Jilid 6

705 10 0
                                    

SAMBIL berteriak-teriak bagaikan segerombolan iblis atau binatang buas, belasan orang pasukan Tai Peng lalu menyerbu. Golok mereka berkelebatan dibarengi suara teriakan dan ketawa mereka dan berjatuhanlah beberapa orang laki-laki, wanita tua dan kanak-kanak di antara para pengungsi. Tentu saja keadaan menjadi geger, para pengungsi menjerit-jerit dibarengi suara ketawa orang-orang kejam itu. Tentu saja mereka hendak melakukan pesta pora seperti biasa, merampok barang bawaan para pengungsi, membunuhi pengungsi laki-laki, wanita tua dan kanak-kanak, menawan dan memperkosa wanita-wanita mudanya.

Segera Sheila menjadi pusat perhatian dan perebutan mereka. melihat seorang wanita berambut pirang bermata biru yang demikian cantiknya, bagaikan segerombolan harimau melihat sekor domba muda, mereka itu menyerang dan ingin menubruk. Akan tetapi terdengar bentakan nyaring.

"Mundur semua ! Yang ini untukku seorang, ha-ha-ha !" dan pemimpin gerombolan itu seorang laki-laki berusia empat puluhan tahun yang bermuka hitam penuh brewok, meloncat maju. Anak buahnya tidak berani membantah dan mereka melanjutkan pembantaian mereka sambil bersorak-sorak.

Sementara itu si brewok yang kagum melihat kecantikan Sheila, sudah menghampiri dengan muka menyeringai dan tiba-tiba saja dia menubruk wanita itu dengan kedua lengan dikembangkan seperti seekor biruang yang menyerang. Sheila merasa ngeri sekali dan berusaha mengelak dengan loncatan kesamping, namun tangan kanan orang itu masih berhasil menangkap tepi bajunya.

"Breetttt ...... !" Baju itupun robek dan terbukalah bagian dadanya. Melihat bukit dada yang membusung itu, si komandan pasukan Tai Peng terbelalak kagum dan dia menelan ludah yang masih segar.

"Ha-ha-ha-ha, cantik ...... cantik ...... !" kata si brewok itu yang melangkah maju menghampiri. Sheila mundur-mundur dengan muka pucat.

"Jangan ganggu ibuku !" Tiba-tiba Han Le yang masih kecil, baru berusia tiga belas tahun itu, meloncat ke depan dan menggunakan kedua tangannya untuk mendorong perut si brewok, menghalanginya mendekati ibunya.

"Minggir kau, setan cilik !" Si brewok membentak dan sekali dia menampar, pundak anak itu terpukul membuat dia terpelanting jatuh.

"Henry ...... !" Sheila menjerit. Akan tetapi Han Le bangkit lagi dan menyerang si brewok dengan marah. biarpun masih kecil, dia pernah belajar silat dan tubuhnya kuat, semangatnya juga besar apalagi melihat ibunya teranvam. Namun, seorang anak berusia tiga bels tahun, mana mungkin dapat melawan komandan pasukan itu yang kuat dan pandai ilmu silat ? Si Brewok yang marah itu mengelebatkan goloknya. Si kecil Han Le berusaha mengelak, namun kalah cepat dan robohlah dia dengan berlumuran darah karena pahanya kesabet golok sehingga celana, kulit dan dagingnya robek.

"Henry ...... !" Sheila menjerit dan menubruk puteranya. Akan tetapi tiba-tiba lengannya ditangkap orang dan tubuhnya sudah dipeluk ketat oleh si brewok yang tertawa bergelak. Sheila meronta ketika komandan itu hendak memaksanya menerima ciuman mulut yang lebar dan basah.

"Manusia jahat !" tiba-tiba terdengar bentakan dan tiba-tiba si brewok merasa betapa kedua lengannya yang memeluk tubuh hangat wanita kulit putih itu menjadi lemas, kemudian diapun terbanting roboh oleh sebuah tendangan.

Komandan brewok terkejut dan marah bukan main melihat ada orang berani menyerangnya dan melepaskan wanita itu.
Dia cepat bergulingan lalu memandang dan matanya terbelalak ngeri melihat betapa penyerangnya tadi adalah seorang laki-laki bertubuh jangkung yang mukanya seperti setan yang amat mengerikan ! Muka itu buruk sekali ! Kulit muka itu pletat-pletot tidak karuan lagi bentuknya, Hidungnya menyerong ke samping, mulutnya juga perot, matanya besar sebelah karena yang sebuah seperti pernah terobek, kedua telinganyapun mengeriput kecil. Pendeknya, muka itu menyeramkan sekali, muka yang biasa digambarkan sebagai setan dan iblis dalam dongeng kanak-kanak ! Bukan hanya mukanya yang buruk, juga bentuk tubuhnya agak bongkok, jalannya pincang dan lengan kirinya bengkok. Kini laki-laki itu menghampiri komandan brewok.

Pemberontakan TaipengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang