Sheena dan Sera Menghilang

1.7K 202 10
                                    

Sheena mencari ponselnya didalam tas, dia coba menghubungi Ahkam. Laki-laki itu dimana? Sheena khawatir Ahkam sudah ada di cafe dalam kejadian bom meledak tadi.

"Sheena kamu gapapa?" Suara itu muncul ketika seorang laki-laki datang dengan wajah khawatir melihat perempuan yang terduduk lemas.

"Ahkam kamu darimana?" Tanya Sheena jauh lebih khawatir.

"Maaf aku baru sampek karna masih ada pasien yang harus aku tangani," Jawab Ahkam. "Dan maaf aku gak ada ditempat saat kamu butuhin aku. Jawab pertanyaanku, kamu baik-baik saja kan?" Tambahnya yang sangat merasa bersalah karena membiarkan Sheena sendirian di cafe tersebut.

Perempuan itu menjawabnya dengan anggukan.

Ahkam akhirnya memutar memori otaknya, dia ingat pertemuannya dengan Kala. Dan benar yang dikatakan Kala waktu itu. Sheena akan selalu ada dalam keadaan bahaya sebelum semuanya berakhir.

"Aku malah bersyukur kamu nggak ada didalam Ahkam." Jawab Sheena, yang lebih mengkhawatirkan Ahkam daripada dirinya sendiri. Dan itu bisa didengar oleh Kala ketika laki-laki itu menghampiri mereka.

"Dokter Ahkam," Kala memanggil laki-laki yang masih berjongkok dan menatap khawatir Sheena.

Merasa namanya dipanggil, Ahkam pun menoleh dan melihat Kala.

"Bisa saya bicara dengan anda?" Tanya Kala. Ahkam pun mengangguk dan segera berdiri mengikuti Kala.

Suara tarikan napas terdengar ketika Kala sudah sampai ditempat yang sepi bersama Ahkam.

"Anda melihatnya?" Tanya Kala. Dan Ahkam kembali mengangguk membenarkan.

"Saya tidak menyangka akan seperti ini." Ucap Ahkam.

"Dan itu lah kebenarannya. Kondisi sekarang tidak memungkinkan Sheena bersama saya. Bisa kah anda membawanya?"

"Maksudnya?"

"Dia akan baik-baik saja jika bersama anda. Saya akan menyelesaikan masalah saya."

"Tapi, dia istri anda."

"Saya bukan suami yang baik untuknya. Saya hanya masalah untuk dia. Keputusannya untuk menggugat cerai, saya benarkan. Dia harus keluar dari kehidupan saya." Ucap Kala dengan wajah yang memerah meski berusaha di tegarkan.

Ahkam senang sebenarnya, perempuan yang selama ini diinginkannya, sekarang diserahkan dengan percuma padanya. Tapi Ahkam juga sekarang mengerti semua sikap dan sifat laki-laki didepannya yang keras bahkan pada Sheena, semata-mata hanya untuk melindungi perempuan itu. Dia bisa melihat bagaimana wajah Kala saat ini. Meski berusaha tegar, tapi Kala terlihat tidak rela.

"Sheena akan tetap baik-baik saja dengan anda Pak Kala." Sakit, Ahkam sadar akan hal itu. Tapi dia tidak bisa bersikap egois.

Kala menggeleng, "Saya tidak mau terjadi apa-apa pada Sheena. Saya mohon."

"Saya pastikan dia akan baik-baik saja dengan anda tanpa perlu kalian berpisah. Saya akan membantu kalian." Ucap Ahkam mengenyahkan rasa sakitnya.

"Kalian membicarakan apa?" Sheena tiba-tiba datang, membuat kedua orang tersebut terhenyak.

"Tidak ada. Kita pulang sekarang." Ucap Kala sembari menarik tangan Sheena untuk ikut dengannya. Namun Sheena bergeming, dia masih berdiri ditempat yang sama.

"Aku nggak mau ikut kamu." Jawab Sheena yang menyakiti naluri laki-laki itu. Kenapa tiba-tiba sesakit itu? "Aku mau sama Ahkam." Tambahnya.

Kala langsung melepas genggamannya, ingat bagaimana dulu dia menyia-nyiakan Sheena, tidak salah jika perempuan itu membalasnya dengan hal ini.

Memeluk BayangWhere stories live. Discover now