"Aku" bangun Hyoyeon dan Yuri bersamaan. Kedua gadis berbeda warna kulit itu saling memandang sebelum Sama-sama bergerak cepat sambil tertawa, mengejek.

"Aku duluan, hitam"

"Aku. Yang pertama bangun kan aku" sahut Yuri dengan nada bercanda.

"Jangan bercanda denganku" dan yah, kedua yang seharusnya bisa berbagi frame itu malah saling meledek dan tidak mau mengalah. Cukup menghibur untuk senyum Tiffany yang mengembang perlahan.

"Senang melihat kau baik-baik saja" ujar suara dingin lagi-lagi terdengar.

Tiffany menoleh saat mendengar kalimat pendek yang tidak ia tahu tujuannya. Jessica, gadis itu bahkan tidak menoleh padanya sama sekali.

Lalu kalimat itu...

"Untukku?" Gumamnya masih menatap Jessica.

(✿)

19:12

Langit Seoul benar-benar gelap saat langkah kali Tiffany melewati puluhan orang. Masker dan tudung jaket serta kacamata bening mungkin bisa membantu saat kakinya sedikit meragu.

Iyeps!

Tiffany tengah menyamar dan berjalan ditengah kerumunan yang sewaktu-waktu bisa saja mengetahui identitasnya. Tapi Tiffany cukup handal, bisa menekan hatinya tanpa perlu gugup berlebihan.

Sesekali ia akan mendongak, menatap gedung tinggi dan toko-toko berhiaskan lampu banyak yang terang. Bibirnya sempat tersenyum kecil saat indera pendengarannya menangkap dentuman musik yang diputar di toko aksesoris terdekat. Itu adalah musik aransemen yang digarapnya bersama Yuri setahun lalu. Liriknyapun asli ciptaan Sooyoung dengan Seohyun, tidak heran jika banyak fans yang menyukainya.

"Well, kami memang terkenal" gumamnya pada diri sendiri sambil memainkan kerincingan handphone yang sedari tadi berisik.

..
Lagi, angin malam yang berhembus lembut melewati wajahnya yang hampir tertutup penuh. Tiffany tidak bisa mengatakan kebebasannya sekarang adalah hal baik. Tentu saja, mengingat betapa sengitnya perdebatan dengan manager oppa beberapa waktu lalu.

Siapapun tahu Tiffany adalah seorang publik figure, seorang aktris besar dan salah satu member girlband yang sangat terkenal. Tiffany sadar dengan kekhawatiran mereka yang tidak bisa menebak apa saja yang akan terjadi Jika Tiffany sampai ketahuan dan dikejar massa yang jumlahnya tidak terkira. Terlebih, gadis ini menolak untuk dikawal atau diantar. Tiffany hanya meminta waktu untuk dirinya sendiri.

Meskipun begitu, tidak ada hal yang bisa menenangkan pikirannya sekarang.

Niatnya ingin berhenti, setidaknya dari keresahan karena nama Taeyeon masih bersarang di pikirannya sejak pagi tadi. Ia merasa bisa saja berubah gila jika semakin lama seperti ini. Gadis berambut hitam kemerahan yang pergi tanpa mengatakan apapun padanya selama tiga tahun, Tiffany sudah berusaha banyak untuk tidak terganggu. Tapi itu mengerikan saat Taeyeon datang kembali padanya dengan senyuman lebar sambil menyodorkan kotak beludru kecil berisikan cincin berlian yang mahal.

Sebenarnya apa mau gadis itu?

Gadis keturunan Hwang yang satu ini tidak bisa paham.
..

Lama mungkin langkahnya yang tanpa arah. Tiffany tau ia bisa saja berbelok pulang karena ini juga melelahkan, tapi tidak. Yang berakhir kemudian adalah kakinya yang menyusuri jalan kecil memasuki taman yang luas.

"Setidaknya lebih aman" gumamnya.

Mata indah itu menatap sekeliling. Ia benci mengakuinya, tapi jujur ia tidak nyaman dengan keheningan ini. Saat mata indahnya menyapu pandangan sekeliling taman yang sepi. Ada rasa syukur karena tahu orang tidak akan memperhatikannya.

HATE IT? HIDE IT! Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt