11. The Deal

274 26 19
                                    

"Elle?"

Justin memasuk apartemennya sembari melepas jaketnya dan meletakkannya sembarangan di atas sofa. Pria itu melangkah semakin dalam, mencari keberadaan Elle. Justin menemukan Elle tengah menutup pintu balkon dan berjalan ke arah tempat tidur. Sesaat setelah melihat keberadaan Justin, Elle bergegas memasuki kamar mandi. Namun cekalan tangan Justin pada pergelangan tangan Elle terlebih dahulu membuat Elle menghentikan langkahnya.

"We need to talk." Justin berdiri tepat satu langkah di depan Elle, membuat gadis itu menundukkan wajahnya untuk menghindari kontak mata dengan Justin. Dengan penuh kelembutan, Justin menangkup sisi wajah Elle dan mengangkatnya perlahan. "Tell me, what's wrong with you?" lanjut Justin sembari menghantaran kehangatan melalui sentuhannya pada pipi Elle.

"Nothing." Elle melepas tangan Justin dari wajahnya, berniat melangkah menjauhi Justin. Namun lagi, Justin terlebih dahulu menahan gadis itu untuk pergi. Pria itu merengkuh Elle ke dalam pelukannya, mendekap gadis itu erat. Elle menahan napasnya dan mencoba mengendalikan debar janjungnya. Ini adalah pelukan yang entah keberapa ratus kalinya. Namun entah kenapa, Elle masih saja merasakan debaran dalam dadanya.

"Did I do something wrong, Elle? Tell me, please tell me. Don't be quiet as if I'm guilty," bisik Justin sembari tetap memeluk Elle. Pria itu mengecup puncak kepala Elle sekali dan mengeratkan pelukannya.

"I said, nothing." Elle mendorong dada Justin, membuat pelukan pria itu seketika terlepas. Justin menatap Elle dengan raut wajah seakan tak percaya. "I'm just tired, okay?"

"Jika kau terus bungkam, aku tak tahu apa yang membuatmu marah Elle. Aku tahu kau tidak hanya sedang lelah, kau juga marah. Jadi beritahu aku apa yang membuatmu marah." Entah karena emosinya yang kian memuncak akibat apa yang Elle lakukan tadi, Justin kini mencengkeram pergelangan tangan Elle dengan terlalu kuat, hingga Elle sempat merintih pelan.

"Let go off of me."

"Never. I'm not letting you go until you said the truth," kata Justin dengan semakin mencengkeram kuat pergelangan tangan Elle.

"Justin-"

"Tell me." Justin melangkah ke depan sekali, membuat jarah di antara mereka seketika terbunuh.

"Just-"

"Tell me, now!"

"Cause you're fucking hugged her! You looked at her like you're in love with her! Like you're forgot everything... about me."

Justin perlahan melepaskan cengkeraman tangannya pada pergelangan tangan Elle. "Her?"

"Becca."

"Tunggu. Bagaimana kau-"

"Aku pulang ke apartemenku malam ini," potong Elle yang kini melangkah menjauhi Justin. Pria itu berniat menyusul langkah Elle tatkala tiba-tiba gadis itu berhenti berjalan. "Aku hanya sedikit cemburu, Justin. Kau tak perlu mengkhawatirkanku. Aku akan kesini, mungkin beberapa hari lagi. Kumohon jangan temui aku dulu."

"Elle, dia hanya muridku. Dan aku hanya menghiburnya saja karena dia dalam keadaan yang tidak baik." Justin menatap punggung Elle dengan penuh harap agar punggung itu berbalik.

"Aku pun sedang dalam keadaan yang tidak baik, Justin. Jadi tolong bantu aku dengan tidak menemuiku selama beberapa hari." Elle mulai melangkah lagi, membuat Justin kali ini tak bisa menahan dirinya untuk tidak menyusul gadis itu.

"Elle-"

"Please." Satu kata bernada sendu itu membuat langkah Justin terhenti sepenuhnya. Pria itu membiarkan tubuh Elle melewati pintu, kemudian menghilang dari pandangannya. Justin ingin berteriak, Justin ingin meluapkan kemarahannya saat ini juga. Namun entah apa yang terjadi dalam dirinya, Justin hanya bisa terpaku di tengah ruangan, berusaha menghirup seluruh aroma tubuh Elle yang masih tertinggal.

My Unwanted TeacherWhere stories live. Discover now