Keheningan sudah berlangsung sejak perjalanan mereka. Tiffany lebih memilih mengalihkan pandangannya keluar jendela. Memikirkan banyak hal sekaligus mengutuk gadis yang menyetir mobil disampingnya. Merasa terhina, merasa marah, dan merasa berdosa.
Tiffany marah karena Taeyeon membuatnya seperti ini. Ia membenci gadis itu dengan hatinya. Bahkan saat memikirkan semua hal yang terjadi padanya, ia berharap untuk memusnahkan Taeyeon dengan tangannya sendiri. Ia merasa terhina dengan semua sikap dan perubahan Taeyeon yang tiba-tiba. Mempermainkannya? Bahkan Tiffany ragu jika ada penyesalan dari Taeyeon untuknya. Dosa.. benar, ini adalah sebuah dosa jika ia terikat dengan Taeyeon.
"kenapa kau hanya diam saja"
Tiffany mendelik pada Taeyeon. Menatap tajam gadis yang terkikik kecil entah untuk apa. Gadis itu gila dan Tiffany ngeri di dekatnya!
" jangan bicara denganku" ujar Tiffany dengan nada dingin.
Jika Taeyeon memainkan perannya dengan baik, maka Tiffany tidak punya pilihan. Ia akan membenci kehadiarannya seperti yang harusnya terjadi. Memikirkan bagaimana Taeyeon mendominasi keberhasilannya, Tiffany tidak suka.
" kau galak sekali sayang~" goda Taeyeon.
"cih.. siapa sayangmu. Aku tidak pernah merasa diri' Tiffany melipat tangannya di dada. Menoleh pada Taeyeon dengan pandangan tajam. Seolah mencoba membuat gadis itu mati karena tatapannya.
Akan bagus jika dia mati beneran..
" waw.. aku tidak pernah menikahi seorang gadis selain Tiffany Hwang. Jadi aku harus menyampaikan sayang untuk siapa" Taeyeon memutar setir mobilnya. Melirik pada Tiffany yang sekali lagi mendengus kasar. Sial, ia menyukai ini.
" sayangmu tidak ada gunanya. Bahkan kambing saja tidak akan sudi denganmu"
"kkk~ untungnya aku menikahi manusia cantik bukan kambing" kekeh Taeyeon dengan jahil. Merasa marah? Ania~ ia tidak akan pernah bisa marah pada semua yang Tiffany katakan. Bahkan jika gadis itu menodongnya dengan pisau atau menggores kulitnya. Ia tidak akan melawan.
"cih"
~
"kita sampai~" Taeyeon menghentikan mobilnya tepat pada parkiran gedung tinggi. Ia memaksa Tiffany agar mengantar gadis itu sampai dorm meskipun Tiffany menolak.
"..."
"tunggu, tidak ada ciuman untukku? Sebagai terimakasih atau salam" Taeyeon menghentikan tangan Tiffany yang akan membuka pintu mobil.
"di mimpimu" delik Tiffany dengan kasar. Saat kemudian ia melihat seringai Taeyeon dan tangannya mencoba membuka pintu. Sialan!
"buka kuncinya Taeyeon!" marah Tiffany. tidak berpengaruh apapun kecuali wajah menyebalkan gadis kim yang menopang kepalanya pada setir mobil, menatap Tiffany dengan smirk setannya.
"kau tahu harus melakukan apa jika ingin keluar sayang~ cium aku dan kau bisa pergi" ujar Taeyeon dengan santai.
"yak! Managerku sudah menunggu Kim! Berhenti main-main!" bentak Tiffany memukul gadis itu dengan napas memburu kasar. Sudah ia duga, Taeyeon dan otak iblisnya tidak akan membuat Tiffany aman.
" tidak sebelum kau menciumku"
"fuck you Kim!"
" kau ingin aku mem-fuck mu disini? well, kemari dan berikan aku desahanmu" seringai Taeyeon menatap Tiffany. sadar dengan tatapan yang tidak beda jauh dengan ahjussi mesum itu, Tiffany dengan cepat menyilangkan tangannya didada. Menatap horror pada gadis Kim yang tertawa.
"jangan macam-macam padaku atau-"
"atau kau akan teriak? Ancaman itu sudah mainstream sayang~ aku bahkan tidak masalah jika kau melakukannya. Well, orang-orang akan datang dan besar kemungkinan wartawan tahu. Lalu.. kau tahu kelanjutannya" Taeyeon melebarkan senyumannya. Menapap puas pada wajah Tiffany yang sempat terkejut.
YOU ARE READING
HATE IT? HIDE IT!
RomancePerhatian! ⛔⚠️ [Kata kasar dan tidak untuk di contoh!!] - SAY NO TO PLAGIARISM! 🌹 - IT'S JUST A FANFIC (NOT A REALITY STORY) PLS DON'T TAKE IT SERIOUS ;) - IF U DON'T LIKE THE STORY JUST CLOSE IT AND STOP READING! ❤❤ Saat mereka yang pernah berhub...
