Kembali ke Korea

1.7K 78 3
                                    

Hari ini adalah hari paling mendebarkan bagi Jennie Lee, atau Lee Jeni. Pasalnya, ia baru akan kembali ke negara kelahirannya, Korea Selatan. Setelah hampir 12 tahun pergi dari sana, Jeni memutuskan untuk kembali. Kembalinya ia, bukan tanpa alasan. Ia kembali ke Korea sebab rindu akan negara kelahirannya sekaligus dengan saudara kembarnya.

Jeni punya kakak kembar laki-laki yang sangat mirip dengannya. Menurut kabar yang ia dapat, saudara kembarnya adalah seorang idol. Percaya tidak percaya, tapi itu memang fakta. Akan tetapi, sampai saat ini Jeni tak pernah tahu di agensi mana saudaranya bernaung dan dengan grup apa. Akan jadi kejutan saat mereka bertemu lagi nanti di rumah.

Begitu tiba di bandara Incheon, Jeni buru-buru mendatangi bagian migrasi dan money exchange. Ia harus segera mengurus kependudukannya dan menukar uang Rupiahnya ke mata uang Won agar dapat digunakan. Begitu selesai, Jeni menunggu di salah satu kafe bandara. Katanya, saudara kembarnya sendiri yang akan menjemputnya hari ini. Berbekal nomor ponsel yang ia dapatkan via e-mail sebelum ia melakukan penerbangan, akhirnya Jeni berani menelepon saudara kembarnya.

***

"PONSEL SIAPA YANG BERDERING SANGAT KERAS DI KAMAR?" teriak Johnny yang masih setia dengan wajah bantalnya.

"Mana kami tahu hyung... Kami sedari tadi ada di sini." jawab si mungil, Renjun.

"Aishhh... Itu berisik sekali. Coba cek ponsel siapa yang berdering." protes Johnny.

Jeno tanpa banyak bicara langsung melompat dan berlari menuju kamar. Ia yakin kalau ponselnya yang berdering.

"HAISHHH JENI~YAA.. KENAPA KAU MENELEPON KU?" Jeno berteriak ketika menerima telepon dari saudarinya.

"KAU LUPA DENGAN JANJIMU UNTUK MENJEMPUTKU HUH? AKU SUDAH SAMPAI DI INCHEON HAMPIR SATU JAM YANG LALU."  balas teriak saudari Jeno.

Bahasa Korea yang diucapkan oleh Jeni masih sangatlah fasih. Logat yang ia gunakan adalah logat Busan. Tak jauh berbeda dengan bahasa Korea biasa. Namun, jika berteriak akan terdengar begitu keras dan kasar.

"YAKK tak usah ikut berteriak pabbo!" Jeno menutup sambungan teleponnya.

"Ah... Taeyong hyung!" panggil Jeno pada Taeyong yang kebetulan lewat di dekat kamar Jeno.

"Ada apa?" tanya Taeyong lembut. Kelembutan bicaranya seperti seorang ibu.

"Bisakah kau menemaniku ke Bandara hari ini hyung?" tanya Jeno.

"Bandara? Untuk apa? Bukannya Dream tidak punya jadwal hari ini?" tanya Taeyong bingung.

"Aku ke bandara bukan untuk jadwal show di manapun. Tapi untuk saudariku." kata Jeno.

"Saudari? Kamu punya saudari lain? Setahuku..."

"Akan kujelaskan kalau sudah bertemu dengannya nanti." ucap Taeyong terpotong oleh perkataan Jeno.

Taeyong dan Jeno pergi ke bandara menggunakan mobil. Jeno agaknya sedikit cemas sebab Ia tahu ia terlambat.

Begitu tiba di bandara, Jeno langsung mencari Jeni di cafetaria bandara Incheon. Tak sulit baginya untuk menemukan sesosok Lee Jeni. Fitur wajah yang sama dengannya dan rambut cokelat panjang yang sangat menonjol. Jeni terlihat merengut ketika tahu Jeno baru saja datang.

"Maaf menunggu, aku tadi latihan dulu sebelum ke sini. Aku tidak tahu jika kamu meneleponku." kata Jeno dengan nada yang lembut.

Jeni tak menjawab, ia langsung memeluk Jeno. Ia menangis ketika saudaranya itu datang. Taeyong yang mendampingi Jeno hanya bisa diam tanpa kata.

Star TwinWhere stories live. Discover now