Seorang pria berparas manis sedang duduk di meja belajarnya. Dia sudah selesai mengerjakan PRnya. Hanya saja dia masih memikirkan tentang kejadian yang dia alami, apalagi ini menyangkut perasaanya dan sahabatnya.
Dimulai dari awal pertama kali mereka bertemu saat SMA, hingga kini. Satu semester telah terlewati, tapi perasaanya semakin membesar. Karena pusing dia membuka Diarinya dan menuliskan perasaanya di sana.
'Aku tak bisa mengungkapkan perasaanku dengan kata-kata. Dapatkah kau merasakan hal yang sama?. Serakah kah aku jika menginginkanmu?. Aku ingin mengungkapkannya. Tapi kurasa aku harus berpaling. Karena tak ada yang bisa aku lakukan untukmu'
Setelah menulis itu dia jadi ingat bagaimana usaha kerasnya belakang ini. Mulai dengan bersikap tidak terlalu heboh, bahkan merubah dirinya agar terlihat semakin manis. Tapi semua itu sia-sia, dia tidak akan pernah bisa mengambil perhatiannya dari Teman satu gengnya.
'Apa aku menyerah saja?. Benar lebih baik menyerah, tapi caranya bagaimana?. Percuma aku mengejarnya, berdiri di hadapannya saja sudah membuatku membeku. Sungguh sial'
Lalu mata tak seimbangnya melihat ke arah foto masa kecilnya dengan sahabatnya. Daehwi jadi merindukan sahabatnya itu, walaupun Daehwi sudah berada di Korea. Daehwi pernah ke rumah sahabatnya itu. Tapi pemilik rumah yang sekarang ini menempati rumah itu bukanlah keluarga sahabatnya, melainkan orang lain. Ketika Daehwi menanyakannya, sang pemilik rumah mengatakan rumah itu sudah mereka tempati setahun setelah Daehwi pinda Ke LA. Tapi untuk pemilik yang lama, dia tidak tau keberadaanya.
"Huh, ini membuatku pusing. Hey kau, kau dimana hah?. Aku menunggumu, kau pikir menunggu itu enak hah? " Tunjukknya pada sahabatnya yang ada dalam foto itu.
"Apa benar namamu Bae Jinyoung, Youngie~?. Jika benar apakah kau akan melihatku dan belajar mencintaiku seperti janjimu dulu?. Aku rasa tidak mungkin, aku saja yang terlalu berharap kau Bae Jinyoung. Seharusnya kau mengatak nama lengkapmu Youngie~, bukan nama panggilanmu. Kan aku jadi susah mencari keberadaanmu. Bagaimana ya, jika seandainya kau datang?. Padahal aku sudah mencintai orang lain?. "
Merasa lelah Daehwi memilih untuk membereskan semua peralatan belajarnya. Lalu menyiapkan keperluan sekolahnya besok. Dan langsung berbaring di tempat tidurnya. Ketika melihat Handphonenya, ada banyak pesan masuk dari Jisung.
Jisung Hyung Dae! P P P P Lee Daehwi! Balas pesanku, jika kau ada waktu.
Maaf hyung ku baru membuka Hndphoneku, tadi aku belajar hyung
Jisung Hyung Owh, apa aku menggangu?
Tidak hyung, Aku sudah selesai belajar. Ada apa hyung?
Jisung Hyung Mission Complete Aku membelikannya ini
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ku kira kau takkan pernah melakukannya hyung 😅 Itu gelang Couple Romantis sekali, aku ingin Lalu kapan kau Akan memberikannya hyung?
Jisung Hyung Keberuntungan sedang berpihak padaku Dae 😇😇 Entahlah aku tidak tau Kau mau ? Minta saja pada kekasihmu
Baguslah, Bagaimana rasanya ? Seperti kau sudah punya Kekasih saja hyung
Jisung hyung Luar biasa, Thanks atas saranmu Jika kau tidak menyarankannya Aku mungkin tidak akan Memikirkannya Sebentar lagi, tidak akan lam
You're Welcome hyung. Tapi hyung, Kapan kau akan mengatakannya Pada yang lainnya?
Jisung Hyung Aku sudah mengatakannya Dae Hanya kau yang percaya padaku.
😆😆😆😆😆😆
Jisung Hyung Tertawalah sepuasmu
Jadi apa rencana Hyung?
Jisung hyung Tidak tau 😅😅 Bantu aku ya Dae \( ̄▽ ̄;)/
(¬_¬) Sudah dulu ya Hyung Aku mengantuk Kita lanjutkan besok Bye bye, Good night Sleep well Have a nice dream 🙋🙋
Jisung Hyung Ok wishmu banyak sekali Bye Too untuk semua wishmu 🙋🙋😪
Setelah itu aku meletakkan Handphone ku di samping tempat tidurku, dan mengistirahatkan tubuhku serta pikirannya yang sedang kacau.
"Selamat tidur Youngie~. " ucapnya pada angin, dan berharap pesan itu tersampaikan. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di tempat lain, seseorang berwajah kecil sedang memainkan Handphonenya. Walaupun tangannya mengengam handphonnya, pikirannya sedang tidak berada di sana. Lalu pintu kamarnya terbuka, munculah ibunya dengan sebuah nampan di tangannya.
"Hey... ", kata ibunya sambil meletakkan nampan yang di pegangnya, di meja samping tempat tidurnya.
Jinyoung yang terkejut dengan kedatangan ibunya, dia malu karena tidak menyadari ibunya datang.
"Maaf eomma, aku tidak sadar jika Eomma datang" "Tidak apa-apa, sebenarnya ada apa? " "Aku hanya memikirkan tugas sekolah Eomma. " "Kau ini, terlalu lama berpikir sampai makan pun tak ingat. Untung Eomma membawakan makanmu." "Woah Eomma memang yang terbaik" Lalu Jinyoung mengambil nampan yang di bawakan ibunya dan memakannya di meja belajar. Sementara ibunya tetap berada di tempat tidurnya memandang putranya.
"Melihatmu seperti ini ibu jadi merindukannya. " Kata-kata tersebut membuat Jinyoung tersedak, sementara sang ibu hanya tertawa. Jinyoung tau siapa yang dimaksud ibunya.
" Ibu jadi ingat, waktu dulu kau tersedak, David berlari ke arahku sambil menangis. Seandainya kita tidak pindah, mungkin kau akan bertemu dengan David. Dan ibu akan bertemu dengan sahabat ibu Jisoo." "Belum tentu bu, bisa saja dia masih berada di LA bu. " "Kau benar, mungkin. Sudahlah, jika jodoh pasti kalian akan bertemu. "
Kamar seketika hening, sampai Jinyoung selesai dengan makanan. Melihat putranya telah selesai dengan makanan yang dibawanya, dia langsung membereskan semuanya.
"Eomma, Appa belum pulang?. " "Belum, kau seperti tidak tau appamu. Ibu pergi dulu, lebih baik kau tidur saja. Selamat malam putra tunggal Bae Sungcheol dan Bae Jeonghan." ucap Jeonghan dan langsung keluar dari kamarnya setelah mendengar putranya menjawab ucapan selamat malam darinya.
"Selamat malam juga Eomma."
Sepeninggalan ibunya, Jinyoung melihat fotonya dan David sewaktu kecil.
"Kau ada di mana?, bisakah kita bertemu?. Aku ingin sekali bertemu denganmu. Oh iya kau tau, tadi aku tidak sengaja menatap mata Daehwi. Entah mengapa, saat aku menatap matanya, aku seperti merindukan mata itu. Jangan cemburu David, aku tetap menunggumu. Tapi kalau kau tidak cepat datang, jangan kecewa jika aku akan bersama dengan Jihoon ataupun Daehwi. " Curhatnya pada foto itu, dia berbicara seakan-akan 'Davidnya ada di sana dan mendengarkanya saat ini'.
"Dengan Daehwi ya?. " ucapnya sangat pelan seperti bisikan. Nama itu seakan tiba-tiba muncul dari benaknya, padahal mereka dekat saja pun tidak. Dengan Jihoon juga seperti itu kan?.
Pusing memikirkan tentang David, Daehwi, dan Jihoon. Jinyoung memilih tidur, untuk melupakan semuanya sejenak. Walaupun tatapan Jinyoung tidak bisa melupannya, bayangan ketika menatap mata Daehwi terus saja terbayang di pikirannya. Jinyoung menghela nafas, dan dengan segera menganti bajunya dengan sebuah piyama yang nyaman. Lalu masuk kedalam selimutnya, dan membaringkan tubuhnya dengan nyaman.
"Selamat malam David" kata Jinyoung menatap langit-langit kamarnya sampai akhirnya Jinyoung pun benar-benar tertidur.