part 1

2K 72 13
                                    


"Apakah anda saudari Yunika dwiyandra.? Seorang pria dengan seragam polisi berdiri di hadapan Yunika dan membawa selembar kertas.

"lya dengan saya sendiri, Ada yang bisa saya bantu pak?

"Anda kami tahan dengan tuduhan protitusi dan anda berhak menunjuk pengacara untuk mendapat pembelaan. "

Polisi itu langsung memborgol tangan Yunika tanpa menghiraukan raut bingung di wajahnya.

"Protitusi? Demi Allah pak saya tidak pernah terlibat dengan hal-hal semacam itu. "Yunika berusaha meyakinkan polisi itu.

Tanpa sadar orang-orang sudah beramai-ramai berkumpul di lokasi dimana Yunika tengah di amankan oleh polisi, kampus yang awalnya tenang kini menjadi heboh. Dan tak terkecuali Resa yang tak kalah kagetnya melihat polisi yang sedang menarik Yunika secara paksa.

"Gue gak salah sa,,gak mungkin gue ngelakuin itu"yunika menatap Resa putus asa sampai akhirnya polisi memakasa yunika masuk mobil patroli. 

"Teman saya gak mungkin melakukan hal itu, tolong hentikan mobilnya pak!!! "Dengan sekuat tenaga Resa menahan agar mobil polisi itu berhenti tapi usahanya sia-sia mobil itu melaju kencang meninggalkan kerumunan orang-orang  yang berada disana.

Flashback on.

Yunika dan Resa sedang menikmati makanan yang baru saja mereka pesan. Dua mangkok mie ayam dan dua gelas teh jeruk yang selalu menemani apapun makananya.

Tiba-tiba beberapa gadis mengampirinya,mereka adalah Sovi,jenni dan tania geng sosialita yang menjadi kebanggaan bagi sebagian mahasiswa di kampus ini.

"Hai guys,, ini gue bawain kalian udangan Birthday party gue.pada datang ya terutama lo ka gue berharap banget lo datang" Yunika dan Resa menerima undangan yg diberikan tania kepada mereka dan membacanya sekilas.

"Gue gak janji ya tan, soalnya ada tugas kuliah yang harus gue kerjain tapi gue usahain deh buat datang".yunika tersenyum ramah sembari membolak-balikan udangan yang ada di tangannya.

"Yaudah gue pergi dulu ya,, lo harus datang ok."tania, sovi dan jenni berlalu meninggalakan mereka dan berpindah ke tempat yang lain untuk membagikan undangan party nya.

"Wiih keren juga nih kayaknya party si Tania, lo liat deh dimana lolasi party nya di hotel bintang lima loh"Resa menyodorkan undangan yang di pegangnya ke yunika sembari menyeruput teh jeruk yang mereka pesan.

" Ya wajar lah dia ngadain party di hotel berbintang bapaknya aja tajir melintir kayak gitu buat party beginian mah gak ada apa-apanya"

"Tapi lo datang kan ke acara ini? Resa tampak antusias mengenai party Tania

"Gue masih ragu buat dateng soalnya lo lihat sendirikan di undangannya para tamu diwajibkan pakai dress warna merah, gue gak punya dress warna itu. "

"Ya elah lo pusingin masalah itu doang,, klau dress mah gue banyak di rumah mau warna ungu,kuning,hitam,merah apa lagi, banyak di lemari gue.Kalau masalah itu lo ngak usah khawatir besok kita berangkat dari rumah gue aja sekalian gue dandanin lo biar cantik"

Resa memang terbilang anak dari keluarga yang mampu papanya mempunyai perusahan sendiri sedangkan mamanya dokter di rumah sakit ternama.

"Sa, baju ini gak terlalu terbuka nih buat gue? Kok gue kurang nyaman ya makeknya. "Yunika tak henti-hentinya melihat pantulan dirinya di depan cermin.

"Gak nyaman gimana maksud lo? Biasa aja kali ni baju udah cocok banget buat lo secara badan lo kan ramping,jadi udah cantik kalau make yang ini,lagian acara ini gak kayak party di kampung lo ka. "

Resa mengamati penampilan yunika dari atas sampai bawah dia tak bisa bohong kalau sebenarnya yunika memang sangat cantik dengan kulit putih mulusnya sangat serasi dengan gaun yang di kenakanya.

Gak butuh waktu lama buat sampai di lokasi.Resa bisa dibilang kalau memngendarai mobil layaknya pembalap ntah apa yang merasukinya setiap mengendarai mobil pasti dengan kecepatan tinggi. 

Mereka sudah masuk ke sebuah ruangan yang cukup luas di lantai atas hotel tersebut. Gemerlap lampu disko tampak memenuhi ruangan. Di sisi lain terlihat tania dan teman-temanya berada di depan kue ulang tahunya yang bisa dibilang big.dengan penataan cahaya yang terkesan mewah dekorasi tempatnya berdiripun tak kalah megah.

Bilangan Cinta Pak PengacaraWhere stories live. Discover now