Chapter 16 : Lebih Dari Teman?

15.2K 2.3K 232
                                    

Ketemu lagi sama Gea, yey!!
Alhamdulillah bisa update cepet :)
Semoga nggak mengecewakan.

Selamat membaca!❤️

***

Chapter 16

"Lagi ngapain, Ge?" Pertanyaan itu asalnya dari Kak Adri yang baru saja melangkahkan kaki di kamarku.

Aku yang sedang sibuk mengobrak-abrik isi lemari menatapnya sekilas. Perempuan langsing yang usianya terpaut dua tahun dariku itu berdiri di dekat meja hias samping pintu sambil membawa piring. Dari yang tertangkap di indera pengelihatanku, di atas piring itu terdapat potongan buah yang tidak kutahu dengan pasti apa jenisnya.

"Cari baju."

"Buat?" Kusadari, Kak Adri sudah mendekat ke arahku. Dia duduk di tepi ranjang sambil mengamatiku yang berdiri di depannya.

"Jess bentar lagi ultah, Kak. Ada pesta di rumahnya, dan gue diundang," jelasku sambil memandang putus asa isi lemariku. Heran, dari sebanyak pakaian di dalam benda raksasa ini, tak ada satu pun gaun atau dress yang tampak cocok bila dikenakan ke pesta Jess nanti.

Menyadari ekspresi tak bersemangatku, Kak Adri menimpali, "Beli baju baru aja Ge, kemarin gue liat di mall banyak dress dan gaun semiformal yang lucu-lucu."

"Kak Adri mau temenin? You know, gue payah kalau disuruh pilih baju yang kesannya feminin gitu."

"Ultahnya emangnya kapan?"

"Sabtu ini."

"Masih ada tiga hari lagi. Besok deh abis gue pulang kuliah kita cari baju."

"Oke sip deh," balasku sambil menjatuhkan bokongku ke sampingnya. Aku melirik piring di tangannya.

"Melon, ya?" tanyaku. Dia mengangguk. Aku mencomot potongan kecil melon dan melahapnya tanpa jaim.

"Bareng siapa lo ke pesta Jess? Arka?" tanya Kak Adri.

Aku menjatuhkan tubuhku ke ranjang. Mataku menatap langit-langit kamar, kemudian kekehan pelan keluar dari mulutku. "Enggaklah, Kak. Ya kali."

"Lho? Kenapa enggak? Biasanya lo bareng dia terus kan." Kak Adri memandangku bingung.

"Masa dia ngajak cewek lain di ultah pacarnya. Nggak masuk akal," balasku santai.

"What?!" Kak Adri memelotot kaget. "Arka pacaran sama Jess?!"

"Yup!"

"Sejak kapan?"

"Mmm... sejak dua bulan lalu mungkin. Lupa juga sih gue."

"Ge, Jess salah satu sahabat lo juga, kan?"

"Yup!"

"Kok bisa-bisanya Arka macarin dia?!" Nada suara Kak Adri terdengar tak terima.

Aku memutar kepalaku, menoleh ke cewek bermata sipit itu dengan raut geli. "Ya bisa, lah, Kak. Mereka sama-sama normal."

Kak Adri berdecak. "Gini, ya, Ge, apa Arka nggak ada rasa nggak nyaman gitu deket sama sahabat lo sendiri? Atau Jess gitu yang ngerasa nggak nyaman?"

Just a Friend to You Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz