SHINE YOUR STAR
___________________
HUNKAI
AS
ALWAYS
___________________
VOTE
COMMENT
___________________
HAPPY READING^^
Jongin terbangun dari lelapnya lebih dulu, Langit berganti menjadi gelap dengan bulan dan bintang yang bertaburan.
Jongin mendongak menatap Sehun yang masih terlelap.
Apa benar pria di depannya adalah orang yang sama yang menindasnya setiap hari.
Esok saat matahari belum terbit Sehun akan pergi berperang untuk negerinya.
Rasa takut pasti ada, banyak kemungkinan buruk akan terjadi.
Walaupun Jongin belum menyukai Sehun sepenuhnya tapi Jongin sudah mengikrarkan diri untuk tetap bersama Sehun.
Tapi ada saat dimana dirinya merasa takut atas jati dirinya. Akan jadi apa dirinya di masa depan, wajahnya akan terpampang di tiap negeri sebagai seorang hina yang drngan lancangnya menyamar sebagai seorang gadis demi menjadi putri mahkota.
Jongin melangkah peran ke arah balkon. Obor dan lampion menerangi istana megah ini.
Jongin duduk berdiam diri sesaat.
'Akan lebih baik jika aku seorang gadis'
Jongin tersenyum mengingat ucapan Baekhyun saat itu kini dirinya tahu benar bagaimana perasaan Baekhyun.
Bagaiamana kabar Baekhyun. Banyak penyesalan yang Jongin rasakan karena tidak mengucapkan sepatah katapun pada sahabatnya itu.
Jongin sangat menrindukan sahabatnya.
"Berikan selalu kesehatan padanya, Tuhan"Ucap Jongin tulus.
Jongin akan lebih giat belajar agar Jongin bisa mengirim surat pada sahabatnya.
"Apa yang kau lakukan di malan yang dingin ini?"Tanya Sehun lalu duduk disamping Jongin.
"Aku terbangun. Lalu kau?"
"Aku gugup menjelang kepergianku ke perbatasan"Ucap Sehun menatap lurus kedepan.
"Kukira kau sudah terbiasa"
"Kita tak pernah tahu apa yang terjadi saat kita berperang. Semua orang selalu gugup dan ketakutan"Ucap Sehun tenang.
"Kau terdengar tenang"
"Ada beberapa orang yang selalu dipaksa menyembunyikan ketakutan dalam diri mereka, Kai"
Jongin menatap Sehun sekilas lalu menunduk.
Jongin jadi teringat pada dirinya.
Jongin dipaksa oleh keadaan agar selalu menyembunyikan identitasnya.
Entah kenapa malam ini hatinya mulai goyah untuk meninggalkan istana ini.
