Gara-gara Rere

3.3K 276 6
                                    

Sejak tadi perempuan berkerudung hijau wardah yang menjuntai hingga menutupi lengan, sibuk mengobrak-abrik tas ditangannya. Mencari ponsel yang berbunyi, namun ternyata benda-benda ditasnya begitu pongah hingga membuat dia kesulitan.

"Halo Assalamualaikum?" Sheena bisa mengangkat telpon itu sebelum mati.

"Waalaikumsalam, lo dimana Sheena?" suara yang familiar tapi terlihat khawatir. Dia Alesha, satu-satunya perempuan yang menjadi teman Sheena setelah memutuskan untuk berhijrah.

"Didepan kantor, mau pulang. Kenapa Sha?" jawab perempuan itu sekenanya.

"Jangan lewat jalan biasanya ya, ada berita kalo terdapat bom aktif disana, dan sekarang sedang coba dijinakin." jelas Alesha yang membuat Sheena tercengang.

"Ah, hoax kali. Masak gue harus muter?"

"Lah daripada lo kenapa-napa? Udah deh, pokoknya jangan lewat sana!"

"Iya-iya deh. Yaudah gue pulang dulu. Assalamualaikum." Sheena sudah menutup sambungan telpon tersebut. Dia harusnya sampai rumah dengan cepat, tapi karena bom hoax menyebalkan itu, Sheena harus menuruti perintah Alesha, padahal setelah ini dia akan ada meeting lagi dengan supplier baru.

Sheena pun segera masuk ke mobilnya, lalu menyapa security yang sedang bertugas, dan beberapa karyawan yang lain. Mereka tersenyum sumringah setiap kali Sheena sedang ramah. Jangan bilang perempuan semanis Sheena akan memiliki sikap yang sama manisnya, dia tidak berbeda dengan bos lainnya, yang keras dan sangat perfeksionis terkait pekerjaan. Tapi, jika sudah dijam-jam pulang seperti ini, perempuan itu berubah begitu baik dan ramah, bahkan dia sering menawarkan tumpangan untuk karyawannya yang jalan kaki, tapi sayangnya predikat mengerikan sudah terbungkus di dirinya dalam pandangan karyawan. Mereka pun menjulukinya The Terrible Angel.

Diusianya yang terbilang masih muda Sheena sudah menghandle 2 perusahaan sekaligus, pertama perusahaan yang diamanatkan oleh orang tuanya, yang berjalan dibidang bahan baku, dan kedua perusahaan yang didirikannya sendiri dalam bidang fashion. Seharusnya yang ada dalam posisinya sekarang, sebagai pengganti ayahnya bukanlah dia, tapi kakak laki-lakinya yang hingga sekarang menghilang entah kemana, menjauhkan dirinya dari keluarga, bahkan tidak tau bahwa adiknya sekarang sedang sendirian dan menghabiskan waktu mudanya hanya untuk bekerja.

Braaakkk

Suara itu sangat nyaring seiring hentakan keras didalam mobilnya, dan beberapa waktu kemudian sebuah mobil mampu menyalipnya dan melaju dengan sangat kencang.

"Uh ugal tuh orang. Perlu dikasih pelajaran." Sheena dan kakaknya memang seseorang yang keras kepala dan selalu ingin meraih apa yang diinginkannya, dan hal itu pula yang membuatnya berpisah dengan satu-satunya kakak yang ada didalam hidupnya.

Sheena mengejar mobil itu, beberapa menit perempuan itu sudah bisa menjangkau, keadaan jalan yang sepi membuat Sheena lebih leluasa memepet mobil disampingnya, dan merasa sedang diintimidasi oleh perempuan itu, sang pemilik mobil pun menghentikan lajunya.

"Hei, turun lo. Cari masalah?" seseorang bertubuh besar dan memakai penutup kepala sedang menggebrak kaca mobil Sheena yang juga ikut berhenti. Perempuan itu tiba-tiba menciut nyalinya. "Turun nggak lo?!"

"IYA!" Sama kerasnya, Sheena pun turun, mengesampingkan rasa takutnya. Dia pun berdiri seakan menantang laki-laki yang tingginya tidak sebanding.

"Oh cewek toh?" laki-laki itu tiba-tiba melunak, dibukanya penutup kepala tersebut dan memperlihatkan wajah yang menjijikan dengan kumis tebalnya.

"Saya hanya mengingatkan anda dalam berkendara sebaiknya patuhi aturan." ucap Sheena coba bijaksana.

"Oh ya? bukannya kamu ingin menggoda ya?" ucap laki-laki itu semakin menjijikan.

Memeluk BayangWhere stories live. Discover now