Part 17

39.5K 4K 38
                                    

Author POV

       Kharel tiba di tempat insiden itu terjadi, sudah ada para tim kepolisian, penyelamat dan medis. Mereka semua tampak sibuk. Tanpa semua orang duga, Kharel ikut andil dalam penyelamatan Arely. Kharel ikut turun ke dasar jurang dengan tubuhnya yang dikaitkan dengan tali yang sangat kuat dari atas helikopter. Kharel mengangkat kepala Arely dan memeluknya erat-erat. Bahkan Kharel menangis disana. Kharel mengangkat tubuh Arely dan membiarkan tim memasang pengaman pada tubuh Arely. Tubuh Arely yang tidak berdaya itu naik ke atas dalam pelukan Kharel.

Ketika Arely dan Anson di bawa ke rumah sakit, Kharel berlari menghampiri Lanza dan mencekiknya kuat-kuat. Ia tidak rela jika akan kehilangan Arely, apalagi melihat perut Arely yang terluka. Kalau saja tidak ada orang-orang yang memaksa Kharel untuk berhenti saat ia mencekik Lanza, pasti wanita keji itu sudah mati.

Pria itu duduk dengan perasaan yang sangat gelisah. Sesekali ia menatap lampu yang berada di atas pintu ruang operasi. Ada seorang wanita sedang berjuang antara hidup atau mati di dalam sana. Kharel tampak berantakan, ada banyak noda darah di kemejanya.

Ya Tuhan, jika aku harus kehilangan bayiku, aku akan merelakannya. Tapi ku mohon jangan ambil Arely dariku. Sudah cukup aku kehilangan Mom and Dad. Kharel membatin.

"Kharel!" Kharel menoleh.

Hans berlari mendekati Kharel lalu menarik kerahnya hingga berdiri, "Apa yang terjadi dengan adikku?! Tidak cukupkah kau menyakiti Arely?! Dasar pria brengsek!!"

BUGGG!!!

Pukulan keras di dapati Kharel dari Hans. Sudut bibirnya mengelurakan darah. Hans tampak begitu marah. Kharel membalasnya dengan cara yang elegan. Ia menurunkan tangan Hans darinya dengan pelan, lalu tersenyum.

"Untuk apa aku mencelakai wanita yang mengandung anakku? Malaikat kecil yang aku harapkan," kata Kharel.

Hans terkejut, dari mana pria ini tahu? Batinnya.

Kharel tersenyum kecut, "Kau pikir, kau bisa menyembunyikan Arely dariku? Kau pikir, aku tidak akan pernah tahu kehamilannya?"

Hans diam.

"Aku tahu, Arely menikah dengan Anson. Tapi aku tidak sedikitpun merusak kebahagiaan mereka bukan?" kata Kharel.

"Tapi kau pasti mengawasinya!" balas Hans.

"Mengawasi tidak selamanya akan mengacaukan," balas Kharel. "Aku hanya ingin memastikan Arely dan anakku baik-baik saja."

Hans tersenyum sinis, "Jika saja aku tahu dari awal kau menargetkan Arely sebagai korbanmu, aku tidak akan mengizinkanmu berkenalan atau bahkan menunjukan siapa adikku. Kau mengancamnya, menculiknya dan membuatnya mengatakan keputusan yang menghancurkan hidupnya! Kau sengaja menghamilinya. Arely dengar pembicaraanmu dengan Efrain."

Hans kembali mencekal kerah kemeja Kharel, "Kenapa kau selicik ini?!"

"KARENA AKU MENCINTAINYA!" sambar Kharel dengan suara lantang.

Hans terkejut dan menatap tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

"Kau puas mendengarnya? Ini bukan waktunya kau menghinaku!" geram Kharel dan mendorong Hans.

Keadaan ini telah mendesak Kharel untuk mengakui perasaannya. Kharel baru menyadari jika perasaannya bukan sebatas rasa tertarik saja. Ada cinta yang tumbuh tanpa Kharel sadari.

"Aku kira, perasaan ini hanya semu. Arely berhasil menaklukanku. Dan Apa aku salah mencintainya?" gumam Kharel yang duduk agak jauh dari Hans.

Hans menghela nafas berat dan menatap pintu operasi, "Aku masih tidak mengerti mengapa kau menjebaknya."

"Aku berpikir, jika aku membuatnya hamil, aku bisa menariknya dalam sebuah ikatan resmi dan dia tidak bisa pergi dariku. Aku mengabaikan perjanjiannya, bila Arely akan bebas ketika dia terbukti benar," jelas Kharel.

Kharel menghela nafas, "Seandainya waktu bisa terulang, aku akan menolak keputusannya dan memilih mengurungnya sampai aku bisa menaklukannya. Tapi rencanaku justru berbalik padaku. Dialah yang berhasil menaklukkanku dan menghancurkanku."

Hans tercenung dan mencoba untuk mengerti. Hans beranjak dan mendekati  Kharel lalu menepuk bahunya secara jantan.

"Jelaskan itu nanti pada Arely. Kalau memang kau benar mencintainya, tetaplah bertahan. Buktikan itu padanya, padaku dan keluargaku. Dia telah kehilangan Anson, suaminya. Pasti dia sangat terpukul," kata Hans.

Kharel menghela nafas gusar, "Dia juga kehilangan bayinya, wanita keji itu telah membunuh bayi kami."

"Apa?" Hans terkejut.

"Perut Arely terluka. Darahnya sangat banyak. Lihat kemejaku ini," kata Kharel dengan mata berkaca-kaca.

Hans tidak tahu insiden itu, ia datang ke rumah sakit karena mendapat telpon dari Kharel.

"Kau bisa menanyakan insidennya pada pihak kepolisian atau Arely langsung bila kau masih tidak percaya," Kharel tersenyum getir.

Kharel meminta kepada Tuhan untuk keselamatan Arely. Dia berjanji, jika Tuhan mengabulkan doanya, dia menerima apapun yang akan terjadi selanjutnya.

Yaritza melangkah dengan gontai melewati lorong rumah sakit, Alisha berada di sampingnya untuk merangkul wanita paruhbaya itu. Alisha tadi menjemput Yaritza dikamar jenazah. Francis sendiri berada di Milan. Yaritza sangat terpukul atas apa yang terjadi hari ini, terlebih seorang Ibu itu yang kehilangan anak satu-satunya. Ia telah kehilangan suaminya sejak dua tahun yang lalu dan kini Anson telah ikut pergi jauh. Yang hanya dipunyanya sekarang adalah keluarga Frederick.

"Bagaimana operasi isteri anakku, Alisha?" tanya Yaritza dengan suara pelan.

Alisha menghela nafas, "Operasinya berjalan lancar, Ibu. Hanya saja kondisi Arely sekarang koma. Hans dan Kharel ada disana, untuk menjaganya."

Yaritza menghentikan langkah kakinya, "Kharel? Bukankah dia pria yang telah menghamili Arely?"

"Pasti dia yang menyebabkan insiden ini!" Yaritza terlihat sangat marah.

Alisha menggeleng, "Bukan dia, Ibu! Dialah yang telah membantu tim penyelamat mengangkat tubuh Arely dari dasar jurang. Dia juga yang menelpon tim medis untuk membawa Anson dan Arely ke rumah sakit."

Alisha sudah mengetahuinya lantaran Hans, suaminya itu telah menceritakan insidennya saat Hans sendiri sudah mendengar ceritanya dari polisi. Hans juga sudah melihat wanita yang keji itu, wanita yang telah membunuh Anson juga bayinya dan mencelakai Arely.

*******

👉 Please, give me vote and comment 👈

PuspitaRatnawati

20 Agustus 2018

(19:50)

*_ _NEXT TO PART 18_ _*

BOYKILLER Vs LADYKILLERWhere stories live. Discover now