Ch.13: Jangan Sentuh Aku

10.4K 390 39
                                    

Hari ini, hari jum'at. Dimana semua aktifitas serta kegiatan perkantoran  yang melelahkan ini akan selesai untuk minggu ini, pada hari ini. Akhir minggu akan segera dimulai esok hari, dimana beban kantor akan terbebas dari pundak para pemuja kapitalisme dan senang-senang akan dimulai. Tak semua mungkin akan senang-senang, sebab mungkin saja harus ada yang bekerja lembur.

Rasa semangat di hari terakhir untuk minggu ini tampak di seluruh wajah para karyawan yang hadir di kantor ini. Wajah mereka menampakkan gejolak bahagia, sebab setelah hari ini usai, semua tugas ini dapat mereka tinggalkan dan berlibur entah kemana. Rasa semangat ini juga dirasakan oleh Adit yang sekarang berjalan gontai menuju ruang kantornya.

Tumpukan berkas yang ada di mejanya itu sudah tidak terlalu dipusingkan lagi olehnya. Yang penting baginya sekarang adalah menyelesaikan semua berkas ini semampunya, tanpa menghilangkan kualitas dari analisa yang dimilikinya. Adit sudah menghempaskan pantatnya selama berjam-jam di bangkunya ini, dan matanya juga sudah berkutat dengan berbagai berkas dan laptop secara bergantian.

Lehernya terasa agak kaku ketika dia harus menatap berkas itu satu persatu dan juga laptop secara bergantian. Diapun beristirahat sejenak sambil meregangkan lehernya, otot-otot punggungnya dilemaskan dan tangannya juga diregangkan. Semua ini dilakukan oleh Adit sebab tubuhnya sudah tidak kuasa menahan segala beban kerja berat yang bagaikan keledai ini.

Adit kemudian memutuskan untuk membuat secangkir teh panas untuknya di pantry kantor ini. Sejenak untuk menghilangkan pikiran gundahnya dan mendinginkan kepalanya yang sudah sangat panas ini. Diapun berjalan melangkah keluar menuju pantry ini, dimana letaknya tidak terlalu jauh dari bilik ruangannya. Setelah beberapa langkah, diapun sampai di bilik pantry kantornya itu.

Dengan sigap, dia membuka berbagai lemari yang berisikan berbagai snack dan juga berbagai minuman sachet yang berjejer rapi. Dengan perlahan, Adit kemudian mencari bungkusan yang berisi kantong teh bubuk dan juga gula. Setelah ditemukan olehnya, Aditya lantas menuangkan semua bahan yang diperlukan olehnya kedalam sebuah gelas bening yang sudah tersedia.

Ketika dia sedang menuangkan gula, tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. Orang tersebut tampaknya lelaki, sebab Adit bisa merasakan gesekan sebuah batang yang terasa hangat di pantatnya. Orang itu kemudian menciumi leher dan juga kuping Adit dari belakang sambil mengunci kedua tangannya. Aditya kemudian memberontak, berusaha untuk melepaskan pelukan orang tersebut.

"Bang Aris. Kenapa abang datang kesini?" ucap Adit ketika dia sudah dilepaskan oleh Aris dari cengkramannya.

"Abang mau bikin kopi sama ambil snack, eh tau-tau ada hidangan utama di depan abang. Ya langsung abang terkamlah, wangi dan enak lagi rasanya" ucap Aris sambil tersenyum nakal kepada Adit.

"Bang, Adit mohon bang, berhenti gangu Adit bang. Adit ga suka digituin" ucap Aditya memelas.

"Oh, jadi kamu sukanya kalau punya kamu yang abang hisap, huh?" ucap Aris sambil mendekap Aditya dari depan. Tangannya yang keras sekarang sudah mengunci tangan Aditya di belakangnya, dengan sekuat tenaga, Aris kemudian mencumbu Aditya.

Bibirnya menghisap bibir Aditya yang merah dan berisi itu. Lidahnya dimasukkan dan mengobek-obek seluruh rongga mulut Aditya, dia lantas menghisap air liur Aditya yang berada di dalam mulutnya. Kelaminnya yang sudah mengeras juga digesekkan ke kelamin Aditya, berharap agar Aditya juga terangsang dengan rangsangannya ini.

Aditya hanya terdiam menerima perlakuan Aris. Dia membiarkan lelaki itu menghisap seluruh liurnya dan membiarkan lelaki itu sepuas hatinya melecehkan dirinya. Dan ciuman itu ternyata tidak berhenti disitu, Aris kemudian menghisap bahu Aditya dan meninggalkan bekas kemerahan yang sangat nyata di bahu itu. Dan ketika bahunya dihisap, takada hal lain yang dilakukan Adit selain melenguh keenakan.

Aditya, Anak Magang [Finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang