggak ada pantangan makan apa taunya bohong. Kalau Gifta mending jujur di awal daripada dikemudian hari ada omongan nggak mengenakan. Perih sih, tapi ya nggak seperih kejujuran yang terlambat diakui.

"Aku ganti siarannya ya, Gi." Izin Febe. Jari-jari Febe mulai mengganti-ganti siaran televisi.

Mereka berdua tengah duduk santai di sofa memandang televisi besar yang menempel di dinding ruang santai apartemen Febe.

"Suka bola nggak, Gi?" Tanya Febe ketika layar televisi menayangkan pertandingan bola.

"Lumayan." Jawab Gifta sekenanya.

"Kamu suka olahraga apa?" Febe membuka percakapan. Gifta itu modelan cewek tanya dulu. Kalau nggak ditanya nggak bakal ngebuka mulutnya untuk memulai percakapan.

"Apa aja sih. Nggak yang fanatik gitu aku." Gifta memang  tidak pilih-pilih olahraga. Semua jenis olahraga dia suka. Dari yang ekstrim sampai yang biasa. Tapi ya gitu, Gifta nggak yang freak gitu.

Febe mengangguk-angguk mendengar jawaban Gifta. " Kamu nggak mau tahu aku suka olahraga apa?" Ya kan masa dia aja yang tahu Gifta suka olahraga apa, Gifta harus tahu juga dong dia sukanya apa.

Gifta yang sedang memperhatikan pertandingan bola menolehkan kepalanya, menatap Febe yang tengah menatapnya. " Emang harus?"

Nah kan? Udah dipancing gitu masih nanya.

"Nggak harus sih. Tapi, ya, masa kamu nggak mau bikin seneng aku dengan pura-pura ingin tahu olahraga yang aku suka." Febe sok nggak pengen dipeduliin.

"Ya udah deh. Biar kamu seneng. Aku mau tanya olahraga apa yang kamu suka." Ucap Gifta ngeselin.

"Seriusan nih mau tahu?" Febe mulai jual mahal.

"Ckk, banyak gaya deh. Buruan kasih tahu." Kesal Gifta.

Febe tertawa. Gifta ini mudah sekali marah. Tapi cepet juga kalemnya. "Mau tahu aja, apa mau tahu banget?" Masih aja Febe becanda padahal udah dijutekin.

"Bodo!" Gifta nggak peduli.

Nah kan? Gifta diusilin. Dicuekin kan?

"Ah, nggak seru. Masa segitu aja sewot." Febe menoel Gifta, minta perhatian.

"Ya kamu sih. Tadi maksa aku tanyain olahraga kesukaan kamu. Giliran ditanya banyak gaya. Terserah deh mau jawab apa enggak. Nggak peduli mah aku." Gifta kembali memandangi layar televisi.

"Aku paling suka sepedaan sama jogging. Tapi  akhir-akhir ini udah jarang gitu ngelakuinnya, sibuk gitu kan, ditambah malas juga." Jelas Febe. "Tapi aku bakal rajin lagi olahraga karena sekarang punya kamu yang jadi temen olahragaku." Lanjutnya kemudian.

"Dih apaan." Gifta nggak terima. "Mau olahraga, ya olahraga aja sendiri ngapain juga ngajak-ngajak.  Apalagi jogging, males! Aku nggak suka  olahraga yang ngeluarin keringat. Nggak suka aku tuh kalau bajuku lembab, basah gitu."

"Lah, gimana ceritanya olahraga nggak ngeluarin keringat."

"Ya pokoknya aku nggak suka bajuku lembab karena keringat." Gifta tetep kekeuh.

"Oh, berarti olahraga ranjang nggak masalah dong, kan nggak pake baju."  Gifta langsung memberi lirikan mautnya ke Febe. Yang dibalas cengiran tak berdosa oleh pria itu.

***

"Aku bosan ih dua hari ini nggak ngapa-ngapain." Keluh Gifta.

Setelah menginjakkan kaki di apartemen hari itu, tak pernah mereka keluar lagi. Mereka hanya mendekam di apartemen.

Being Happy ...Where stories live. Discover now