Aira melepaskan tangan Daniel yang melingkar di pinggangnya dan bangkit dari tidurnya. Gerakkan dari Aira membangunkan Daniel yang terlelap di sampingnya.

"A-aira" Aira menghapus cepat air mata nya. ia tak ingin Daniel menatap kasihan padanya.

"M-maaf. Tadi aku lepas kendali, aku sangat marah-"

"K-kau bukan K-kak Daniel yang ku kenal. Kak Daniel berubah, K-kak Daniel yang dulu tak mungkin bersikap kasar padaku, i-ia akan selalu sabar menghadapi tingkah kekanakan ku" Aira menahan suara nya yang bergetar. Sedangkan Daniel hanya bisa menatap.

"A-aku tak mengenal Kak Daniel yang sekarang, Kak Daniel yang bahkan tak menganggap ku berharga. Memperlakukan ku layaknya wanita m-murahan"

"Tidak! Kau tidak seperti itu, kau sangat berharga untuk ku-"

"K-kak Daniel pasti tidak enakkan pada Kak Rayhan? A-aku akan bicara pada Kak Rayhan. J-jadi Kak Daniel tak perlu khawatir, Kak Daniel sudah bebas sekarang. K-kak Daniel bisa berhubungan dengan wanita lain, tanpa perlu sembunyi sembunyi lagi" Aira dengan cepat mengambil pakaiannya yang ada di lantai dan mengenakannya dengan cepat.

"Ini tidak seperti yang kau pikirkan sayang" Daniel berjalan mendekati Aira tanpa memperdulikan penampilannya yang telanjang.

"Hari semakin sore, sebaiknya aku pulang" setelah mengenakan pakaiannya, Aira segera pergi tanpa menatap Daniel. Aira tak kuat jika menatap Daniel, ia takut jika hatinya kembali ragu.

.
.
.

"Ada apa?"

'Bisa kita ketemu'

"Apa kau mabuk?" Rayhan mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar dari kamarnya.

'Aku tidak mabuk. Aku hanya sedikit minum' suara di seberang telpon serak.

"Apa kau di Apartemen?"

'Iya...'

"Aku akan ke sana sekarang. Jangan berbuat macam macam sebelum aku datang!! Kau mengerti Daniel?!" Rayhan menutup telponnya. Ia berjalan menuju ruang keluarga di mana orang tua dan istri nya berada.

"Kau akan kamana?? Ini sudah malam" tanya Ayah Rayhan.

"Aku akan ke Apartemen Daniel. Clara, kalau mau ke kamar, minta bantuan Mama atau pelayan saat naik tangga nya" ucap Rayhan panjang lebar.

"Aku bisa sendiri-"

"Aku tidak menerima penolakkan!" ucap Rayhan memotong perkataan Clara.

"Kau tak usaha khawatir. Mama akan membantu nya" sahut Mama Rin.

"Baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu"

.
.
.

Tok tok tok

"Aira?!" panggil Clara sambil membuka pintu kamar Aira. Ia berjalan mendekati Aira yang berbaring dengan menutupi seluruh tubuhnya.

"Aira" Clara menaruh tongkatnya setelah menududukan dirinya di samping ranjang. Ia sangat khawatir pada Aira, sejak pulang tadi sore Aira terus mengurung dirinya di kamar. Aira bahkan melewatkan makan malamnya.

"Aira. Kau menangis?" Clara melihat Aira bergetar dalam selimut.

Clara membuka selimut yang menutupi tubuh Aira, dan benar Aira tengah menangis.

"A-aira-" tiba tiba Aira memeluk Clara. "Tidak apa apa. Ceritakanlah" Clara membalas pelukan Aira dan mengelus pungungnya, mencoba menenangkan Aira.

"A-aku sudah mengakhiri nya hiks... S-sakit.. -"

"-aku bisa menerima j-jika ia ingin tak ingin me-melanjutkan hu-hubungan ini...hikks T-tapi di sini tak menerima nya... di sini sangat s-sakit... Hiks" Aira memukul dadanya berulang kali.

"Apa kau t-tahu? S-selama ini dia tak ingin mengakhiri nya karena aku adiknya Kak Rayhan, d-dan bo-bodohnya aku se-selama ini hikss... Maka A-aku sendiri yang me-mutuskannya... "

"Aira, aku yakin kalau Kak Daniel hanya mencintaimu. Kau tau?, Kak Daniel sangat baik, jadi dia tak akan mungkin melakukannya" ucap Clara mencoba menenangkan Aira. Aira malah melepaskan pelukkannya.

"Kau lihat. Dia langsung m-menyeretku ke Apartemen nya dengan kasar, saat aku bilang ingin mengakhiri hubungan ini, k-kak Daniel tak pernah sekasar ini pada ku" Aira menunjukkan pergelangan tangannya yang membiru.

"D-dia benar benar berubahkan?-" tanya Aira dengan suara bergetar.

"dan D-dia m-melakukannya dengan kasar, se-seolah aku tak berharga" lirih Aira. mata Clara membulat saat Aira membuka kancing piyama nya, dan memperlihatkan bercak bercak bercak yang membiru di sekitar leher dan payudaranya.

Clara memeluk Aira kembali. "Masih ada Mama, Ayah, Kak Rayhan dan aku. Kita semua sangat menyayangi mu"

Ini pertama kali nya Clara melihat Aira bergitu terpuruk, Clara tau jika mereka saling mencintai, dan Clara tau jika semua ini hanya kesalah pahaman saja. Iya yakin jika Kak Daniel tak mungkin menghianati Aira, karena ia tau kalau Kak Daniel hanya sangat mencintai Aira seorang.

Clara hanya bisa berdoa agar hubungan mereka cepat membaik.

.
.
.

Drett drettt

Clara mengerutkan dahi saat sebuah telpon dari nomor yang tidak di kenal.

"Ya hallo"

'...'

"Hallo?! Siapa ini? Aku akan menutup telponnya"

'Seperti nya istri Rayhan sangat terburu buru' sahut di seberang telpon sana.

"M-maaf ini siapa ya?"

'Kau tak perlu tahu. Karena sebentar lagi kita akan bertemu' Clara mengerutkan dahi nya ke bingungan.

"Apa kau teman Kak Rayhan?" tanya Clara.

'Kau akan tau nanti'

Tut.... Tutt



Bersambung

Maaf baru up. Niat nya aku jumat mau up, tapi mood aku bener bener buruk, ada sedikit masalah yang buat mood aku buruk.😐 bahkan sampe hari ini masih gak mood, tapi aku maksain untuk up hari ini. Jadi maaf ya kalau cerita nya gak ngena.😅😅

Minta pendapat kalian tentang part ini ya? Di sini moment RayhanClara dikit. Karena aku masuk moment DanielAira.😌



Warning typo bertebaran❎
Bahasa yang acak acakan❎❎
Cerita yang gak jelas❎❎❎

See you next part🙋


The Teacher is My Husband (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang