8. Darkness

273 29 21
                                    

"Jadi, aku ini yang simpananmu dan dia adalah kekasihmu yang sebenarnya?!"

"Tidak, Elle! Aku berani bersumpah kalau gadis itu hanya mengada-ada!"

"Aku tidak percaya padamu lagi, Justin! I'm done with you!"

Suara langkah kaki terdengar dari balik pintu apartemen Justin, yang menandakan bahwa seseorang baru saja pergi. Itu Becca. Sejenak setelah suara itu menghilang, tawa Justin dan Elle mengisi setiap sudut ruangan. Namun itu tak lama, karena Elle segera menempelkan jari telunjuknya tepat di depan bibirnya dan bibir Justin. Elle khawatir jika Becca masih di depan pintu untuk menguping pertengkaran mereka.

"You," ucap Justin di sela-sela sisa tawanya, "really have a pretty brain."

Elle tersenyum lantas kembali memasuki kamar mandi. Tadi ia belum sempat memakai dalaman—meski sudah mengenakan kemeja kebesaran milik Justin—karena harus terlebih dahulu memerankan aktingnya. Gadis itu tahu Becca tengah merencanakan sesuatu untuk merusak hubungannya dengan Justin. Karena itu Elle langsung mengedipkan mata pada Justin sebelum kemudian menarik selimut yang membungkus tubuhnya dan Justin.

Dan ternyata dugaan Elle memang benar, karena setelah Elle memaki Justin, Becca langsung pergi.

"Kukira kau akan marah dan benar-benar memutus hubungan kita." Elle yang baru saja keluar dari kamar mandi itu menoleh, memasang senyum yang ditujukan kepada kekasihnya yang kini berada di atas ranjang hanya dengan menggunakan bokser. Selalu mempesona, batin Elle.

"Aku tidak sedangkal itu." Elle menyubstitusi senyum tulusnya dengan senyum meremehkan. "Setidaknya Becca menganggap kita putus sekarang. Jadi dia tidak perlu repot-repot datang pada saat-saat yang... tidak tepat." Elle tak bisa menyembunyikan kikikannya.

"Beruntung aku cepat menangkap kode yang kau berikan. Bila tidak—"

"Becca bisa mendapatkan pemandangan gratis darimu," ucap Elle, lantas tertawa. Justin memutar bola matanya dan bangkit dari posisi tidurnya. Pria itu kemudian merangkul bahu Elle, membuat Elle mengerutkan alisnya.

"Lets have a bath together?" Justin menyeringai.

"Your Mom loves her." Kini giliran Justin yang mengerutkan alisnya. Justin tak bisa menemukan semburat merah saat ia menggoda Elle seperti biasanya. Pernyataan Elle barusan membuat Justin tahu kalau gadis itu khawatir.

"I don't care and I love you," bisik Justin seraya menenggelamkan tubuh mungil Elle dalam rengkuhannya. Elle tak bisa melakukan apapun selain balas memeluk pria itu. Meski begitu, sesuatu dalam hatinya tetap merasakan keganjilan di antara mereka.

No, you do care. You just don't know that you start falling to her.

Tidak, Elle tidak benar-benar mengatakan itu. Dua kalimat itu hanya mampu gadis itu ucapkan dalam hatinya. Meski sulit untuk menerima, Elle tahu ada bagian yang retak di dalam hati Justin. Dan bagian itu adalah bagian di mana Justin menyimpan perasaan untuknya. Dengan kata lain, Justin mulai meruntuhkah sendiri perasaan cintanya untuk Elle.

⸙⸙⸙

Hari ini Becca seharusnya berada di kelas bersama teman-temannya untuk mendengarkan guru-guru mereka yang memberi penjelasan di depan kelas. Namun sepertinya, mal lebih menarik daripada apapun saat ini. Dengan tanpa rasa bersalah, Becca membolos untuk menemukan sepatu limited edition yang sudah menjadi incarannya beberapa minggu yang lalu, sejak sepatu itu dikabarkan akan diluncurkan hari ini. Gadis itu sebenarnya sudah mengajak Scarlett, tapi entah kenapa Scarlett sepertinya sedang tidak berada dalam mood membolos. Jadilah gadis itu pergi ke mal sendirian.

My Unwanted TeacherWhere stories live. Discover now