Go on~

7.5K 764 439
                                        

Panas, satu hal yang sejak tadi dikeluhkan Yoona. Gadis tinggi itu merengek sambil terus mengipasi wajahnya dengan tidak sabar. Disampingnya, maknae hanya menggeleng kecil dan membaca script mereka dengan bibir tertutup diam. Sebenarnya melelahkan harus mendengarkan ocehan kakaknya yang satu ini, dan itulah mengapa Hyoyeon tidak berhenti memberikan tatapan tajam.

"Diamlah Yoong. Kenapa kau bisa sebawel ini?" desah dance machine itu dengan kesal. Bayangkan saja, mereka duduk disana selama 2 jam dan selama itu Yoona tidak berhenti mengomel. Kan menyebalkan.

"Tapi panas Unnie" rengek gadis Lim itu sekali lagi, mempout bibirnya.

"Kau duduk tepat dibawah AC yang menyala Yoong-ah. Apalagi yang aku harapkan?" Yuri memutar bola matanya dengan malas.

"Itu tidak cukup"

"Dosamu banyak. Karena itu kau kepanasan" sinis Sunny yang juga duduk disampingnya.

"Ya Tuhan, kenapa kalian membullyku seperti ini?" desah Yoona dengan wajah memberenggut kesal.

"Lagipula kenapa kau bisa kepanasan berlebihan?" Seohyun berujar sabar menyodorkan minuman dingin dan kotak tisu. Dia tidak mungkin mengatakan hal aneh, atau Yoona akan benar-benar merengek lebih manja lagi.

"Tidak tau" Yoona mengambil minuman dengan mata berbinar bahagia. Ruang pemotretan cukup luas, indoor, dan terdapat satu AC besar yang menyala dengan volume paling dingin. Tapi entah kenapa gadis cantik itu masih mengibas tangannya dengan tidak sabar.

Well, itu berbeda lagi dengan gadis Hwang a.k.a si Mrs. Kim yang masih diam di ujung sofa. Matanya tidak berhenti menatap dua membernya yang berpose elegan di depan sana. Terkadang ia akan menggumam kecil dan menghela napas, cukup untuk membuat Hyoyeon disampingnya menoleh dengan bingung.

"Kau tidak apa-apa Tif?" Pertanyaan kesekian yang didapatnya sejak pagi tadi.

"Aku tidak tau" desah Tiffany menyender pada sofa dengan mata tertutup. Ia kelelahan, dan pikirannya tidak bisa baik sekarang.

"Kau masih ada jadwal setelah ini?" Tanya Yuri menoleh padanya dengan penasaran.

"Tidak. Jam 7 keatas jadwalku sudah selesai" jelas Tiffany membuka perlahan matanya, mendongak menatap atap ruangan bercat putih polos.

"Benarkah? Tumben sekali. Biasanya jadwalmu bisa sampai larut" sahut Hyoyeon lagi. Iya, karena Tiffany termasuk member yang sangat sibuk. Tidak jauh berbeda dengan visual grup Yoona atau si leader, Jessica Jung.

"Hum.." guman Tiffany tidak ingin menjawab. Tidak perlu karena ia tau betul hal ini masih berkaitan dengan manusia iblis yang mengaku sebagai suaminya, Kim Taeyeon.

Jadwalnya bukan hanya berganti, tapi juga menurun drastis dan berkurang. Entah kemana larinya semua pertemuan, pemotretan dan rentetan iklan yang sudah didiskusikan sebelumnya. Yang jelas, Tiffany tidak ingin memproteskannya, tidak sekarang.

Ia hanya... tidak ingin bertemu Taeyeon. Gadis yang hampir saja menelanjanginya kemarin dan membuat hatinya berdebar ketakutan.

Benar.

Memang sudah tidak ada satupun hal yang baik jika sudah mengingat gadis berambut hitam kemerahan itu. Tiffany tidak pernah merasa tenang dan nyaman, tidak sekalipun semenjak kedatangannya. Terkadang ia berpikir, tidakkah kehidupannya baik-baik saja selama ini?

"Siapa selanjutnya?"

Suara gadis dingin yang baru saja menjatuhkan tubuh disamping sofa yang membuat ia berhenti sejenak. Menoleh menatap wajah Jessica Jung, si pirang menyeramkan yang menatap mereka dengan wajah datar.

HATE IT? HIDE IT! Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ