✨ Another Step to You

Start from the beginning
                                    

"Aku tidak akan—"

"Kalau begitu, aku pamit. Daah, siswa baru!"

Jeongguk berdecak. Manusia yang seperti itu adalah manusia yang harus dikasihani karena berharap tinggi pada orang lain. Sudah ditolak pun, manusia yang seperti itu akan terus berharap dan berakhir dengan menyakiti perasaan mereka sendiri. Jeongguk benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran manusia, kenapa bisa ada yang sepolos dan sebodoh itu sih?

💫💫♠️💫💫

Bodohnya, Jeongguk justru berakhir mengintip di depan ruang latihan ekskul taekwondo. Ruangannya tidak cukup besar, tapi letaknya persis di sebelah gymnasium sekolah. Ia baru sempat memperhatikan mereka saling membungkuk memberi salam, karena Eunwoo tiba-tiba melirik ke arahnya dan wajah pria itu sangat sumringah.

"SISWA BARU! TERNYATA KAU—"

Jeongguk berbalik dan berjalan secepat mungkin ke arah berlawan dari gymnasium. Belum, ia belum memikirkan apakah ia harus kembali bergabung dengan taekwondo atau tidak. Alasan ia keluar ekskul tersebut saat SMP pun masih tersimpan jelas dalam memorinya.

Kebetulan sekali, Jeongguk kini berpapasan dengan Taehyung yang sedang berjalan terburu-buru ke arah sebaliknya. Ia tengah menunduk membetulkan badge OSIS di lengannya sampai tidak menyadari bahwa ada Jeongguk di depannya. Surai cokelat terang itu pun menabrak dada keras milik Jeongguk,  sementara sang pemilik hanya menyunggingkan senyum miring.

"Sakit..." Lirih Taehyung, tapi Jeongguk masih bisa mendengarnya. "O-oh Jeongguk."

"Kau yang menabrakku tahu."

"Maaf! Aku sedang terburu-buru."

Si surai cokelat terang itu sudah mulai berjalan lagi. Jeongguk hanya diam memperhatikan punggungnya yang menjauh. Tidak biasanya ketua OSIS itu berbicara sangat singkat dan meninggalkannya begini.

Ada sesuatu yang terjadi pada Taehyung. Jeongguk amat sangat tidak peduli. Seharusnya ia senang jika ada yang mengganggu Taehyung, tapi entah kenapa saat menyadari bahwa surai cokelat itu terlihat superlepek dari kejauhan dan seragamnya lebih menerawang dari biasanya, Jeongguk justru mengejarnya.

Tidak dengan berlari. Ia berjalan santai dengan kedua tangan dalam saku sementara matanya tetap terpaku pada sosok Taehyung yang kini menghilang ke belokkan toilet. Haruskah ia ikut masuk atau menunggunya saja di luar pintu? Ia memilih pilihan pertama.

"Apa ketua OSIS disini boleh berpenampilan layaknya tikus got?"

"Jika hanya ingin menghinaku, kau bisa keluar dari sini."

"Kenapa tidak kau saja yang keluar jika tidak ingin dihina olehku?"

"Jeon Jeongguk." Taehyung menghela nafas dan balas menatap Jeongguk dari cermin kamar mandi. "Tidak bisakkah hari ini kau tidak menggangguku?"

"Mengganggumu adalah bagian dari kebahagiaanku. Jadi, apakah kau sedang menyuruhku untuk tidak merasa bahagia?"

"Serius, Jeongguk? Kau mengganggu hidup orang lain dan jadi bahagia karenanya? Apa kau tidak memikirkan perasaanku?!"

Taehyung sedang tidak dalam mood untuk meladeni Jeongguk seperti biasanya. Ia sedang kalut dengan kejadian yang terjadi padanya hari ini. Rambutnya basah, bajunya basah, dan ia dipermalukan hanya karena rumor beredar yang entah berasal dari mana. Entah dari mulut siapa.

"Apa mereka semua tidak memikirkan perasaanku?"

Kaki Taehyung tidak lagi sekuat tadi. Kini ia merosot di sudut terkering kamar mandi dan menekuk kedua lututnya. Pandangan matanya kosong mengulang apa yang terjadi di kantin dua hari berturut-turut ini. Kemarin Jeongguk mengguyurnya dengan Jjangmyeon, lalu hari ini ada yang lain lagi.

Jeongguk yang ada di hadapannya mengerutkan kening sebelum menyandar di dinding bilik. Kedua tangannya dilipat di depan dada seperti biasanya. "Apa yang telah terjadi padamu sehingga berubah menjadi tikus got begini?"

"Jangan pura-pura tidak tahu, Jeongguk."

"Aku memang tidak tahu apa yang terjadi. Kau pikir kau ini tontonan televisi gratis yang dengan bangganya akan kutonton, hah?"

"Mereka—anak-anak populer itu—tahu bahwa aku bukan orang kaya."

"Lalu?"

"Mereka tahu jika rumahku berada di sudut kecil kota Seoul."

"Lalu?"

"Mereka mengatakan bahwa mereka tidak ingin dipimpin oleh manusia sepertiku. Mereka menyiramku dengan minuman termahal yang dijual di kantin sembari berkata, "Kuyakin harga minuman ini lebih mahal daripada harga sewa rumahmu, Taehyung."

Jeongguk meneguk ludahnya dengan lambat. Pria itu kemudian membuang pandangannya dari wajah Taehyung yang hampir menangis. Jika saja tadi ia datang ke kantin dan mengganggu Taehyung lebih dulu, pasti tidak akan berakhir seperti ini.

"—lalu ada satu kalimat yang begitu menohok hatiku. "Bagaimana bisa kau sekolah di tempat mahal ini? Apa kau menjual dirimu pada kepala sekolah? Atau pada anak kepala sekolah? Kau pasti pelacur 'kan?""

Suara isakkan terdengar dan wajah Taehyung sudah tenggelam dalam lipatan tangannya sendiri. Rasanya Jeongguk ingin marah pada mulut-mulut manusia yang kotor itu. Apa salahnya jika seseorang tidak semampu mereka dapat menjadi ketua OSIS? Apa salahnya jika punya rumah yang kecil? Dan apa pantas menyebut seseorang itu pelacur hanya karena ia bersekolah di tempat yang mahal meski tak punya banyak uang?

"Manusia-manusia itu sungguh menjijikkan." Ucap Jeongguk dengan gigi yang bergemeletuk.

Jeongguk tidak mengerti kenapa ia ingin membalas dendam pada mereka yang telah mengatai Taehyung. Pria itu sama sekali tidak bahagia mendengarnya. Kemarin ada foto yang menyebar, lalu sekarang info bahwa Taehyung bukan orang kaya. Sebenarnya, siapa yang menyebarkan semua itu? Apakah mereka orang yang sama? Lalu, apa tujuan mereka menghancurkan Kim Taehyung?

"Hei, Taehyung, apakah perlakuan seperti ini baru-baru saja terjadi padamu?"

"Apa maksudmu?"

"Apa..." Jeongguk tidak yakin. "Sebelum aku datang, kau sudah mengalami ini? Diganggu seperti ini?"

Sebuah gelengan singkat menjadi jawabannya. "Lalu, kapan tepatnya semua gangguan itu dimulai?"

"Setelah kau datang." Jawab Taehyung lesu. "Semuanya terjadi setelah aku bertemu denganmu, Jeon Jeongguk."

Kenapa terjadi lagi? Kenapa masalah selalu mengikutinya kemana pun dia melangkah pergi? Dan kali ini, apakah seseorang akan terseret ke dalam lubang dendam tak terselesaikan milik Jeongguk dan—

"Berganti bajulah. Hari ini aku akan mengantarmu bekerja."

💫💫♠️💫💫

Aku pengen publish buku lagi judulnya Words Untold tapi gatau enaknya kapan hehe

Young God(s) || KookV [ √ ]Where stories live. Discover now