Ch.15: Homo Biadab!

13.1K 372 36
                                    

Sebuah tubuh terbaring di sebuah kasur yang sangat lebar. Suara dengkuran halusnya terdengar lembut memenuhi semua ruangan kamar yang jendelanya terbuka. Angin pantai menderu menggoyangkan kain penutup jendela, dimana cahaya bulan masuk melalui setiap celah pori kain tersebut dan menerangi seluruh ruangan tersebut. Udara mulai terasa dingin ketika angin mulai berhembus melewati jendela tersebut, membuat seseorang yang terjaga sedari tadi mulai terganggu kenyamanannya.

Tubuh yang terbaring itu, sedari tadi memeluk dia yang sekarang ini terjaga dan sedang duduk di pinggiran kasur yang mereka tiduri bersama. Mata besarnya melihat tubuh itu dengan seksama, dimana pandangan jijik dan juga hina terpatri di dalam bayangannya. Semua pandangan yang buruk terhampir di wajah lembut yang sekarang masih tertidur nyaman di pinggir kasur, yang terletak berjauhan dari tempatnya duduk sekarang ini.

Semakin hari, dia yang sedang terjaga itu semakin membenci lelaki ini. Iya, dia seorang lelaki, namun lelaki ini menyukai dia yang sedang terjaga ini yang juga merupakan seorang lelaki. Entah dimana letak logikanya. Bukankah seorang lelaki harus berpasangan dan menyukai perempuan, karena perempuan hakikatnya diciptakan untuk lelaki, itulah sebabnya kedua jenis kelamin ini saling berpasangan-pasangan dan saling menyukai.

Entah sudah berapa kali lelaki homo ini mencabuli dia. Dengan segala keterpaksaan dan juga ketidakberanian, lelaki ini dapat mencabuli dirinya yang dia tau tidak akan dapat melawan. Bukan dia tidak dapat melawan, dia bisa saja jika tidak ada ancaman dan juga konsekuensi yang akan mempengaruhi masa depannya. Sebuah ancaman yang membuat dia tidak dapat terlepas dari belenggu lelaki yang dengan senangnya menelan seluruh cairan maninya dengan wajah yang sangat puas.

Dan kalau dipikir-pikir, andai saja kejadian itu tidak pernah terjadi. Mungkin saja dia tidak akan seperti ini, mungkin saja dia tidak akan semerana ini, mungkin saja dia tidak akan berada di posisi yang sangat sulit seperti ini. Namun, kejadian seperti itu tidak mungkin dapat dihentikan ataupun dicegah olehnya, sebab hanya masa depan yang dapat berubah bukan masa lalu yang sudah lewat masanya. Pikirannya pun terkenang akan kejadian yang menjijikan itu, dimana semua bermula dari tempat futsal sialan itu.

"Huhh, hisap terus. Ahh, enakkh" racau seorang pria ketika kelaminnya dihisap oleh lelaki lain di sebuah kamar mandi di tempat futsal.

Lelaki yang menghisap kelamin itu sedang berlutut sambil memaju-mundurkan kepalanya sambil melenguh pelan ketika batangan keras nan hangat itu dipacukan di mulutnya,"Hmmphh, kamu suka dit?" ucap lelaki itu kepada Adit.

"Uhh, suka. Enak banget bang Aris, enakkhh" lenguhnya pelan sambil meremas kepala Aris yang masih beradu dengan kelaminnya.

Lelaki itu kemudian menghentikan hisapan dan berdiri merapatkan tubuhnya dengan Aditya. Bibirnya kemudian langsung menyambar bibir kemerahan Adit yang sangat menggoda dirinya itu. Bibirnya kemudian menghisap dengan lembut bibir itu dan mulai menghisap lidah yang hangat Aditya dengan agak kuat. Tak lupa juga tangannya masih bermain di bawah sana dan tangan yang satu lagi meremas dada Aditya yang cukup bidang.

"Kamu kuat juga ya, tadi cairannya udah ditelan semua tapi kelamin kamu masih tegang aja sampe sekarang. Kamu masih mau ngeluarin lagi ga sayang?" ucap Aris di depan wajah Aditya yang merem-melek menikmati kocokan tangannya.

"Iyah. . . uhm, aku pengen keluarin lagi bang" ucap Aditya sambil berbisik ke kuping Aris dan memeluk tubuh lelaki itu sambil menggesek-gesekkan kelaminnya ke tubuh Aris. Entah kenapa dia bisa begini, namun libidonya sangat tidak bisa ditahan olehnya sekarang ini dan membuat ingin lagi dan lagi melakukan hal itu bersama dengan seseorang yang tidak sepantasnya.

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Sebuah kesempatan yang sangat tidak mungkin disia-siakan oleh lelaki pecinta lelaki seperti Aris ini. Sebuah kesempatan dimana dia bisa mengikat lelaki itu dalam jeratan seksualnya, dan untuk menyukseskan keinginannya itu sebuah rencana baru perlu dilakukan olehnya.

Aditya, Anak Magang [Finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang