Double R - kesembilanbelas

1.6K 80 3
                                    

Multimedia: Rose and Rosie.

*-----*


          Hangatnya perapian yang menyala membuat Rose hampir terlupa kalau Ia tengah menonton Netflix bersama Rosie di dalam pelukannya, meringkuk dan memeluk satu sama lain hanya karena malam tiba-tiba di kunjungi oleh ribuan air dari atas langit. Suasana ini sudah terjadi selama hampir dua jam lamanya dan mereka sudah menghabiskan satu mangkuk berondong jagung serta satu gelas wine dan tidak lupa juga dengan dua episode dari film '13 reason why' di dalam TV.

"Rose, kenapa Hannah bunuh diri?" ujar Rosie saat Rose tengah asik memperhatikan Clay yang sedang mengendarai sepeda di dalam TV. Rose jadi melirik tepat pada Rosie yang bersandar di dadanya "Kita baru menonton dua episode, Rosianne. Bagaimana mungkin Aku mengetahui alasan Hannah bunuh diri disaat Aku belum tahu degan semua tokoh yang terlibat di film ini?" debat Rose dengan sengaja.

Rosie jadi menegapkan tubuhnya karena debatan yang dilemparkan oleh Rose "Tidakkah Kau memiliki teori untuk menebak isi cerita ini?" Rose bisa melihat ekspresi Rosie sangat serius saat Ia bertanya demikian, hal yang tentunya membuat Rose jadi ingin mendebat gadis itu habis-habisan dengan teorinya.

"Begini" Rose memulai sambil menegapkan tubuh setelah Ia lebih dulu menyimpan gelas wine yang sedari tadi didalam genggamannya "Aku hanya baru mengetahui tokoh yang bernama Clay --wich is the funnies fact that His name's same with your ex boyfriend" Rose menjulingkan mata ke belakang dan langsung melanjutkan "Dan gadis cantik berrambut blonde keriting bernama Hannah. Mana mungkin Aku berani menerka-nerka keseluruhan jalan cerita film ini?"

Rosie jadi terkekeh karena debatan panjang lebar yang Rose berikan kepadanya dengan menggunakan aksen lain dari aksen biasanya dia berbicara "Siapa itu tadi?" ucap Rosie mengejek nada bicara yang digunakan oleh Rose "Oh, jadi Kau tidak tahu kalau Aku memiliki sisi ego bernama Maltese?" balas Rose kembali mengejek dengan aksen yang sama.

Kelakuan aneh gadis tomboy itu tentu saja membuat Rosie jadi terkekeh "Bisa-bisanya Aku menyukai gadis seperti ini" Rosie benar-benar terlihat menyesal saat Ia mengucapkan itu sampai-sampai Rose curiga kalau gadis itu memiliki skill ankting yang tinggi "Oh, jadi Kau menyesal karena telah jatuh cinta pada gadis sepertiku? I see"

Dan dengan itu, Rosie segera saja menarik tengkuk Rose hanya untuk menghajar mulut penuh kata-kata itu dengan ciumannya. Membuat Rose jadi memejamkan mata karena merasakan kenyal dan basah serta hangatnya bibir Rosie diantara bibirnya.

"Apa sekarang Kau akan menghentikan argumenmu itu?" gumam Rosie diantara tarikan bibir Rose dan Rose hanya terkekeh saja tanpa ingin melepaskan bibir mereka yang masih asik menarik satu sama lain. Saat Rosie mencoba untuk menjauhkan diri karena ketakutan akan kelakuan Rose yang sudah melewati batas, Rosie tidak berhasil melepaskan diri karena sekarang Ia mendapati kalau gadis tomboy itu sudah menindih tubuhnya di atas sofa.

Tidak ada yang bisa Rosie lakukan karena Ia sudah ikut terbakar oleh gairah, dan tidak ada siapa-siapa yang akan mengganggu mereka meskipun mereka akan melakukannya di depan tungku api yang menyala di tengah-tengah ruang keluarga karena keluarga Rosie sendiri tengah pergi tanpa menyadari kalau anak gadis mereka tengah diburu oleh Rose.


*-----*


          Tungku api sudah padam karena kayu bakar sudah habis terlahap oleh panasnya api yang sudah tidak menyala, dan Rose masih terpejam di sampingnya sambil memeluk tubuhnya erat-erat membuat Rosie jadi tersenyum karena Ia bisa melihat wajah kelelahan hasil keributan yang mereka lakukan tadi menjadi pemandangannya kali ini.

Kulit mereka masih bersentuhan satu sama lain dan Rosie tidak ingin bergerak meskipun sebenarnya Ia ingin kembali menyalakan tungku api karena suhu udara semakin turun. Jam menunjukkan pukul satu dini hari dan Rosie belum mengunci pintu rumahnya selepas Ia menerima Rose sebagai tamu.

Meskipun enggan untuk membangunkan Rose, gadis cantik itu tetap mengusap rahang tegas milik Rose dan membuat Rose jadi mengerjapkan mata "Hmmm?" sahutan yang dikeluarkan oleh Rose membuat Rosie jadi merasa bersalah karenanya.

"Aku perlu mengkunci pintu, bisa Kau melepaskan pelukanmu?" suara Rosie serak dan basah saat Ia berkata demikian membuat Rose jadi makin memeluknya erat dan mulai kembali menciumi leher jenjang Rosie meskipun gadis itu terlihat sangat mengantuk.

Perlakuan itu tentu saja membuat Rosie jadi terkekeh "Aku perlu mengkunci pintu, Rose ellen dix" dan Rose akhirnya melepaskan lilitan tangannya. Rosie berjalan cepat menuju pintu rumah karena Ia masih bertelanjang selepas melakukan hal tidak disangka tadi dengan Rose dan pemandangan itu membuat Rose terkekeh dalam tidurnya yang terganggu.

Setelah memastikan kalau semua jendela dan pintu rumahnya benar-benar terkunci, Rosie langsung kembali terduduk disamping Rose yang sedaritadi berusaha menahan kantuknya hanya untuk memastikan kalau Rosie kembali ke dalam pelukannya.

"Besok ada tes budaya dan sastra, Aku belum menghapal" celetuk Rose membuat Rosie jadi memutar bola mata karena sebal "Kau selalu berkata seperti itu kepadaku. Tapi tiba-tiba saja nilaimu mencapai angka Sembilan puluh. Ajaib" runtuk Rosie seraya memasukkan diri ke dalam selimut yang menutupi tubuh telanjang Rose.

Setelah membungkus Rosie diantara kedua lengannya, Rose segera saja mencium bibir gadis itu dan menggigitnya sampai Rosie mengaduh "Aku hanya takut kalau Kau bermain curang dalam tes perkuliahan. IPK mu berarti palsu semua" keukeuh Rosie karena Ia tidak bisa menerima kenyataan kalau Rose selalu berhasil di mata kuliah apapun meskipun gadis itu enggan untuk membuka buku dan menghapal untuk tesnya.

Rose menggedigkan bahu "Aku hanya menjawab sesuai dengan daya ingatku. Selama ini Aku tidak pernah menghapal bahkan meskipun akan diadakan tes besar-besaran" jawab Rose membuat Rosie semakin kesal saja "Baiklah, baiklah. Kau memang cerdas"

Jawaban bernada kesal yang di muntahkan oleh Rosie tentu saja membuat Rose jadi semakin ingin memanasinya "Apa Kau pernah gagal dalam tes dan mengulangnya kembali?" Rosie mengangguk dan segera memukul lengan Rose karena gadis tomboy itu tertawa keras.

Cemberut habis-habisan Rose malah menertawakan kelakuan Rosie dan membuat Rosie jadi ingin menendang wajah itu karena kesal "Ingin Ku ajarkan?" namun alih-alih mengejek kembali Rose justru berbaik hati dengan berusaha mengajarkan Rosie agar gadis itu tidak harus mengulang-ngulang tes yang sama karena gagal.

Rosie semangat sekali saat Ia mengangguk, namun ternyata Rose malah meringkukkan badannya untuk memeluk Rosie lebih dalam "Aku mengantuk. Bisa Kita belajar besok saja? Sekarang sudah hampir pukul dua pagi dan tadi Aku kelelahan berteriak karena Kau" tentu saja perkataan itu membuat Rosie terkekeh dan akhirnya menyerah karena Ia pun merasakan kelelahan yang sama.

*-----*

Riska Pramita Tobing.

Note: Follow all My social media. The link is gonna be in my profile. Please. 

double 'R' (Lesbian Series)#1 |COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang