Bab 32

54.8K 2K 35
                                    

Hoodie ditarik melindungi wajahnya . Pandangan serong orang sekeliling yang melihatnya tidak dihiraukan .

Malah dia makin berani memerhati dua figura yang sedang berbual di sebuah cafe . Anak mata jatuh pada tangan si lelaki yang memeluk mesra pinggang wanita yang disayanginya .

Dia sudah lama memerhati perkembangan dua manusia itu . Tetapi secara diam - diam . Dia tidak mahu sesiapa mengetahui rancangannya .

" Kau dah bazirkan banyak masa untuk tengok perempuan tu . What are you waiting for , Ed ? Go and get her. " bisik satu suara di sisinya .

Edward menjeling sekilas sebelum menyambung kembali perbuatannya yang terhenti dek teguran Alessa . Alessa mendengus .

" Kau tak perlu ceramahkan aku , Lessa . Aku tahu apa yang patut aku buat . Lagipun , kita kena ikut seperti apa yang kita rancang . " bidas Edward sambil mata galak mengikuti pergerakkan dua manusia itu .

Dua manusia yang dimaksudkan oleh Edward ialah Ashrell dan Dheya . Mereka berhenti berehat sebentar selepas mengambil Dheya di Hospital .

" Huh , dasar lelaki bodoh ! Ikut suka hati kaulah , Ed . I am done with you . Aku dah penat . Aku nak balik . " rungut Alessa pabila Edward mula meninggikan suara kepadanya .

Lengan lelaki itu ditarik mengikuti langkahnya masuk ke dalam kereta . Sudah dua jam , Edward menjadi spy tak berbayar dan yang paling menyakitkan dia terpaksa menemani lelaki separuh gila itu .

Edward tiada pilihan . Dia dengan terpaksa mengikuti langkah Alessa ke kereta yang diparking tidak jauh daripada Cafe itu . Mata sempat merenung wajah pujaan hati . Walau dari jarak yang jauh .

Sesampainya di kereta , Edward dengan kasar menepis pegangan Alessa di lengannya . Kunci kereta dikeluarkan dari kocek dan ditekan .

Pintu kereta terbuka dan dengan segera dia meloloskan diri masuk ke dalam . Alessa yang faham benar dengan amarah Edward hanya berdiam diri .

Enjin kereta dihidupkan dan pedal minyak ditekan . Tayar kereta dengan lajunya bergerak membelah jalan raya . Destinasi mereka adalah ke rumah agam Caleb .

Di sana , semua orang sudah menunggu kedatangan mereka berdua . Caleb yang baru selesai mandi turun ke tingkat bawah dengan mengenakan bathrobe .

Bodyguard yang mengawal pintu utama dengan pantas menundukkan kepala bagi menghormati kedatangan Edward dan Alessa . Mereka berdua bukan tetamu asing bagi rumah itu .

" Herm... Baru nampak muka korang berdua ? Pergi mana ? " soal Caleb mendatar sambil melabuhkan punggung di sofa .

Edward tidak menghiraukan pertanyaan sahabat baiknya malah dengan selamba mengatur langkah ke biliknya . Alessa yang melihat tingkah Edward mendecit kecil .

" You punk ! " Kata - kata carutan tidak pernah luntur dari bibirnya apabila bercakap dengan lelaki yang bernama Khaleef Edward . Perangai lelaki itu benar - benar menguji kesabarannya .

Edward membiarkan Alessa . Tangan diangkat dengan gaya ' Talk to my hand ' dan ditujukan kepada Alessa . Alessa menjerit kecil . Bantal sofa dicapai dan dibaling ke arah Edward .

" Hei ! Dah - dah . Aku tak nak kau orang berdua buat kecoh dekat rumah aku . Lessa , kau pergi mana ? " soal Caleb sekali lagi .

Alessa menjeling . " Teman jantan mental tu usya kekasih hati dia . "

Caleb yang mendengar membulatkan mata . Terus matanya merenung tajam Alessa bak seekor helang mencari mangsanya .

" Bodoh ! Yang kau biar dia pergi usya si Dheya tu apahal ? Kau tahu tak kes kita tak selesai lagi ! Kalau kena cekup macam mana ? Mampus kita nanti . " tengking Caleb dengan suara yang meninggi .

Isteri Encik Mafia [C]Where stories live. Discover now