Part 1

39.6K 1.8K 33
                                    

Hai....

Sebelumnya mohon maaf kalo ceritanya agak berantakan karena ini adalah cerita pertama aku yang dimana alurnya gak begitu jelas. Dan, aku sedang dalam proses revisi, jadi mohon maaf atas ketidaknyamanannya.

Aku berterima kasih buat yang vomment cerita aku. Dan, aku berterima kasih untuk pembaca yang bersedia mengkritik cerita aku. Aku sadar cerita aku jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangannya. Ke depannya aku bakal belajar dan berusaha untuk membuat cerita yang lebih baik lagi.

Terima kasih dan selamat membaca...


***

SEORANG gadis cantik dengan rambut sebahu, berpakaian seragam SMA Harapan, turun dari mobil mewah berwarna merah.

Banyak pasang mata yang memerhatikannya, namun wajahnya terlihat sangat garang. Ia sudah terbiasa menjadi pusat perhatian banyak orang.
Beberapa gadis segera menghampirinya dengan wajah berbinar-binar.

"Dara, kenalin gue sama Kakak lo dong," ucap seorang gadis.

"Iya Dar. Kenalin ke gue juga dong. Sumpah, Kakak lo ganteng banget. Gue bisa jadi calon kakak ipar lo gak?" tanya gadis yang lain.

"Dara cantik, ada lowongan gak buat jadi istri Kakak lo?"

Ya, gadis cantik itu adalah Dara. Puspita Dara Angela lengkapnya. Gadis cantik namun sifat ketus dan jutek yang dimilikinya membuat ia ditakuti oleh banyak cowok.

Dara berdecak sebal. Selalu saja seperti ini. Setiap Kakaknya mengantar ia ke sekolah, pasti mereka akan segera berhamburan mendekatinya hanya untuk melihat Kakaknya.

Ia jadi heran sendiri, setahunya Kakaknya itu tidak tampan, tapi kenapa menjadi idaman para gadis di sekolahnya?

Memilih tidak menggubris ucapan mereka, ia langsung saja pergi ke kelasnya. Membuat para gadis yang ada di sana menghujatnya, karena selalu diabaikan oleh Dara.

Saat ia berjalan menuju kelasnya, tiga orang cowok tengah duduk di emperan kelas. Salah satu cowok duduk dengan meluruskan kakinya. Saat Dara berjalan, ia tidak melihat kaki cowok itu dan akhirnya ia terjatuh.

"Aww." rintihnya.

Dara segera bangkit sembari membersihkan lututnya yang sedikit kotor. Kemudian ia menatap tajam ke arah cowok yang tadi membuatnya jatuh.

"Lo sengaja ya bikin gue jatuh?" tuduh Dara.

Cowok yang dituduh itu hanya menggeleng dengan wajah datarnya.
"Gak usah bohong. Lo sengaja kan? Udah ngaku aja." Dara semakin gencar menuduh cowok itu.

"Gue gak sengaja," ucap cowok itu kemudian berjalan masuk ke dalam kelasnya diikuti kedua temannya.

Dengan wajah menahan amarah, ia segera masuk ke kelas menyusul ketiga cowok itu. Ia tidak akan melepaskan cowok itu begitu saja.

"Pagi Dara," sapa Farah dan Ratih secara bersamaan.

Farah dan Ratih adalah sahabat Dara dari kelas sepuluh.

Bukannya membalas sapaan dari kedua sahabatnya, ia malah berjalan mendekati meja cowok yang sempat membuatnya kesal.

"Urusan lo sama gue belum selesai, Dino," ucap Dara berusaha untuk tersenyum.

Alfadino George Saputra. Cowok berparas tampan, yang cukup dikenal banyak siswa-siswi di sekolah. Tapi sayang, ia mempunyai sifat dingin dan cuek yang membuat siapapun enggan untuk mendekatinya.

"Urusan?" tanya Dino dengan wajah bingung.

Dino tidak mengerti dengan ucapan Dara. Setahunya ia tidak memiliki urusan apapun dengan cewek itu.

"Iya. Lo udah buat gue jatuh dan lo gak mau minta maaf?"

Dino menatap Dara cukup lama kemudian mengucapkan, "Maaf."

Ia tidak ingin memperpanjang masalah antara dirinya dan Dara. Ia tidak terlalu suka berurusan dengan cewek jutek dan judes sepertinya.

"Oke, gue maafin lo. Tapi awas aja kalo lo ulangi lagi. Gue gak akan segan-segan penggal kepala lo," ancam Dara.

Kemudian gadis itu kembali ke tempat duduknya.

Dino memilih tidak peduli dengan ucapan Dara, karena ia tahu itu hanya ancaman belaka yang tidak akan mungkin terjadi pada dirinya.

"Buset! Dara serem amat dah," ucap Deva salah satu sahabat Dino.

"Gak heran sih, dia dapat julukan cewek jutek," sahut Dafa yang juga merupakan sahabat Dino.

Tanpa sadar, Dino juga membenarkan ucapan kedua sahabatnya.

💮

Dino dan kedua sahabatnya berjalan memasuki kantin. Para gadis yang ada di sana menatapnya dengan tatapan memuja. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang berani mendekatinya.

Alasannya hanya satu, mereka takut akan diabaikan oleh cowok itu. Tatapan dingin yang diberikan olehnya saja mampu membuat mereka ketakutan dan langsung menjauhinya tanpa disuruh.

"Guys, kita gabung sama Dara cs, yuk," ajak Deva seraya tersenyum.

Tentu saja alasan ia mengajak kedua sahabatnya untuk bergabung dengan Dara cs, ada alasannya. Yaitu, untuk mendekati Ratih.

"Ogah," tolak Dafa cepat.

Dafa tidak akan pernah mau bergabung dengan mereka, karena ia cukup takut dengan Dara.

"Ayo dong. Masa kalian gak mau sih?"

"Gue masih mau hidup." Dafa segera menarik Dino menuju meja yang biasanya diduduki oleh mereka dan Dino hanya menurut saja.

Deva berdecak pelan. Kedua sahabatnya sama sekali tidak bisa membantunya. Akhirnya dengan memberanikan diri, ia pergi mendekati Dara dan kedua sahabatnya.

"Hai teman sekelas ku yang cantik-cantik, gue boleh gabung sama kalian gak?" tanya Deva mencoba tersenyum seramah mungkin agar mereka tidak menolak.
Namun, sepertinya senyuman ramahnya itu tidak mempan untuk mereka.

"Gak," tolak mereka bertiga kompak.
Deva melirik Dara yang sedang menatap tajam ke arahnya.

"Apa lo liat-liat gue?" ketus Dara.

Cowok itu menggeleng cepat. "E...Enggak. Kalian lanjutin aja makannya. Sorry, udah ganggu kalian." Deva segera berlari kecil mendekati meja Dino dan Dafa.

Deva mengusap-usap dadanya. Tatapan Dara barusan, sangat membuatnya takut. Seperti seekor singa yang siap menyantapnya kapan pun ia mau.

Dafa tertawa melihat ekspresi Deva yang sepertinya masih shock.

"Makanya jangan nekat," ucap Dafa kemudian melahap baksonya.

"Gila. Dara bener-bener nyeremin," gumam Deva

Dino sama sekali tidak merespons ucapan Deva. Ia lebih memilih sibuk menikmati soto ayam kesukaannya.

"Dar, Kak Daren beneran masih jomblo, kan?" tanya Farah memastikan.

Dara memutar bola matanya malas. Sudah berulang kali Farah menanyakan hal ini kepada Dara, sampai ia sudah bosan.

"Kalo lo masih gak percaya sama gue, mendingan lo langsung tanya aja sama Kakak gue," ucap Dara.

"Em, enggak deh. Gue percaya kok sama lo. Tapi bener kan Kak Daren belum punya pacar? Lo gak bohong kan?"

"FARAH!!!"

Farah hanya cengengesan ketika mendapat pelototan dari Dara dan juga Ratih.

***

Gimana? Semoga suka ya, terus baca dan dukung cerita ini.

See you♥️

Cowok cuek dan Cewek jutek (SELESAI) [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now