Chapter 20 : Lagu Untuk Kita?

18.3K 2.4K 228
                                    

Chapter 20

Rafa memang luar biasa. Selama dua hari belakangan, aku memikirkan cara untuk menghadapi cowok itu ketika bertemu dengannya di kelas. Segala macam skenario sudah terancang di otakku, bagaimana harusnya aku bersikap padanya setelah pernyataan tersebut. Namun, tenaga yang kuhabiskan untuk berpikir tampaknya berakhir sia-sia karena ketika aku bertatap muka dengannya lagi setelah kejadian malam itu, Rafa bertingkah biasa saja. Sama halnya seperti hari-hari sebelumnya. Kenyataan itu membuatku sempat berpikir kalau percakapan kami di mobil waktu itu hanyalah sebuah mimpi yang kualami sendiri.

Rafa tetaplah Rafa. Dia menebar senyum ramah yang manis. Dia bertanya mengenai persiapanku mengenai UTS Seni Budaya besok dengan santai. Tingkahnya benar-benar normal. Mau tak mau, aku mengimbangi segala kenormalan tersebut, seakan pernyataannya waktu itu juga tidak memberi pengaruh besar buatku.

Jam pelajaran kimia hari ini dihabiskan dengan mengisi soal-soal UTS berjumlah sepuluh butir yang diberikan Pak Lukman, guru kimia di kelasku. Setelah bel pergantian pelajaran berbunyi dan Pak Lukman keluar ruangan sambil membawa hasil pekerjaan kami, suasana kelas mendadak ribut karena anak anak sibuk membahas jawaban yang benar atas soal-soal yang kami kerjakan tadi.

Berbeda denganku yang memilih untuk mengeluarkan ponselku, mengecek notifikasi yang masuk. Aku terlalu malas ikut bergabung membahas ujian yang jelas sudah lewat.

Ada pesan dari Mama yang mengatakan bahwa dia baru saja mentransfer sejumlah uang untuk keperluanku. Aku membalasnya dengan kata-kata terimakasih yang standar. Selebihnya, tak ada pesan penting.

Aku beralih ke aplikasi YouTube. Mencari video cover lagu Perfect milik Ed Sheraan versi akustik. Setelah menemukannya, kusumpal telingaku dengan earphone yang telah tersambung di ponselku. Suara merdu cewek dan petikan gitar pun langsung mengalun indah.

I found a love for me
Darling just dive right in
And follow my lead
Well I found a girl beautiful and sweet
I never knew you were the someone waiting for me

Sebenarnya lagu ini bagus, nadanya pun enak didengar. Namun saking populernya, lagu ini jadi diputar dimana-dimana. Sejujurnya aku jadi bosan mendengarnya. Apalagi akhir-akhir ini aku selalu menyetel lagu ini karena mempelajari chord gitarnya.

Kurasakan earphone di telinga kiriku terlepas. Aku menoleh. Arka mengambil tempat duduk di sampingku sambil memasang sebelah earphone tersebut ke telinganya dengan raut tanpa dosa.

"Wow," itu kata pertama yang keluar dari bibirnya ketika mendengar lagu yang sedang berputar di ponselku. "Perasaan waktu gue mau nyanyi lagu ini pas kita video call lo nolak karena bosen dengernya, ya nggak?"

"Astaga, inget aja lo. Padahal terakhir kali kita video call-an udah lama banget. Sebulan atau dua bulan yang lalu."

Arka mencibir. "Lo sih udah sombong sekarang."

"Bukannya sombong. Gue sadar aja ngapain video call-an sama lo malem-malem, buang-buang kuota doang. Lo juga ngomongnya ngalur ngidul nggak jelas."

"Anggap aja gue lagi ngedongeng biar lo cepet tidur," balas Arka sambil tersenyum geli.

Aku cuma menyeringai kecil.

"Ganti lagu aja, Ge. Jangan terlalu romantis, eneg dengernya."

"Ih, gue nggak sembarang denger doang, gue lagi belajar tau. Besok kan UTS Seni Budaya."

"Lo bakal bawain lagu ini?" tanya Arka dengan raut tak percaya.

"Ho-oh. Rafa ngajarin lagu ini. Katanya chord-nya terbilang mudah dan cocok buat pemula kayak gue."

Just a Friend to You Where stories live. Discover now