Ch.3: Aditya's First Impression

15K 482 6
                                    

Sebuah mobil melaju kencang keluar dari sebuah perumahan menuju jalan protokol utama Jakarta. Mobil itu dikendarai oleh Aditya yang kini sedang menuju kantor barunya untuk magang. Dia diterima di perusahaan yang dia cari sendiri berdasarkan rekomendasi dari orang-orang yang berada di sekitarnya, termasuk orang-tuanya. Aditya tidak dibantu siapapun dalam mencari tempat magangnya ini, tidak ada orang dalam atau siapapun yang dikenalnya di perusahaan itu, hanya Aditya dan juga kemampuannya.

Mobil itu segera memasuki parkir basement yang ada di gedung pencakar langit tersebut. Dia dapat melihat, banyak sekali mobil yang sudah terparkir di parkiran kantornya ini. Tampaknya banyak yang menggunakan mobil untuk bekerja di tempat ini, karena sejauh mata memandang tidak ada satupun tempat yang kosong di tempat ini. Aditya merasa kelelahan karena belum menemukan tempat yang pas untuk memarkirkan mobilnya ini, sampai akhirnya dia menemukan satu tempat ketika ada sebuah mobil yang memarkirkan mobilnya tepat di sebelah tempat yang kosong itu.

Dengan berhati-hati, Aditya mulai memundurkan mobilnya itu menuju tempat kosong untuk memarkirkan mobilnya itu. Dia menyalakan lampu sen, pertanda dia akan memarkirkan mobil itu persis di samping mobil yang baru saja memarkirkan mobilnya itu. Orang yang berada di mobil yang baru diparkirkannya itu tampak tidak keluar sampai Aditya selesai memarkirkan mobilnya di basement gedung itu. Setelah Aditya selesai memarkirkan mobilnya, diapun segera langsung mematikan mobilnya itu.

Aditya langsung keluar dari mobilnya itu menuju lobby gedung itu untuk melakukan security check-up. Ketika Aditya keluar dari mobilnya itu, tampak seorang lelaki yang tadi berada di dalam mobilnya ketika Aditya memarkirkan mobilnya itu. Lelaki itu tampak seperti paruh baya, Aditya memperkirakan umurnya sekitar 35-an. Dan kalau dilihat dari tampilannya, sepertinya lelaki ini memiliki jabatan yang penting di perusahaan yang berlokasi di gedung ini.

"Pagi" ucap lelaki itu kepada Aditya dengan senyumnya yang mengembang lebar di bibirnya. Aditya pun langsung menjawab dengan spontan salam dari lelaki itu,"Pagi, pak" ucap Aditya yang tak lupa juga untuk tersenyum.

Mereka berduapun langsung berlalu menuju lobby gedung setinggi 35 lantai ini, namun tak satupun dari mereka yang memulai pembicaraan satu sama lain. Aditya berhenti di meja resepsionis sedangkan lelaki itu langsung masuk ke dalam gedung tanpa perlu dilakukan security check-up. Aditya lantas mengurusi hal-hal yang harus diserahkannya kepada petugas itu dan menjawab beberapa pertanyaan dari petugas itu perihal kepentingannya datang ke tempat ini.

Dengan didampingi oleh petugas keamanan yang berada di lobby gedung ini, Aditya langsung menuju lantai tempat dia akan berkantor. Dia diarahkan ke meja resepsionis yang juga ada di lantai tersebut, lantas setelah dia sampai di meja resepsionis itu sang petugas keamanan langsung turun ke bawah. Nama lelaki itu Endy kalau tidak salah sepenglihatan Aditya, diapun lantas mengucapkan terima kasih dan juga tak lupa untuk tersenyum kearah lelaki itu. Pak Endy-pun tampaknya membalas senyum Aditya itu dengan senyumnya yang tampak manis.

"Selamat pagi, selamat datang  di PT. Kreasi Utama. Sudah ada janji dengan siapa sebelumnya?" ucap wanita yang menjaga meja resepsionis itu.

"Selamat pagi, mba. Saya sudah ada janji sama Bu Deni, HRD perusahaan ini. Kebetulan hari ini adalah hari pertama saya magang, jadi harus bertemu dengan beliau dahulu" ucap Aditya.

"Oh, kamu anak magang ya? Yaudah, kamu tunggu dulu aja ya disini. Saya panggil bu Deni-nya dulu, nanti dia langsung menghampiri kamu di ruang tunggu itu" ucap wanita itu sambil menunjuk ke sebuah ruangan yang ada di sebelahnya.

Aditya segera mengambil posisi di tempat yang sudah ditentukan oleh resepsionis tadi, dengan hati-hati, diapun masuk ke ruang tunggu itu. Ruang itu bercat putih dan tidak ada satu oorangpun ketika dia masuk ke dalam ruangan itu. Hanya ada dirinya yang sekarang ini sedang menantikan kehadiran bu Deni dan sesekali melihat ke sekeliling ruangan ini. Terasa sangat sepi dan tenang di rasakan oleh Aditya, sebab tak ada sedikitpun suara yang di dengarnya.

Aditya, Anak Magang [Finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang