📝 Chapter 1 📝

2.8K 141 102
                                    

~(Y/n) p.o.v~

Jadi seorang penulis plus bos dari sebuah kantor agensi bukan hal yang mudah. Ada saja hal-hal menjengkelkan tidak diinginkan terjadi. Entah masalah kantor, rumah, atau editor sialan yang menyebalkan.

Oh iya sebelum cuhatan ini berjalan lebih lanjut biar aku perkenalkan diriku. Namaku (Y/n) Akabane, sebelumnya (L/n). Aku berumur 25 tahun. Aku berstatus menikah. Suamiku Karma. Bekerja sebagai penulis dan agen mata-mata. Sudah menikah selama dua tahun. Aku kulian di Oxford, iya yang di Inggris itu, selama tiga tahun karena beasiswa. Mungkin cukup itu saja

Kembali lagi ke cuhatanku yang memiliki sejuta masalah menyebalkan.

Seharian ini aku dirundung masalah yang agak sepele tapi tetap saja membutuhkanku. Contohnya saja pagi tadi.

Aku bangun mendapati Karma yang sedang mengumpulkan nyawanya dari tidurnya, sebelum tidur kita melakukan olah raga malam, tentu saja ia capek.

Ketika ia menoleh kearahku aku hanya tersenyum lebar dan dia ikutan tersenyum sembari memberikan kecupan hangat dipagi hari. Setelah yakin nyawanya terkumpul dia beranjak dari ranjang dan pergi ke kamar mandi untuk bersiap. Aku sendiri bangkit dari ranjang dan menyiapkan baju untuk Karma. Kemeja biru merah polos kesayangannya, blezer coklat burgundy, celana kainnya, serta sepatu kulit Oxford [a/n: kalo lw gak percaya cari di gugel]

Setelah semuanya siap aku memebreskan kamar dan memdadak aku mendapatkan telepon. Dahiku berkerut, bajingan mana yang meneloponku di pagi hari jam 6 ini. Tanpa melihat IDnya aku langsung mengangkat

"Ms. (Y/n) disini" balsan rutinku setiap ada yang menelopon

"KYA!!!! (Y/N)!!!! LAMA GAK KETEMU!!! NGOBROL YOK!!!" suara bak toa menjerit di telingaku

"Berisik ae lw. Kenapa kok dadakan?" Tanyku menatap rak buku yang ada di sebelah lemari baju

"Hehehe gak apa-apa. Kangen ae, jadi... gimana lw dan suamimu?" Tanyanya dengan nada jahil menjengkelkan

"Kalau kau hanya ingin menggangu kita ketemu minggu depan. Tidak ada bantahan dan penolakan, trims aku tutup. Bye!"

Tanpa menunggu manusia disebrang sana menjawab aku sudah menutup telepon sepihak

"Siapa, kok heboh banget?" Suara kalem bertanya

"Biasa orang gila yang hobinya ngeganggu orang" kataku masih memperhatikan rak buku baru menoleh kearah Karma yang barusan bertanya. Hanya menggunakan boxer dan handuk yang ia gantung dipundaknya. Bahkan ketika sudah terbiasa dengan pandangan ini masih saja merasa malu

"Oh kirain ada bom mau meledak~" bahkan setelah umurnya 25 tahunpun jahilnya gak hilang nih anak

"Mati sana" jawabku sewot

"Kalau mati nanti kamu sendori lho...~" balasnya menghampiriku

"Bacod ah" kataku

"Tapi kamu cintakan~?" tanyanya ketika beberapa langkah lagi ia sampai di hadapanku

"Gak sudi" balasku yang niatannya bercanda

Karma bersedekap secara dramatis, meletakan tanganya di dada dan menunjukan ekspersi terluka berlebihan. Suamiku ini benar-benar dramatisir kadang-kadang "Aku sakit hati dikala mendengar istruku berkata seperti itu. Padahal kita udah pacaran dari umur 14 sampai 21 tunangan dari selama setahun dan sudah dua tahun menikah. Sungguh benar-benar menyakitkan" katanya dengan nada lebay menyebalkan

"Apa-apaan lw? Tiba-tiba sok melakonis, sakit jiwa kali" kataku sebari memberi tampang penasaran membuat Karma menatapku datar

"Gw gak sakit, apa lagi sakit jiwa" balasnya dengan muka masam

Karma's Wife (Karma Akabane X Reader) One-shotWhere stories live. Discover now