Jilid 16

643 11 0
                                    

RAJA itu mengangguk-angguk. Dia merasa girang mendengar usul-usul dari permaisurinya dan tangan kanannya itu, dan makin yakinlah hatinya bahwa mereka berdua inilah sesungguhnya pembantu-pembantunya yang paling setia dan boleh diandalkan. Ong Siu Coan bukan orang bodoh, tentu saja dia tahu apa yang telah terjadi antara kedua orang ini, apa yang mereka lakukan di belakang punggungnya. Biarlah, pikirnya.

Dia tidak membutuhkan lagi Tang Ki sebgai isteri atau kekasih, untuk itu dia dapat menguasai setiap orang wanita muda cantik yang disukainya. Dia membutuhkan Tang Ki sebagai sekutu, sebagai pembantu dan dia melihat bahwa Tang Ki amat berguna untuk mengikat Lee Song Kim ! Biarlah mereka itu berjina sesuka hati mereka, sepuas hati mereka, karena hal ini merupakan kelemahan mereka yang menjadi senjata baginya untuk menundukkan mereka berdua !

"Selama ada kalian berdua membantuku, hatiku akan selalu tenang. Sebaiknya kalian berdua rundingkan bagaimana untuk menghadapinya, Lee-ciangkun, engkau bertugas untuk menguji kepandaian Gan Han Le itu, dan kalian berdua atur saja siasat untuk menguji kesetiaannya. Nah, tinggalkanlah aku sendiri, aku hendak bersembahyang dan menghadap Bapa di Surga untuk memohon petunjuk-Nya."

Tang Ki dan Lee Song Kim saling lirik, kemudian mengundurkan diri karena raja itu selalu mempergunakan alasan yang sama kalau hendak menyendiri, dan untuk melakukan apa saja di luar tahu permaisurinya atau orang lain, kecuali yang dikehendakinya.

Ketika mereka keluar dari dalam ruangan itu, Lee Song Kim berbisik, "Apakah dia tahu akan hubungan antara kita

Tang Ki tersenyum. "Kau kira dia bodoh? Tentu saja dia tahu ...... "

"Aihhh ...... !" Wajak Song Kim berubah agak pucat.

Tang Ki menggandeng tangannya dan menariknya memasuki sebuah di antara kamanya pribadi. setibanya di dalam, ia menutup daun pintu dan merangkul leher kekasihnya itu. "Jangan khawatir ! Dia sudah tidak membutuhkan aku sebagai isteri atau kekasih lagi. Masa itu sudah lama berlalu. Dia hanya membutuhkan aku sebagai sekutu dan pembantu yang setia."

Mereka berdua tenggelam ke dalam kemesraan di dalam kamar itu, mencurahkan kasih sayang masing-masing menurutkan gairah nafsu mereka yang tak kunjung kering dan puas itu. Setelah itu, mereka lalu duduk di tepi pembaringan, seperti dua orang sahabat yang sedang berbincang-bincang, membicarakan tentang Han Le dan mengatur siasat untuk menghadapi pemuda itu.

Begitulah, ketika Gan Han Le dibawa menghadap raja oleh dua orang perwira pembantu Lee Song Kim itu, dia diterima oleh Raja Ong Siu Coan dengan gembira, namun tidak terlalu lama.

"Ah, engkau tentu Gan Han Le, putera Sheila dan mendiang Gan-sute itu !" kata Ong Siu Coan sambil tersenyum memandang pemuda yang berlutut di depannya itu. "Selama ini, engkau telah menuntut ilmu silat, kepada siapa saja engkau berguru, Han Le?"

Han Le tidak ingin menyebut-nyebut nama gurunya yang kini amat dibencinya itu, dan pula, gurunya ternyata adalah Koan Jit, suheng dari raja ini sendiri yang tadinya sudah disangka mati, tentu kalau dia mengaku, hal itu akan mengejutkan raja dan membuat dia repot saja.

"Harap paduka sudi mengampuni hamba yang selama ini hamba tidak ada kesempatan untuk datang menghadap. Selama ini hamba merantau dan hamba belajar silat di mana-mana, dari siapa saja tanpa guru tertentu.

Ong Siu Coan mengerutkan alisnya. Dia seorang yang cerdik dan diapun tahu bahwa orang muda ini hendak menyembunyikan nama gurunya. Tentu ada alasannya yang kuat, maka diapun tidak mau mendesak.

"Bagaimana dengan ibumu? Di mana ibumu sekarang ?"

Ditanya tentang ibunya, Han Le menjadi semakin berduka, akan tetapi ditahannya agar dia tidak terbayang pada wajahnya.
"Ibu ...... ibu telah meninggal dunia ...... " Suaranya mengandung haru dan kesedihan, sedih karena dia harus membohong dan mengatakan bahwa ibunya telah mati, atau lebih baik mati saja daripada hidup menjadi isteri dari musuh besar yang membunuh ayah kandungnya!

Pemberontakan TaipengWhere stories live. Discover now