08

12.3K 2.3K 135
                                    

Ngebuat karakter Beby karena terinspirasi dari SooA di My ID Gangnam Beauty. Ada yang nonton juga?

Beby bakal ngeselin pokoknya.


oOo


Akhir pekan biasanya hari yang ditunggu-tunggu sebagian banyak orang untuk menghabiskan waktu bersama dengan keluarga, saudara, sahabat, teman atau sekedar beristirahat dan bersantai di rumah.

Tak terkecuali 3 remaja laki-laki dan 2 perempuan yang sedang berkumpul di sebuah cafe langganan mereka, menikmati akhir pekan sekaligus melepas penat setelah berakhirnya ujian tengah semester.

Guanlin yang saat itu baru datang, tak langsung menghampiri teman-temannya melainkan mendatangi toilet cafe karena panggilan alam yang tak bisa ditolak.

Namun, karena panggilan alam itulah ia akhirnya mendengar dengan jelas kata-kata yang seharusnya Guanlin tak dengar. Dan tak ingin mendengarnya.

"nanti kita pesen aja makanan yang banyak, biar si atm yang bayar."

"si Sasa gue suruh jadian sama Guanlin. Biar kita makin leluasa ngeretin duit dia."

"tenang aja gue bantuin, lagian si Guanlin kenapa goblok banget ya, padahal ganteng, otaknya encer. Masa gaktau tujuan awal kita temanan sama dia."

"stt, nanti ada yang denger bego."

Kata-kata terakhir yang Guanlin dengar dari mulut sahabat yang sudah ia anggap sebagai saudara. Setelahnya, ia memutuskan untuk meninggalkan masa kebodohan hidupnya. Dan memulai hidup barunya, sebagai seseorang yang jauh dari kata sempurna.



oOo

"Guanlin? Bunda masuk ya?" suara merdu terdengar dibalik pintu setelah ketukan ketiga berakhir.

"iya, Bun."

Taklama Guanlin melihat wajah ibunya yang masih terlihat cantik meskipun sudah memasuki kepala lima.

"ini kosmetiknya udah bunda beliin. Emang mau dikasih siapa sih?" katanya meletakkan sebuah kotak di ranjang Guanlin.

"Bun." panggil Guanlin tanpa menjawab pertanyaan bundanya.

"tadi Guanlin ajak Xerim ketemuan. Tapi malah Guanlin yang gak dateng karena lagi nolongin temen. Terus Xerim ngediemin Guanlin."

"udah dijelasin ke Xerim nya kenapa kamu gak dateng?"

"udah kepengen ngejelasin, tapi Xerim nya ngehindar mulu. Ini barusan di chat tapi cuma di read doang."

"mau bunda bantuin jelasin ke Xerim? Mana sini nomernya, nanti bunda telepon. Kasian anak bunda, galau gara-gara didiemin Xerim."

Guanlin menatap bundanya sejenak lalu berpikir, "ah engga ah, nanti Xerim ngira Guanlin kaya anak kecil gara-gara ngadu ke Bunda."

"tapi kemungkinan dimaafin nya besar loh nak kalo bunda yang ngomong, emang nggak mau baikan sama Xerim? Cewek kalo udah ngambek tuh lama loh."

"kakak kamu juga dulu kan gitu, kalo pacarnya lagi ngambek, pasti bunda deh yang suruh ngomong." lanjutnya.

"tapikan Xerim sama Guanlin belum pacaran, Bun." koreksi Guanlin.

"iya, belum. Tapi segera kan?" kata Bunda sambil senyum goda.

Guanlin nya mesem-mesem aja.

"anak bunda udah pada besar semua ya. Udah punya perempuan yang di khawatirin."

Guanlin nggak jawab, cuma cengengesan sambil garuk-garuk tengkuk.

"mana, sini bunda telepon. Udah di chat kalo bunda yang mau ngomong?"

"udah, nih."



"Halo, Xerim ya?" sapa bundanya antusias.

"Halo tante, iya ini Xerim. Ada apa ya, tante?" jawabnya ramah.

suara yang Guanlin kepengen banget denger malam ini akhirnya kesampaian.

"besok tante nggak ada jadwal nih di rumah sakit, main kerumah Guanlin mau nggak sehabis pulang sekolah? Tante penasaran sama cewek yang sering diceritain Guanlin."

"loh, Bun?!!" Guanlin tersentak saat obrolan itu keluar dari rencana.

Xerim terdiam cukup lama disana. "Xerim sih mau aja tante, tapi nggaktau kalo Guanlin ngebolehin atau nggak kalo Xerim main kesana."

"oh engga sayang, pasti boleh dong. Tanpa izin Guanlin pun kamu boleh sering-sering kesini."

"yaudah, besok Xerim main kesana ya tante."

"Iya, Rim. Sampai ketemu besok yaa. Tante kasih Guanlin ya telepon nya."

Guanlin gelagapan seketika, "Halo, Rim?"

"iya?"

"gue matiin ya?"

"Iya."

"Rim." panggil Guanlin cepat sebelum mematikan sambungan tersebut.

"hm?"

"good night."

Takut untuk mendengar jawaban, Guanlin langsung mematikan sambungan. Setelahnya, ia meminta penjelasan dari sang bunda.

"jelasin baik-baik besok sama Xerim. Bunda yakin kamu bisa nyelesain masalah kamu sendiri."

Guanlin menghembuskan napas panjang, kemudian menatap bunda nya yang hendak pergi.

"Bun." panggil Guanlin membuat wanita paruh baya itu menoleh. "temen-temen udah tau semua."

Mata bundanya melebar, "kenapa baru cerita? Terus??"

"yaaa, gitu."

"nggakpapa, yang penting kamu udah tau kan, mana yang harus kamu jadiin temen?"

Guanlin mengangguk lalu tersenyum, beranjak dari kursi untuk sekedar memberikan pelukan selamat malam pada sang bunda.

Secret ¦ Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang