Part 4

32 4 0
                                    

"Tadi aku kerja kelompok dirumahnya Rivaldi."
"Oh ya? Terus-terus?"
"Ya ngga terus-terus lah."
"Ihh Sya serius, aku kepo nih."

"Huft... Talia sama Rivaldi sahabatan dari kecil, dulu rumah mereka tetanggaan. Terus kata Laras ada rumor mereka dijodohin sama kedua orang tua mereka."

"Hah? Yang bener?"

"Aku juga gak tau itu kata Laras."

"Udah Sya jangan terlalu percaya itu kan masih katanya."

"Tapi Aya kemarin aku lihat Talia sama ibunya Rivaldi deket banget."

"Positif thinking aja Sya."

"Hhh... Mungkin emang aku gak ada kesempatan Aya."

"Meysya-"

"Aya aku tutup dulu ya teleponnya aku dipanggil sama bunda, bye Assalamualaikum."

Meysya langsung mengakhiri panggilan tanpa mendengar jawaban dari Cahya. Meysya menghela nafas, ia tidak perduli jika terlalu banyak melakukan hal itu yang konon katanya akan mengurangi kebahagiaannya. Karena memang saat ini ia sedang sedih.

"Lebih baik aku mandi, mungkin dengan mandi bisa menjernihkan pikiran."

Meysya beranjak dari tempat tidurnya lalu berjalan masuk ke kamar mandi.

---

Keesokan harinya...

Meysya memasuki kelasnya, langkahnya terhenti di ambang pintu ketika melihat pemandangan di hadapannya. Ia menghela nafas sejenak lalu kembali melanjutkan langkahnya. Kalian ingin tahu apa yang Meysya lihat? Dia melihat Rivaldi dan Talia yang duduk berduaan di tempat duduknya Talia, dan mereka terlihat sangat dekat sekali. Sungguh pemandangan yang membuat dada Meysya terasa sesak, ia tak mengerti kenapa rasa sesak itu muncul. Meysya duduk di kursi, ia menelungkup kan kepalanya yang entah kenapa tiba-tiba terasa sedikit sakit di atas meja dengan berbantalkan lengannya.

"Meysya," ucap Cahya.

"Hm" Meysya hanya menanggapi dengan gumaman.

"Lo kenapa? Sakit?"

"Nggak Aya aku baik-baik aja." Meysya menegakkan tubuhnya lalu menatap Cahya sambil tersenyum.

Cahya yang tidak percaya dengan ucapan Meysya mengarahkan telapak tangannya ke kening Meysya.

"Ya ampun Sya tubuh kamu panas, lebih baik kita ke UKS aja," ucap Cahya khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.

"Nggak Aya aku baik-baik aja, gak perlu ke UKS. Kalo ada guru bangunin aku ya." Meysya kembali menelungkup kan kepalanya di atas meja.

Cahya tidak bisa berbuat banyak, ia tidak bisa memaksa sahabatnya itu untuk menuruti perkataannya. Cahya tahu sahabatnya seperti ini karena sesuatu hal yang tidak ia ketahui.

Bel masuk berbunyi, setelah beberapa saat seorang guru memasuki kelas. Jam pelajaran pertama adalah Kimia.

"Sya bangun ada Bu Novi." Cahya membangunkan Meysya, dan Meysya pun bangun.
"Assalamualaikum," ucap bu Novi.

"Waalaikumsalam Bu," jawab semua murid.

"Hari ini kita akan belajar tentang sifat koligatif larutan. Sebelumnya ada yang tahu apa itu sifat koligatif?" tanya Bu Novi.

Rivaldi mengangkat tangannya.

"Ya kamu rivaldi."

"Sifat koligatif adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi bergantung pada kuantitas zat terlarut di dalam larutan."

The JourneyWhere stories live. Discover now