5

39.6K 3.8K 115
                                    

Ditta membaringkan tubuhnya di atas ranjang bersprei biru muda. Tubuhnya berbaring terlentang dengan mata yang menatap ke langit-langit kamar. Sebuah helaan nafas terdengar pelan darinya.

Tadi, para orangtua terus saja membahas tentang satu kata. Yaitu cucu. Apalagi Gina yang bersemangat sekali. Bahkan Gina terus menerus mengatakan kalau Raka dan Ditta harus segera memberinya cucu.

Emang buat anak itu mudah apa? Mungkin sih buatnya mudah. Tapi, melahirkan dan mengurusnya yang susah. Itu sih menurut Ditta. Lagi pula, Ditta tidak pernah punya pikiran akan menjadi seorang ibu diusia muda.

Tadi juga, sebelum Raka pulang, mereka sempat berbicara sebentar berdua. Raka bilang, mau tidak mau Ditta harus tetap menikah dengannya. Alasannya karena Raka tidak mau orangtuanya tahu yang sebenarnya. Kalau awalnya dia akan melamar Alisha bukan Ditta.

Ditta pun menjawabnya hanya dengan anggukkan. Menolak pun dia tidak bisa karena orangtuanya sudah sangat setuju dia menikah dengan Raka. Raka juga sempat meminta nomor teleponnya. Ditta pun memberikannya karena Raka memaksa. Ditta juga bingung untuk apa Raka meminta nomor ponselnya.

Ditta sebenarnya takut. Dia takut menikah dengan Raka sedangkan dia sendiri tahu kalau Raka tertarik pada Alisha. Ditta takut kalau Raka akan mencari kesempatan untuk berdekatan dengan Alisha. Dan Ditta juga takut kalau suami Alisha akan marah nanti.

Rumit memang. Ditta sadar kalau yang pertama harus disalahkan adalah kakaknya sendiri, Alisha. Kalau saja Alisha jujur saat itu juga pada Raka kalau dia sudah menikah, Raka pasti tidak akan berniat melamar Alisha walaupun Alisha memberikan alamatnya. Yang kedua, Raka yang salah. Kenapa juga Raka tidak bertanya apakah Alisha sudah menikah atau belum. Dengan entengnya dia meminta alamat rumah Alisha dan melamar secara dadakan. Dan akhirnya Ditta yang jadi korban.

Ditta ingin sekali mengatakan semuanya pada orangtuanya sendiri juga pada orangtua Raka. Tapi, Ditta takut kalau nanti orangtua Raka akan benci pada Alisha yang tidak jujur pada Raka. Ditta juga takut kakaknya itu dimarahi oleh orangtuanya.

Ditta menghela nafas pelan lalu menutup matanya dengan lengan kanan. Kepalanya jadi pusing karena memikirkan kejutan mengerikan hari ini yang terjadi padanya.

Drrt drrt

Getaran terasa oleh Ditta di sampingnya. Dia membuka matanya dan melihat layar ponselnya yang menyala. Di sana terlihat ada sebuah pesan masuk dari nomor asing. Dengan malas-malasan, Ditta pun membuka pesan itu. Pasti itu SMS penipuan tentang hadiah atau SMS penipuan orang yang minta diisikan pulsa.

Namun, saat membuka pesan itu Ditta malah kebingungan karena isi pesan itu tidak sama seperti yang dia pikirkan.

Dari : +6285341XXXXXX

Ditta, simpan nomorku.

Ditta mengerutkan keningnya bingung. Jari-jarinya mulai mengetik di atas keyboard ponsel untuk membalas pesan itu.

Ke : +6285341XXXXXX

Siapa?

Ditta menekan tombol kirim lalu balasan yang dia ketik pun terkirim. Tak lama kemudian, pesan masuk kembali lagi. Ditta pun membukanya dan mulai membacanya.

Dari : +6285341XXXXXX

Raka

Ditta melongo kaget membaca pesan singkat itu. Jadi, itu ternyata nomor Raka. Ditta pun berniat menyimpan nomor Raka di kontak ponselnya. Namun, sebuah panggilan telepon mengganggu niat Ditta. Ditta melihat nomor yang menghubunginya dan ternyata itu adalah nomor Raka. Dengan sedikit ragu-ragu, Ditta pun mengangkat telepon dari Raka.

Love MisdirectedWhere stories live. Discover now