“Apa—?”

“Apa-apaan kau?”

“Di pihak siapa kau sebenarnya, Berengsek?!”

Berbagai reaksi tak terima didapat Minsoo dari rekan-rekannya, tapi dia tetap menggertak, “Letakkan senjata kalian, kecuali kalian ingin tahu pendapat Choi Sooyoung mengenai buruannya yang tewas sebelum tertangkap.”

“Sialan.” Karena tak ada pilihan lagi, pria-pria itu pun turut menjatuhkan senjata mereka di hadapan Minsoo.

Selama itu Yujin mengerutkan kening kian tak tenang. Ditatapnya orang-orang Sooyoung, lalu berganti pada Minsoo dengan tatapan tajam waswas. Dia merasa risau dan curiga, di saat yang sama juga marah. “Apa yang akan kau inginkan?”

Minsoo dan Taehyung mencapai tepi dermaga. “Maaf, Nyonya,” kata pria tersebut, “tapi aku ingin putramu.”

Yujin seketika terbelalak mendengarnya. Tak jauh darinya, Jungkook juga berekspresi sama. “Tidak—tunggu!” kata Yujin. “Apa maksudmu?!”

“Lepaskan dia, Keparat!” Jungkook meraung dan mencoba bangkit sebisa mungkin. Belum sempat maju, kakinya keburu terpaku tepat saat Minsoo mengancam.

“Kau ingin melihat pacarmu mati?!”

Mau tak mau Jungkook tertahan. Dia mengepalkan tangannya hingga bergetar, matanya merah menatap penuh amarah, sementara dilihatnya sang kekasih tak kunjung mengangkat kepala—dia bertanya-tanya mengapa Taehyung tak melawan, sebab dia sendiri tak tahan karena tidak ada yang bisa diperbuatnya di sini selain menonton saja. Lalu, sedetik kemudian Jungkook semakin meradang tatkala melihat lebih jeli dan menyadari Taehyung menangis gemetaran.

“Apa yang akan kau lakukan padanya?” Yujin bertanya takut-takut. Nada bicaranya mulai terdengar memohon. “Aku akan berikan apa pun, tapi jangan sakiti Kim Taehyung—lepaskan dia, aku mohon.”

“Ini urusan pribadiku dengan Kim Taehyung,” Minsoo membalas, lalu lagi-lagi tertawa. “Dia akan pergi denganku.”

Bersamaan dengan itu Minsoo mulai berjalan di atas dok. Jungkook melihat sebuah kapal motor berada tak jauh dari sana dan dia punya firasat bahwa itulah tujuan Minsoo. Jadi saat laki-laki itu melangkah sekali lagi, spontan saja dia berseru “Tidak!”

Tahu-tahu Jungkook berlari dan Yujin tak sempat menghentikannya. Yujin hendak berteriak pada anak laki-laki tersebut untuk tidak gegabah atau melakukan hal-hal yang mungkin membahayakan Taehyung, tapi kemudian keadaan berubah dalam sekejap mata.

Tepat saat itu, sebuah peluru melesat dari belakang Minsoo tanpa peringatan, mengenainya sehingga seketika membuatnya limbung. “Argh!” Minsoo menggeram dan nyaris kehilangan pijakan. Mark yang melakukannya di perairan—dia dan rekannya—Jackson memegang kemudi kapal motor sedang dirinya fokus membidik selagi ombak mengombang-ambing.

Dua peluru lagi menyusul dalam hitungan per mili sekon. Taehyung pun terlepas. Tubuh Minsoo roboh lalu jatuh ke air dan tenggelam dalam buih menggelegak, sedangkan Taehyung ambruk di atas dok. Jungkook otomatis tiba tepat waktu untuk menghampirinya.

Orang-orang Sooyoung pun mengumpat melihat segala upaya mereka porak-poranda. Satu-satu dari mereka mulai mundur, dan kemudian bergegas hengkang. Salah seorang bermonolog, “Bang Minsoo sialan. Nyonya Choi tidak akan suka ini,” lalu berseru, “Mundur!”

Sementara itu Yujin tergopoh-gopoh bangkit, berusaha keras menyeret kakinya dengan terpincang. “Taehyung!” dia memanggil nama sang putra.

Di saat bersamaan Jungkook menggapai tubuh sang kekasih dan membawa ke pangkuannya. ”Kim Taehyung, buka matamu,” katanya sembari menepuk pipi Taehyung.

Unlimited | BTS KookV [COMPLETE]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें